8 . CRYOGENIC

165 32 14
                                    

⚠️TW// GORE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⚠️TW// GORE





Jalanan Woodstock saat malam hari selalu menjadi pemandangan favorit Levon akhir-akhir ini. Kekelaman malam seakan tersepuh oleh aura yang hangat. Melenyapkan rasa takut yang kerap kali menghantui alam bawah sadarnya. Di saat Levon berusaha keras untuk menyangkal pemikiran itu dan berlagak seperti manusia normal.

Pria itu bersenandung kecil sambil mengemudi, membelah jalan Woodstock yang tampak lebih sepi dari biasanya. Ini pertama kalinya Levon datang larut malam saat akhir pekan. Biasanya ia datang selarut ini saat hari kerja karena terlalu rindu dengan masakan ibunya. Sudah beberapa bulan ibunya tinggal di desa ini. Selain untuk melupakan masa lalu, Woodstock seakan menjadi tempat yang tepat untuk menenangkan diri.

Beberapa menit kemudian, Levon sampai di rumah ibunya. Rumah berbahan kayu yang tampak hangat dengan model minimalis. Pria itu mengernyit kala menyadari lampu halaman rumah yang padam, begitu juga dengan bagian dalam rumah yang tampak gelap. Ia pun bergegas turun dengan perasaan tidak enak. Firasat buruk datang secara otomatis dan memberi sinyal bahaya dalam diri Levon.

Namun lagi-lagi, pria itu menyangkalnya.

"Mom?"

Bunyi derit pintu terdengar di tengah keheningan bersama gelap yang mengukung. Levon tercekat. Iris matanya yang berwarna hazel bergerak-gerak melihat sekeliling, mengandalkan bias cahaya dari lampu mobilnya yang masih menyala. Sejurus kemudian, pria itu menyalakan senter di ponselnya lantas berjalan dengan hati-hati.

Ruang demi ruang ia lewati, kegelapan menyambutnya dalam sepi. Memberi selubung rasa takut sekaligus sesal yang tak bisa disangkal. Levon mulai memasuki dapur. Ia melihat secangkir kopi yang sudah dingin dan piring kotor dengan remahan kue di atas meja makan. Seketika Levon tercekat. Sadar jika ibunya sempat menjamu seseorang hari ini.

Ada orang lain.

Levon mengambil kesimpulan sesingkat mungkin sebelum akhirnya berlari ke bagian belakang rumah, menuruni tangga lalu membuka ruang bawah tanah yang kerap kali dikeluhkan ibunya karena bocor. Ruangan itu tampak terang dengan lampu yang menyala. Levon terpaku dengan napas menderu keras. Di tengah rasa kalut yang mulai timbul, pria itu berusaha menetralkan perasaannya dan menjauhkan pikiran dari prasangka buruk.

Ruang bawah tanah yang ia buka menampakkan kekosongan. Tidak ada barang bekas yang semula tersimpan di sana. Dinding sebelah kiri masih mengeluarkan rembesan air. Lalu terdapat galian tanah di tengah ruangan dengan bagian lantai yang sudah dibongkar. Levon terdiam di ambang pintu. Kakinya seakan memaku di tempat. Rasa ragu dan takut mulai menggerogoti seluruh perasaannya bagai akar beracun yang bercabang dan mengikat kuat.

"Mom?"

Levon gemetar. Bisikan lirih kembali terucap tanpa disadari. Pria itu tidak sudi jika harus membayangkan hal mengerikan yang tersimpan di dalam galian itu. Namun kegelapan di belakangnya seakan membisikan bujukan penuh paksaan, mendesak Levon untuk segera melangkahkan kakinya dan memastikan semuanya.

The Tales of Black Swan [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang