luka.

54 6 4
                                    


hembusan angin terasa dari dalam kamar.

bhima terbangun dirumah sakit. ia sudah koma selama seminggu, ia melihat ibunya yang tertidur di sofa. ia mencoba bangun tetapi kepalanya rasanya sakit. ia kembali berbaring. ia mendengar sebuah berita

"para warga mengatakan bahwa ada seorang remaja yang mempunyai kekuatan seperti nakala. bahkan busur yang ia bawa mirip dengan pusaka nakala. apakah nakala sudah bangkit? ini sudah menjadi perdebatan warga jayakarta."

bhima menghela nafas dan tersenyum.
yang ia rasakan ketika koma adalah kembali ke kehidupan masa lalunya. ia mulai mengingat semua hal tentang dirinya. suara ketukan pintu terdengar. bhima bangun dan membuka kan pintunya. terdapat 4 orang. siapa lagi kalau bukan kalandra, kalangga, tama dan varo. mereka terkejut karena mereka pikir yang membuka kan pintu adalah ibu bhima.

"NAKALAAA" varo memeluk bhima dengan erat di ikuti oleh yang lain nya. bhima membalas pelukan hangat itu. ibu bhima terbangun dan melihat ke arah mereka dengan senyum. ia mendekat ke bhima dan mencium pipinya.

"ibu kira akan kehilangan kakak" ucapnya sambil menangis. bhima memeluk ibunya.

"maaf.. sekali lagi bu.."

ibunya menangis di pelukan bhima. ia mengusap air mata ibunya dan tersenyum.

"kakak disini.. ibu tidak usah menangis." ucapnya.

ibunya tersenyum dan mempersilahkan teman teman bhima masuk. varo mempersiap kan musik untuk bhima. ia perlahan memainkan harpa nya. melodi itu membuat mereka semua hanyut dalam keindahnya. bhima tersenyum ke arah mereka.

"gue kira lo mati" ucap tama

bima tertawa kecil sambil meraba punggungnya. luka dari naga itu belum juga sembuh. aneh.. biasanya ia dapat sembuh dari lukanya dengan cepat.

"nanti juga sembuh sendiri" batin nya.

mereka menghabiskan waktu bercanda dan tertawa, hingga hari mulai gelap. mereka mulai berpamitan pada ibu bhima.

"cepat sembuh ya, aku tunggu di sekolah" ucap varo sebelum ia keluar dari kamar bhima.

bhima membaringkan tubuhnya perlahan dan menahan rasa sakit dari luka itu. ibu bhima mengelus perlahan kepala bhima.

"ada apa?" tanya ibu bhima melihat ke arah putranya yang terlihat sedih

bhima menggelengkan kepalanya.

"gapapa bu, cuma cape aja" jawab bhima

"yaudah.. ibu mau keluar dulu ya."

bhima mengangguk.

kini hanya bhima sendiri, ia sibuk menonton tv. hingga ia merasakan sakit yang luar biasa di punggungnya rasanya seperti di tusuk banyak jarum. ia tiba tiba mendapat penglihatan tentang seorang yang akan mengalahkan nya. setelah mendapat pengelihatan itu ia tak sadarkan diri lagi. sinar di busurnya tiba tiba mulai memudar.


His Name Is Nakala. - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang