12 . LULLABY

132 23 17
                                    





🐣






Jimin berhasil mengalihkan amarah Kendrick siang itu dengan membicarakan omong kosong yang terdengar mengerikan. Namun sepertinya Kendrick tampak antusias. Jimin berjanji pada kliennya akan membawakan satu organ paling berharga dari target terakhirnya nanti, meski Kendrick masih ingin mengulur waktu dengan membiarkan targetnya untuk bernapas lebih lama.

Lalu Darcei, pelayan berdedikasi itu sepertinya benar-benar tidak menyukai kehadiran Jimin. Wanita itu bertingkah seperti pemegang kendali di halaman belakang mansion dengan memberi sanksi pada Jimin. Pria itu tidak diperbolehkan berjaga malam ini dan diharuskan untuk menetap di dalam kamar semalaman. Mulanya Jimin ingin protes dengan mengandalkan Kendrick. Namun tampaknya, Kendrick lebih terbujuk oleh argumen Darcei yang mengatasnamakan putrinya.

Maka di sinilah Jimin berada, terjebak di dalam kamar bernuansa merah dan hitam dengan terbaring seperti orang bodoh tanpa bisa terlelap. Pria itu membutuhkan waktu beberapa menit lagi untuk bisa menyelinap keluar dengan leluasa. Bagi seorang pembunuh bayaran dengan berpuluh-puluh pengalaman, pria itu tentu b
isa keluar dengan mudah. Ia tidak akan bisa tidur dengan tenang jika belum menemui Amala dan meminta maaf soal insiden kucing tadi pagi.

Setengah jam kemudian, Jimin keluar dari mansion lantai dua dengan menyelinap keluar jendela dan merayap turun melewati balkon demi balkon hingga berhasil memijak tanah. Piyama berwarna pastel dengan motif kotak-kotak terpasang di tubuh mungilnya. Malam ini Kendrick kembali menjalani pekerjaannya keluar kota dengan mengajak Canary. Beberapa pelayan pria sempat membicarakan soal itu. Mereka bilang, Kendrick memang kerap kali membawa Canary untuk bekerja setelah puas menyiksanya. Dan lagi-lagi Jimin mencuri dengar percakapan itu tanpa sengaja.

"Amala!"

Jimin mendesah putus ada dengan napas terengah setelah sampai di halaman belakang mansion, pria itu menatap kosong sebuah jendela di depannya yang kini tertutup oleh tirai oranye.

"Amala!"

Tidak ada jawaban. Lampu ruangan di kamar Amala juga tampak padam, yang menandakan jika mungkin saja gadis itu sudah tertidur. Sadar jika kedatangannya cukup terlambat, Jimin memutuskan untuk menyerah. Pria itu bisa meminta maaf pada Amala besok pagi. Namun, bukan berarti Jimin akan pergi begitu saja. Hati kecilnya yang telah lama tertelan oleh kehampaan kini muncul dan menguarkan sebuah keinginan sederhana. Hingga sejurus kemudian, pria itu nekat membuka jendela kamar Amala yang lagi-lagi tidak terkunci.

"Amala, I'm here."

Jimin terduduk di kusen jendela bertepatan dengan cahaya bulan yang mulai membias ke ruangan kamar. Kegelapan yang semula melingkupi kamar Amala kini dierami oleh setitik cahaya. Siluet Jimin terpantul di baliknya, pria itu kini terduduk dengan tenang seraya memandangi seorang gadis yang sedang terlelap diiringi kedamaian. Kelopak mata yang dihiasi bulu-bulu halus nan lentik menutup dengan cantik, menyembunyikan iris mata terang yang sewarna dengan bunga hortensia biru.

Malam yang gelap diiringi pemandangan indah sesosok manusia di depannya. Jimin tidak akan pernah puas mengalami ketenangan yang membuncah dalam hatinya. Meski misi-misi ironis di balik semua ini masih harus ia jalani dalam kepura-puraan. Amala begitu berharga. Lalu bagaimana ia harus menjalani misinya suatu saat nanti? Bagaimana perasaan Jimin jika suatu saat ... ia harus mengkhianati gadis itu? Tanpa sadar, Jimin mengacak rambutnya sendiri dengan wajah sendu.

The Tales of Black Swan [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang