Bab 10

1.7K 208 59
                                        

- Ruang Game Royal One -

Keringat dingin terus bercucuran di seluruh wajah Naru yang panik secara internal.

"Mau di putar berapa kalipun lagu ini sangat nyaman didengar" Lied bersenandung ringan.

Belakangan ini lagu Naru telah menjadi hype selama beberapa hari yang lalu, Lied telah menyetel musiknya ke sound speaker.

Itu sebabnya Naru sangat panik mendengar nyanyiannya sendiri di siarkan di ruangan ini. Semua orang tidak menyadari reaksi gelisah Naru tapi Purson dan Agares mengetahui apa yang terjadi padanya, memilih pura pura ga lihat.

Caim dan gaemon meski tidak mengerti musik tetap mengangguk setuju apa yang dikatakan Lied.

Jazz sibuk menggulir ponselnya, iruma bergoyang-goyang kanan kiri beriringan dengan musik, asmodeus senang melihat iruma dalam suasana bagus.

Purson bersembunyi ke sudut, Naru masih tidak mengerti mengapa Purson masih tetap bersembunyi meski ikut ngumpul bersama yang lain.

Agares? Ya dia selalu berada di dekat Naru, setia tidur di pangkuannya. Seperti biasa.

"Oh iya Naru, ayahku juga menyetel rekaman ini di gereja dan memutarnya berulang kali, dia mengatakan lagu ini telah menyucikannya" Agares mengigau sambil mengup.

Naru merasa ngeri, menatap kebawah dimana wajah Agares yang berada di pangkuannya terlihat mengantuk dan bersiap siap tidur, Omong kosong apa?

Naru tidak tau mengapa lagunya telah tersebar, dan bagaimana ini bisa terekam?

Dia memperhatikan reaksi teman-teman sekelasnya  tampaknya belum menyadari siapa pemilik suara ini.

Itu bagus bahwa mereka tidak mengetahuinya.

"Ngomong ngomong ayahmu itu uskup agung dari gereja dewi kelahiran bukan?" Lied yang duduk diatas meja bertanya, tampaknya dia tidak menyadari perkataan Agares yang agak ambigu. Dia begitu sibuk mengacak ngacak bulu Caim.

"Iya" agares jawab cepat sebelum pergi tidur lagi.

"Keluarga gaap juga mengikuti kuil dewa angin." Caim menoleh kearah gaap yang langsung mengangguk.

Gaap tersenyum, menggaruk pipinya malu malu, "aku selalu rajin beribadah dan memberi persembahan pada dewa angin kami"

"Kudengar keluarga sabro mengikuti dewa petir" tambah jazz.

"Ya aku juga dengar begitu katanya" caim mengangguk.

Disini sekarang Naru sedang mengikuti pesta kumpulan rahasia antar laki laki usai ujian tes, ini hari bebas di sekolah.

Para gadis berkumpul dengan caranya sendiri berbagi kisah cinta asrama, dengan tambahan gadis lain. Azazel Ameri.

Sedangkan para laki laki dan apa yang sedang mereka bahas? membahas dewa? Yang benar saja.

Sialan..

Meskipun hal baik mereka mengganti topik, tidak mencaritahu atau membicarakan siapa pemilik asli lagu ini. Dan dari segala banyaknya topik, kenapa harus tentang dewa?

Naru sedang dalam suasana buruk setelah mendengar samar samar situasinya dari haku tentang beberapa dewa yang campur tangan terkait transmigrasinya.

Sudah cukup muak betapa lelahnya dia berurusan dengan para bajingan dewa tersegel dan dewa kematian yang mencurigakan sebelumnya, sekarang ada tambahan beberapa dewa yang turun tangan tentang transmigrasinya kali ini.

Itu membuat Naru ingin menendang pantat mereka satu per satu.

Membuatnya tidak bisa berhenti berpikir dan khawatir akan kehidupan damai nya akan terganggu lagi, aigoo.. setelah mati dan selesai dengan masalah dunia lamanya biarkan dia beristirahat dengan benar.

Go To Demon School Donde viven las historias. Descúbrelo ahora