amarah nakala.

54 6 1
                                    


bhima berangkat sekolah seperti biasanya. varo didepan gerbang sekolah menunggu nya. saat berjalan santai, seorang siswa menyenggol bhima, siswa itu terlihat berlari ketakutan. saat bhima melihat ke arah belakang, ia melihat kerumunan siswa berlari ketakutan. bhima dan varo kebingungan dan mencoba mencari tau apa yang membuat mereka ketakutan. hingga, muncul sadewa dan pasukan nya. sadewa membawa harpa milik varo.

"HARPA KU!" teriak nya mencoba berlari ke arah sadewa tetapi bhima menahan nya.

"ayo nakala.. lo mau harpa ini kan? serahin nyawa lo dulu."

bhima menaruh tas nya dan mendekati sadewa.

"NA! LO GILA??!!! JANGAN"

bhima menghiraukan perkataan varo.
sadewa segera mengarahkan pedang ke arah bhima dan menusuknya di depan varo. ia menjatuhkan bhima setelah menusuknya

"NGGAAA! NAAA! NAKALAA!" varo berlari ke arah bhima yang berlumuran darah, ia mencoba menyembuhkan luka bhima tetapi ditahan oleh anak buah sadewa.

sadewa tertawa puas.

"dasar bodoh. mana mungkin gue kasih harpa nya!" ucap nya sambil melihat ke arah bhima yang mulai melemah.

sadewa dan anak buahnya segera keluar dari sekolah itu meninggalkan bhima, disaat varo terus memberontak.

belum juga keluar dari sekolah. hembusan angin terasa entah datang dari mana. varo melihat ke arah belakang

"NAKALA" varo terkejut melihat bhima yang sudah sembuh dengan cepat, terlihat bayangan nakala di belakang nya dengan api menyala nyala.

"masi idup lo?" sadewa tertawa kecil.

bhima mengambil busur panah nya. yang tiba tiba merubah seragam nya menjadi jubah dan baju yang nakala selalu pakai. mata nya merah bagaikan api. dengan cepat ia memanah anak buah sadewa. varo segera berlari ke belakang bhima.

"baiklah.." sadewa mengeluarkan anak buah yang lebih banyak.

kilatan cahaya entah dari mana mengugurkan beberapa anak buah sadewa. dan harpa yang di tangan sadewa menghilang. ternyata itu kalandra bersama tama dan kalangga dengan baju baru mereka.

"sejarah akan terulang kembali.." ucap kalangga.

varo mendapatkan kembali harpa nya. seragam nya berubah menjadi baju berjubah berwarna putih bersih bagaikan salju.

sadewa kesal dan mengambil pedang nya disertai munculnya bayangan hitam sadewa yang tampak mengerikan.

mereka semua memiliki bayangan mereka di masa lalu yang siap menyertai mereka saat bertarung.

"SERANGG!" teriak kalandra

kalangga dan tama dengan panah mereka yang sudah mengugurkan banyak anak buah sadewa. melodi varo yang menganggu fokus anak buah sadewa sehingga mempermudah kalandra membunuh mereka dengan cepat. melodi varo semakin cepat ia mainkan sehingga membuat sutuasi itu sangat tegang

sementara nakala mencoba mencari sadewa. ia memanah semua yang menghalangi jalan nya. ia akhirnya menemukan sadewa, mereka mulai bertarung

"halo, kak. hahahah, gue jijik banget manggil lo gitu."

sadewa terus berpindah tempat yang mengalihkan perhatian bhima dari teman nya. sadewa diam diam menyuruh anak buah yang lebih kuat dan banyak. kalangga, tama, kalandra dan varo mulai kewalahan. mereka terus berusaha, tetapi gagal. mereka akhirnya dikalahkan oleh anak buah sadewa karena kalah jumlah. bhima yang melihat ke arah mereka, segera berlari dan memanah mereka semua. ia melihat wajah teman teman nya itu.
langit yang mulai gelap. amarah nakala bangit dalam diri bhima. tangan nya mengeluarkan api. bhima berlari ke arah sadewa dan memukul nya. tetapi nihil, sadewa sama sekali tak terluka.

anak panah dengan api yang lebih panas dari sebelum nya siap ia luncurkan ke sadewa. tetapi sadewa berhasil membanting bhima ke lantai berulang ulang kali. sadewa merasa senang

"na.. nakala.." suara lirih dari kepala bhima. bhima mencoba bangkit tetapi sadewa terus membanting kepalanya.

rasa panas terbakar pada tangan sadewa membuat nya mundur. bhima bangkit perlahan, mengusap darah yang keluar dari hidung nya. sadewa yang masih tak percaya bhima masih bisa bangkit terus memberinya serangan, tetapi nihil. meskipun ia sudah menjual nyawanya untuk kekuatan jahat agar lebih kuat, nakala tetap tak terkalahkan.

tama membuka matanya.

