Ahza sudah sampai di sekolah. Saat Ahza ingin menuju kelas tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang. Seseorang itu membawa Ahza ke tempat sunyi.
"Heh! Kamu kan yang udah menyebabkan anak saya di keluarin?" titah seseorang itu dengan penuh amarah.
"Om papahnya Alicia? " tanya Ahza dengan nada takut.
"Iya, saya papahnya Alicia,saya ingatkan ke kamu ya! Bujuk pemilik pesantren ini agar tidak mengeluarkan Alicia dari sekolah ini! kalau kamu tidak mau jangan salahkan saya kalau terjadi apa-apa sama kedua orang tua kamu! " ancam papahnya Alicia dengan tatapan tajam.
"Jangan om! S-saya akan membujuk pemilik pesantren ini supaya Alicia tidak di keluarkan, " sahut Ahza sembari menangis.
"Bagus! " titah papahnya Alicia yang langsung meninggalkan Ahza.
"Gimana? enak di marahin papah gua?" celetuk Alicia yang tiba-tiba muncul.
"Udah sana, bujuk bunda dan buya! " perintah Alicia dengan tegas.
"Iya, " sahut Ahza singkat.
"Tok tok tok"
Ahza mengetuk pintu rumah bunda Okta.
"Assalamu'alaikum," salam Ahza sembari mengetuk pintu.
"Wa'alaikumussalam, loh Ahza? " sahut gus Al dengan nada terkejut saat membuka pintu.
"Gus, bunda Okta dan buya ada? " tanya Ahza sambil menundukkan pandangannya.
"Ada, silahkan masuk! " ucap gus Al mempersilahkan.
"Silahkan duduk! Saya akan memanggilkan ayah dan bunda! " titah gus Al kemudian pergi dari hadapan Ahza.
Bunda Okta dan Abuya pun datang menghampiri Ahza setelah di beritahu gus Al bahwa Ahza sudah menunggu di ruang tamu.
"Ahza, ada apa nak? " tanya bunda Okta dengan nada lembut.
"Iya, ada apa Ahza?tumben kamu ke sini? " sahut Abuya penasaran.
"Bunda, Buya!Ahza boleh minta bunda sama Abuya buat engga ngeluarin Alicia dari pesantren ga?" tanya Ahza sembari menunduk.
"Loh, kenapa Za? " tanya bunda Okta mengkerutkan alisnya.
"Dia udah minta maaf ke Ahza bunda!jadi tolong beri dia kesempatan ya bun? Ahza mohon bun! " titah Ahza memohon sambil memegang tangan bunda Okta.
"Hmm, gimana ayah? " tanya bunda ke Abuya.
"Kalau itu kemauan kamu, yasudah, buya izinkan! Tapi cuman satu kali ya kesempatannya! " titah buya dengan nada lembut.
"Makasih buya, bunda! Kalau begitu Ahza ke kelas dulu ya! " pamit Ahza sambil berdiri dari sofa.
"Iya nak," sahut bunda Okta tersenyum sembari memusut kepala Ahza yang sedang menyalaminya.
"Assalamu'alaikum! "
"Wa'alaikumussalam! " sahut bunda Okta dan buya berbarengan.
Gus Al yang sedari tadi mendengarkan perbincangan Ahza bersama bunda dan ayahnya merasa aneh dengan Ahza yang tiba-tiba meminta untuk tidak mengeluarkan Alicia dari pesantren.
"Udah aku bujuk, kamu ga jadi dikeluarin! " titih Ahza datar saat bertemu Alicia di tengah perjalanannya menuju kelas.
"Bagus,gitu dong! " sahut Alicia kesenangan.
Ahza tidak menghiraukan Alicia sama sekali. Ahza lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Za, kamu habis darimana? kok baru datang? " tanya Felisha penasaran.
"Dari rumah, tadi ada urusan sebentar!" sahut Ahza berbohong.
"Za, kamu gapapa kan? " tanya Qianzy yang notice raut Ahza yang murung.
"Iya Za, kamu kenapa murung? " sahut Felisha penasaran.
"Aku gapapa!" sahut Ahza sembari tersenyum kecut.
"Assalamu'alaikum, anak-anak!" salam ustadz Arifin sembari masuk ke dalam kelas.
Felisha dan Qianzy yang berada di bangku Ahza pun langsung kembali ke tempat duduk masing-masing.
"Wa'alaikumussalam, tadz! " sahut serentak Ahza dan teman-temannya.
"Sebelum belajar kita baca doa dulu ya!" titah ustadz Arifin sambil duduk di kursinya.
Para santriwati kelas 1 Aliyah itu pun langsung berdoa. Setelahnya ustadz Arifin langsung menjelaskan pelajaran.
Karena ustadz Arifin mengajar tidak ingin terlalu membosankan, jadi lah ustadz Arifin menanyakan pertanyaan kepada seluruh murid kelas 1 Aliyah itu. Semuanya dapat pertanyaan terkecuali Ahza.
"Tadz, kenapa Ahza di lewatin? " tanya Felisha sambil mengangkat tangannya.
"Di tanya juga buat apa? ga bakal bisa jawab juga kan? " titah ustadz Arifin datar.
"Tadz, Ahza ga sebodoh itu! " sahut Felisha tak terima Ahza di perlakukan seperti itu.
"Sha,udah!" sahut Ahza menatap Felisha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Oke kita lanjut belajar lagi ya!" titah ustadz Arifin yang bertindak seolah-olah tidak berbuat kesalahan.
2 jam berlalu. Akhirnya jam istrahat tiba.
"Ustadz Arifin apaan sih? kok gitu? " cetus Felisha kesal.
"Tau, bisa-bisanya dia bilang begitu, padahal dia ustadz loh!" sahut Qianzy yang ikut kesal.
"Sudah-sudah, ustadz kan juga manusia!" sahut Ahza menenangkan kedua sahabatnya itu.
"Tapi Za! "
"Sha,aku gapapa kok! Udah mending kalian ke kantin buat makan! " suruh Ahza sembari tersenyum tipis.
"Tapi kamu harus ikut,gamau tau! " titah Qianzy memaksa.
"Iya Deh! " sahut Ahza pasrah.
Ahza, Felisha,dan Qianzy sudah sampai di kantin. Mereka memesan makanan dan minuman terlebih dahulu, setelah itu menunggu di kursi kantin.
Saat Ahza, Felisha, dan Qianzy berbincang-bincang santai. Tiba-tiba Alicia datang ke meja Ahza. Alicia berniat ingin menyiram Ahza dengan kuah sop yang ada di tangannya.
"Bu, ini titipan gorengan bunda ya! " titah gus Al kepada ibu kantin sambil membawa gorengan.
"Terimakasih gus, letakkan di sana aja ya! " suruh ibu kantin ramah.
Saat gus ingin keluar dari kantin. Tiba-tiba gus melihat Alicia yang ingin menumpahkan kuah ke arah Ahza.
"Byurrrr"
Kuah sop itu langsung tumpah, namun sayang bukannya mengenai Ahza kuah itu malah mengenai gus Al yang tiba-tiba muncul di depan Ahza.
"Gus? " ucap Alicia dengan raut panik karena kuahnya salah sasaran.
"Udah bagus Ahza meminta ayah dan bunda untuk tidak mengeluarkan anda! tapi kok anda malah kayak gini ke dia? " ucap gus Al datar.
Felisha dan Qianzy yang mendengar itu pun suntak kaget dan langsung menatap ke arah Ahza.
HAPPY READING GUYS
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA MANIS>U
SEE YOU👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Menuju Impian
Teen FictionFollow ig rp;@gus_alvrndra @Ahza_rumaisaaaa @qianzynaaa @Felishaazrine Kisah seorang gadis bernama Ahza Rumaisa yang ingin mencapai impiannya dan membahagiakan kedua orang tuanya. Ah...