3 . DOUBLE WARNING

252 33 28
                                    

🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐣




Jimin masih terisap oleh nuansa magis yang memancar dari gadis itu.

Di tengah salju yang terus turun.

Rasanya Jimin ingin menghampirinya dan mengajaknya bicara. Kaki-kakinya bahkan bergerak sendiri untuk melangkah ke arah gadis itu. Ia tidak menghiraukan peringatan para pengawal yang berusaha menahannya. Hingga semua gerak agresif Jimin terinterupsi oleh sentuhan tegas di pundaknya. Menahan kuat pria itu agar tidak bertindak lancang.

"Selamat datang, Black Swan."

Jimin terdiam sebentar dan sontak menoleh. Seorang pria kulit gelap bertubuh besar kini menatapnya dengan pandangan teduh. Rambutnya tertata rapi dengan model afro yang dicepak pendek. Stelan jas mahal yang kerap kali dikenakan Blanca melekat di tubuh penuh otot pria itu. Membuktikan jika ia bukanlah orang sembarangan yang berani menyentuhkan jemari besarnya ke pundak Jimin.

Pria itu adalah kliennya.

"Kendrick Damares." pria itu menjabat tangan Jimin lantas tersenyum simpul. Namun kerutan di matanya menunjukkan bahwa ia menahan amarah. "Ah, kau pasti sudah membaca data diriku dari Blanca. Mari ikut aku. Tempat kita bicara bukanlah di sana."

Jimin mengerjap, menyadari kesalahannya lalu segera menunduk sekilas untuk menunjukkan rasa hormat. Setelahnya pria itu memilih untuk mengekori Kendrick di depannya tanpa banyak bicara. Para pengawal yang semula mengepungnya kini membubarkan diri atas perintah Kendrick. Dan seorang penjaga dengan ras asia sempat menatap Jimin lekat sebelum turut membubarkan diri. Jimin balas menatapnya heran lantas berlalu dengan apatis.

Kendrick membawanya masuk ke dalam mansion bernuansa gelap itu. Dan hal pertama yang menyambut Jimin adalah keindahan interiornya. Begitu klasik, bersih dan damai. Jimin jatuh cinta dengan pilihan warna di setiap ruangan serta banyaknya lukisan abstrak bernuansa merah yang menghias di setiap dinding. Iris matanya memandang sekeliling dan diam-diam berdecak kagum.

Kini mereka memasuki ruang pribadi Kendrick yang didominasi warna krem dan cokelat gelap. Sofa panjang terletak di sudut ruangan. Namun Kendrick mengajaknya untuk duduk saling berhadapan di meja kerjanya. Jimin sempat merasa gugup. Karena ia merasakan radar yang aneh, begitu banyak tabir misteri di balik pria paruh baya penuh karisma bernama Kendrick itu. Jimin bahkan bisa menyimpulkannya dalam sekali lihat.

Dan kini, mereka saling berhadapan layaknya bidak catur yang berlawanan.

"Kau tentu sudah tahu seluruh data diriku. Bukan begitu?" ujar Kendrick tanpa basa-basi. Suaranya terdengar sangat besar dan rendah. Bagaikan lantunan bass yang bergema. Pria itu meraih pemantik api lalu menyalakan cerutu hingga kepulan asap menguar di udara. "Kendrick Raymond Damares, empat puluh tahun, bandar narkoba paling terkenal di Amerika. Kau sudah membaca seluruhnya, bukan?"

The Tales of Black Swan [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang