TENTANG ALANA DAN FACHRI

236 39 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 🙏
Hay hay semua👋
Gimana nih kabarnya?👉

Ayo ajak semuanya untuk merapat🥺
Dan jangan lupa tinggalkan jejaknya ya luv💚
Terimakasih🤗

•~Happy Reading~•



Fachri menatap datar berkas yang ada di hadapannya, jam menunjukkan pukul 21.50 dan pria itu masih berada di kantor. Lelaki yang berumur 42 tahun itu seperti tengah memikirkan sesuatu.

Ting

Fachri menoleh menatap ponsel pintarnya yang berbunyi, sebuah notifikasi masuk. Fachri memandang nanar layar ponselnya, itu adalah peringatan untuk ulang tahun Alana.

Fachri menghembuskan napas pelan, bahkan setelah sekian tahun ia masih menetapkan peringatan untuk ulang tahun mantan istrinya itu.

"Kalau semisalnya semua itu tak terjadi, apa kamu masih sama aku sekarang, Lan?" Gumam Fachri menatap dalam tanggal kelahiran Alana di kalender ponselnya.

Flashback on

24 tahun lalu, dimana Fachri untuk pertama kalinya bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Alana Zenaya, mereka menempati satu sekolah yang sama namun berbeda tingkat, Fachri berada satu tingkat di atas Alana.

Saat itu sedang berlangsung ujian akhir untuk kelas 12, sedangkan untuk kelas 10,11 tetap belajar seperti biasanya. Ujian berlangsung hingga menjelang Zuhur dan setelahnya dilanjutkan dengan kelas tambahan.

Fachri yang saat itu duduk bersama kawan-kawannya di taman belakang, sembari menunggu bel masuk berbunyi melihat Alana yang tengah dihukum.

"Cantik-cantik malah di suruh nyabut rumput sama si tua bangka itu." Celutuk salah satu dari mereka, Fachri hanya diam dan menatap wajah Alana yang kesal.

"Kayaknya cuma Pak Remon yang mau ngehukum dia. Secarakan dia anaknya pemilik sekolah." Fachri mengalihkan tatapannya saat mendengar ucapan temannya.

"Dia anak pemilik sekolah?" Tanya Fachri yang di angguki semua temannya.

"Kenalan sana Ri." Salah seorang dari mereka mendorong bahu Fachri pelan.

"Ogah." Balas Fachri cepat, walaupun dalam hati ia juga ingin berkenalan dengan perempuan cantik itu.

Tak berselang lama bel masuk pun berbunyi.

"Ayo masuk."

*****

"Alana Zenaya." Fachri memutar pulpennya dengan memandang nama yang baru saja ia tulis di halaman belakang bukunya.

"Kalo gue deketin gimana ya?" Gumam Fachri pelan, "Tapi kan gue mau lulus."

Drrt

Fachri menatap ponselnya, kala itu alat komunikasi tersebut belumlah secanggih sekarang, kala itu mereka hanya bisa berkabar melalui telepon dan pesan.

RENJANA (KENZO&KENZIE) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang