Saat sampai di tempat administrasi Ahza terkejut mendengar biaya administrasi nya sudah di lunasi.
"Ini pasti Felisha yang bayar, " batin Ahza sambil memencet no hp Felisha.
"Assalamu'alaikum, ini kamu yang bayarin Sha? " tanya Ahza the do poin saat Felisha mengangkat telfon.
"Iya, "
"Loh, aku bisa kok bayar sendiri Sha, yasudah nanti aku gantiin ya, "
"Ga perlu Za, simpan aja uang mu untuk kebutuhan mu! "
"Tapi Sha, aku udah banyak ngerepotin kamu dan keluarga kamu,"
"Ga ada yang ngerasa di repotin kok! Udah, ga perlu ngerasa ga enak begitu, kamu itu kan sahabat aku, "
"Makasihh ya Sha, ga tau lagi deh aku harus ngomong apa selain terimakasih, "
"Iya, santai aja Za! "
"Yasudah, kalau begitu aku tutup dulu telponnya, assalamu'alaikum! "
"Wa'alaikumussalam, "
Ahza sudah masuk ke dalam ruang rawat ibunya, belum sempat Ahza mendudukkan dirinya di kursi, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
"Assalamu'alaikum, Za! " salam bunda Okta saat Ahza membuka pintu.
"Eh bunda, wa'alaikumussalam! " sahut Ahza sambil menyalami bunda Okta.
"Silahkan masuk bunda, gus! " ucap Ahza mempersilahkan bunda Okta dan gus.
"Ngomong-ngomong bunda tahu darimana? " tanya Ahza bingung.
"Saya tadi tidak sengaja bertemu dengan teman kamu, dan dia bilang ibu kamu di rawat di sini, jadi saya bilang ke bunda, " jawab gus Al.
"Oh gitu, " sahut Ahza mengangguk paham.
"Bu bagaimana keadaan nya? " tanya bunda Okta kepada Yasinta yang sudah bangun dari tidur.
"Alhamdulillah, sudah mendingan kok bu, " sahut Yasinta sembari tersenyum simpul.
"Alhamdulillah, ini saya ada membawakan makanan dan buah untuk ibu dan Ahza, nanti di makan ya! " tutur bunda Okta sambil menyerahkan keranjang buah dan sebuah paperback yang berisi makanan.
"Makasih loh, harusnya tidak perlu repot-repot, "
"Ga repot kok bu, yasudah kami pamit ya, semoga lekas sembuh! " ucap bunda Okta sambil memegang tangan Yasinta.
"Terimakasih atas kunjungan nya bunda, " ucap Ahza sambil menyalami bunda Okta.
Ahza sudah kembali masuk ke kamar.
***********Sudah seminggu ibunya Ahza di rawat dan hari ini seharusnya Ahza mengikuti lomba, tapi ia batalkan karena ingin menjaga sang ibu.
"Assalamu'alaikum, " salam Felisha dan Qianzy bersamaan.
"Wa'alaikumussalam, " .
"Za, hari ini kan kamu lomba, kok masih di sini? "
"Ga ikut dulu deh, soalnya ga ada yang jagain ibu, " ucap Ahza sembari tersenyum tipis.
"Engga! Kamu ga boleh nyia-nyiain ini Za, ibu kamu biar kami yang jaga, udah sana berangkat! " tutur Felisha kepada Ahza.
"Tapi-"
"Udah Za, percaya sama kami! " ucap Qianzy ikut meyakinkan Ahza.
"Yasudah, aku titip ibu ku ya! " sahut Ahza, kemudian langsung pulang ke rumah dan menuju tempat lomba.
Ahza sudah sampai di tempat lomba dengan tepat waktu. Ahza langsung menyiapkan segalanya.
"Semangat Za! Kamu pasti bisa, " ucap Nalesha menyemangati Ahza.
"Iya ka, terimakasih! " sahut Ahza sembari tersenyum tipis.
"Yasudah, itu nama kamu udah di panggil, " tutur Nalesha sambil memegang bahu Ahza.
Perlombaan berjalan dengan lancar. Karena waktu sudah zuhur, mereka istirahat sebentar dan mengerjakan sholat terlebih dahulu.
"Gua liat-liat makin jago itu anak, ga bisa di biarin ni! " ucap Naya teman satu group Ahza.
"Iya, gimana kalau kita sabotase? " sahut temannya Naya bernama Indi.
"Ide bagus, " timpal Zela yang merupakan temannya Naya.
"Yasudah yok! Mumpung lagi istirahat ini, " ajak Naya kepada dua temannya.
Naya, Indi, dan Zella melancarkan aksi mereka saat Ahza lengah. Mereka mengambil busur milik Ahza secara diam-diam. Setelah berhasil mengambil busur itu Naya langsung menyabotase.
"Udah nih, semoga dia ga sadar! " tutur Naya sembari tersenyum miring.
Setelah istirahat dan sholat Ahza kembali melanjutkan pertandingannya, benar saja Ahza tidak menyadari bahwa busurnya sudah di sabotase.
Ahza menembak anak panah saat aba-aba sudah di mulai.
"Krak"
Busur Ahza langsung patah dua dan ujungnya yang patah itu mengenai wajah Ahza saat Ahza menembakkan anak panah.
"Akhhh! "
Ahza meringis kesakitan saat ujung busur itu mengenai wajahnya. Tim medis pun langsung membawa Ahza ke ambulans untuk di obati.
"Za, kamu gapapa? " tanya Nalesha khawatir.
"Gapapa ka, " sahut Ahza sambil memegang tangan Nalesha.
"Kok bisa sih? Ini pasti ada yang ga beres, " batin Nalesha.
"Za, bentar ya! Aku mau nyusul mas Arya dulu, " ucap Nalesha kepada Ahza. Dan langsung di angguki oleh Ahza.
Ahza kembali di obati oleh tim medis. Sedangkan Nalesha menyusul Arya untuk bilang kalau dia merasa ada yang janggal terhadap kecelakaan yang Ahza alami.
"Mas Arya, ini janggal banget, busur itu sebelumnya aman-aman aja tapi sekarang kok bisa begitu? "
"Pokoknya harus cari tau apa penyebab nya! " tutur Nalesha.
"Iya, itu Galang lagi ngeliat busurnya dan mencari tahu, apa ini benar kecelakaan atau ada orang yang sengaja menyabotase, "
"Btw, gimana keadaan Ahza? " tanya Arya dengan raut sedikit khawatir.
"Gapapa, dia cuman terluka di bagian wajah, tapi tidak parah, " tutur Nalesha memberitahu.
"Sha! Mas Arya! Setelah di lihat dari kerusakan busur itu, kemungkinan besar ada yang menyabotase, " ucap Galang yang baru selesai memeriksa busur milik Ahza.
"Hah, berarti ini ga murni kecelakaan, melainkan ada yang menyabotase? " tanya Arya dengan nada terkejut.
"Sepertinya mas, " sahut Galang sembari mengangguk.
"Parah, tapi siapa pelakunya? Jahat bener itu orang, " cetus Nalesha sembari menampakkan raut kesalnya.
"Itu biar kita yang cari tahu, kamu temenin Ahza sana! " suruh Arya kepada Nalesha.
"Yasudah, pokoknya kalian harus cari pelaku sampai dapat, ini membahayakan orang lain, " ucap Nalesha masih dengan raut kesalnya.
Arya dan Galang pun langsung mencari tahu siapa pelakunya. Mereka terus mencari bukti di tempat busur Ahza di letakkan.
Heran deh, ada aja yang iri sama Ahza :v
Ahza cepat sembuh ya! ^^
Happy Reading Guys
Jangan lupa vote dan komennya manis>u
See you👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Menuju Impian
Teen FictionFollow ig rp;@gus_alvrndra @Ahza_rumaisaaaa @qianzynaaa @Felishaazrine Kisah seorang gadis bernama Ahza Rumaisa yang ingin mencapai impiannya dan membahagiakan kedua orang tuanya. Ah...