"na.. nakala.." tama melihat hembusan angin dan bayangan nakala di belakang bhima.

bhima mengarah kan busurnya ke arah sadewa. dengan cepat sadewa membuat perisai yang sangat tebal.

bhima melepas anak panah yang penuh api itu. sadewa tertawa kecil, karena ia tau 1 anak panah tak akan kuat untuk menghancurkan perisainya. tetapi, tidak sesuai dengan dugaan sadewa. anak panah itu menebus perisai nya dan mendarat di sadewa menebus dadanya. tama yang melihat itu segera menutup mata. tak lama kemudian, ledakan terjadi yang melempar tubuh bhima ke tembok sekolah. sadewa telah berubah menjadi butiran debu. dan seperti yang dikatakan kalangga.. "sejarah terulang kembali."

tetapi kekuatan jahat itu bangkit dari diri sadewa dan berubah menjadi naga yang dapat membakar satu kota. kali ini nyawa seribu orang ada pada tangan bhima.

bhima bangun dengan lemah dan melihat sekeliling nya.

"bu, apakah nakala akan melindungi kita dari naga itu.." ucap anak kecil yang ketakutan. ibunya memeluknya

"pasti.."

bhima yang melihat itu memaksakan tubuhnya. ia mengambil busurnya dan mengarahkan nya kepada naga itu, tetapi naga itu berhasil membanting tubuhnya, bhima terlihat putus asa. tetapi ia teringat apa yang anak kecil itu katakan. ia bangkit meskipun di serang terus menerus oleh naga itu. mengambil nafas saja susah sekarang. ia melihat sekeliling yang sudah terbakar hangus karena naga itu. ia menutup matanya. naga itu mendekat ke arah nya dan mencoba membunuhnya. sebuah pukulan mendarat pada naga itu, disertai oleh hembusan angin yang entah dari mana. kini nakala sudah sepenuhnya menguasai bhima.

para warga yang melihat sosok nakala pada bhima tak percaya apa yang mereka liat.

bhima yang melihat seorang gadis menangis ketakutan disaat orang tuanya tak ada dan naga itu mendekati dia. bhima dengan cepat membawa pergi gadis itu ke ibunya, tetapi sebagai konsekuensi nya. ia terkena luka bakar di belakang yang cukup parah. tetapi bhima tak memperdulikan nya. ia terus mencoba menyelamatkan orang sebanyak banyaknya meskipun menahan rasa sakit.

bhima terus memukul naga itu, dia kemudian mengambil busurnya dan dengan cepat memanah setiap sisi di naga itu. ekor sang naga terus bergerak hingga menjatuhkan bangunan, bhima melihat banyak sekali orang di bawah situ yang mencoba lari kecuali nenek nenek yang di kursi roda. bhima segera berlari dengan cepat ke arahnya, dan membawa nya pergi menjauh dari reruntuhan itu. nenek itu mengusap darah yang keluar dari pipi bhima.

"nakala.. kamu bangkit dalam tubuh remaja ini.." ucap nenek itu

bhima segera kembali ke naga itu.
naga itu mencoba melawan tetapi gagal, dan untuk menyelesaikan siksaan pada naga itu, bhima meluncurkan anak panah yang disertai oleh hembusan angin yang kencang. anak panah itu membuat nya berubah menjadi patung, bhima menyentuh naga itu dan patung naga itu berubah menjadi debu. hujan mulai turun, bhima melihat ke arah langit dan mulai berjalan pergi dari sana.

"BU NAKALAAA!!" teriak anak kecil itu.
"EH?! ITU NAKALA?"
"itu nakala?"

para warga tak percaya apa yang mereka lihat, sementara nenek nenek yang diselamatkan oleh bhima tersenyum melihat ke arah bhima.

bhima melihat kearah mereka dan tersenyum, ia melanjutkan perjalanan nya tetapi ia akhirnya jatuh pingsan karena kekuatan yang ia keluarkan melebihi tubuhnya.

tama yang baru saja kembali mengantarkan teman teman nya segera berlari dan mencoba membangunkan bhima.

"na! bangun!"

dengan terpaksa, tama segera membawa tubuh bhima pergi ke rumah sakit. berharap ia masih bisa bertahan.

His Name Is Nakala. - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang