kembalinya sang petaka.

34 6 1
                                    


bhima yang sedang mengomel di jalan karena panas nya hari ini ditambah ia yang disuruh membeli minyak oleh ibunya. tetapi demi ibunya, ia mau saja meski hari ini panas sekali. selesai membeli minyak, ia berjalan pulang. tetapi tiba tiba langit yang cerah berubah menjadi gelap. bhima yang menyadari itu, mengetahui ada yang tidak beres. ia menaruh minyak nya dan melihat sekeliling hingga pukulan mendarat di perutnya.

"ARGH" bhima menahan sakit di perutnya.

bhima melihat ke juan. ternyata juan yang memukulnya.

"wah.."

bhima merintih kesakitan. sialnya ia tak membawa busurnya. bhima di pukuli berulang ulang kali hingga darah keluar dari hidungnya. bhima terlempar, juan mendekatinya. baru saja mau tertawa, juan terlempar. ternyata ada varo dah yang lainnya. kalandra melempar busur bhima, dan bhima menangkapnya. ia mengusap darah yang keluar dari hidungnya dan bergabung dengan yang lainnya.

juan yang melihat itu sama sekali tak goyah. ia maju ke arah mereka, begitu juga bhima dan yang lainnya. mereka mencoba melawan juan. banyak anak panah sudah mengenai juan, dan luka tusukan. tetapi juan sama sekali tak kesakitan. bahkan melodi varo tak bisa mempengaruhinya. karena kelelahan dan tidak ada pilihan yang lain. mereka mengeluarkan kekuatan yang lebih besar, bayangan mereka muncul satu persatu. termasuk bhima, hembusan angin terasa sangat kencamg. bayangan nakala ada di belakang nya. mereka mulai menyerang juan, tetapi sekuat apapun mereka mencoba. selalu gagal.

"sialan" ucap kalandra

pedang milik kalandra hilang dari tangan nya. kalangga dan tama yang melihat juan segera melepaskan anak panah. sayang nya, mereka terlambat. juan menarik pedang itu dari perut kalandra. kalandra terjatuh sambil memegang perutnya yang mengeluarkan banyak darah, bhima yang melihat kalandra di tusuk oleh juan merasa dipenuhi oleh amarah. setelah sekian lama nakala kembali mengambil alih tubuh bhima. nakala dengan cepat melepas 3 anak panah, tetapi tak mengenai juan. nakala terus melepas anak panah dengan cepat, hingga terkena juan. juan kembali membalas nakala. tetapi tak satu pun melukai nakala. nakala mengambil pedang itu dari tangan juan, juan terkejut dan mencoba menghindari serangan dari nakala. pedang itu mengeluarkan api, nakala mendekati juan, tetapi ia selalu berpindah tempat. nakala akhirnya berhasil menangkapnya. ia mengarahkan pedang itu kepada juan, juan hanya tertawa. nakala yang sudah tak dipenuhi amarah menusuknya. ia mencabut pedang itu dan pergi meninggalkan juan.

"INI BUKAN AKHKIRNYA" teriak nya, tetapi nakala terus berjalan tak mendengarkan nya.

ia melihat kondisi kalandra yang sudah disembuhkan oleh varo. bhima jatuh pingsan tetapi berhasil ditangkap oleh tama dan kalangga.




bhima membuka matanya, ia melihat sekelilingnya. ia ada dikamarnya. ia segera membuka hp dan menanyakan kabar kalandra kepada varo. ia merasa lega di saat ia mengetahui bahwa kalandra baik baik saja. ia kembali berbaring dan melihat tangan nya yang dibalut oleh perban.

"hah?" ia melihat ke arah tangan nya dengan bingung.

ia mencoba membuka perban itu. tetapi rasanya sakit, sehingga ia mengurungkan niat nya untuk membuka perban itu dan kembali beristirahat.

ia terus memikirkan tentang penglihatan nya tentang juan. bagaimana kalau juan benar benar mengalahkan nya? atau lebih parah juan mengakibatkan kehancuran umat manusia?

ia menutup matanya dan mencoba untuk beristirahat tetapi penglihatan tentang juan selalu menghantuinya.

His Name Is Nakala. - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang