34

664 54 0
                                    

Ahza masih kebingungan apakah dia salah dengar atau Arya memang mengatakan itu.

"Serius amat mukanya, " ejek Arya sembari terkekeh.

"Saya becanda, yang kamu denger emang bener kok, kamu ga salah dengar! " ujar Arya sembari tersenyum tipis.

"Hah? "

Bukannya Ahza tidak mendengar, namun, dia syok kok bisa Arya suka sama dia.

"Apa kaka serius? " tanya Ahza dengan serius.

"Iya, sebenarnya saya sudah suka kamu dari awal kamu masuk ke dunia pemanahan, cuman saya pendam dulu karena kamu pasti akan memilih impian kamu kan? Tapi sekarang sepertinya waktu yang tepat makanya saya ungkapin, " jelas Arya kepada Ahza.

"Tapi ka, impian ku belum tercapai! Aku mau mendapatkan gelar atlet dulu, "

"Seandainya kamu nerima saya, nikahnya tidak perlu buru-buru, saya akan menunggu sampai kamu mendapat gelar atlet itu, "

"Ka beri aku waktu ya untuk menjawab, " pinta Ahza kepada Arya.

"Tentu, saya tidak akan memaksa mu untuk menjawab sekarang juga, " sahut Arya sembari mengangguk.

"Yasudah kalau begitu aku pulang dulu ya ka! Assalamu'alaikum, " pamit Ahza sembari berdiri.

"Wa'alaikumussalam, " sahut Arya yang ikut berdiri.

Ahza sudah berada di jalan menuju ke rumahnya. Sepanjang jalan Ahza terus memikirkan perkataan Arya.

Ahza memang menyimpan perasaan juga kepada Arya. Namun, ia tak menyangka kalau Arya juga suka sama dia.

"Ini mimpi ga sih? Masa ka Arya suka sama aku yang ga ada apa-apa nya ini, "

"Dia kan pintar, sedangkan aku? "

"Ya emang aku juga suka sama dia, tapi meskipun begitu aku ga akan bisa ngejawab langsung, karena aku butuh keterlibatan Allah dalam hal ini, " batin Ahza sembari tetap berjalan.

Gara-gara memikirkan itu, Ahza hampir saja kelewatan sama rumahnya sendiri.

"Assalamu'alaikum, " salam Ahza sembari menyalami ibunya.

"Wa'alaikumussalam, " sahut Yasinta dengan hangat.

"Bu, aku mau ngomong, " tutur Ahza sembari mendudukkan dirinya di kursi kayu samping ibunya.

"Ngomong apa nak? " tanya Yasinta penasaran.

"Ka Arya suka sama aku bu, " jawab Ahza sembari menatap ibunya.

"Hah, yang baru kenalan sama ibu kemarin? Yang pelatih kamu? "

"Iya bu, aku harus gimana ya? Satu sisi aku suka sama dia tapi aku merasa ga pantas untuk bersanding dengannya, " tutur Ahza bingung.

"Jangan merasa begitu hanya karena kamu memiliki kekurangan, kita manusia tidak ada yang sempurna nak, gini aja deh! Kamu sholat terus minta petunjuk kepada Tuhan, kalau memang dia jodoh kamu, pasti akan ada jalannya, " ucap Yasinta sembari tersenyum hangat dan memegang bahu Ahza.

"Iya deh, aku minta petunjuk sama Tuhan aja! " sahut Ahza sembari tersenyum tipis.

"Yasudah sana mandi terus makan! Ibu udah siapin makan siang, " suruh Yasinta dengan lembut.

"Siap bu, "

Ahza pun menuju kamarnya untuk mengambil handuk, setelahnya langsung menuju kamar mandi.

30 menit berlalu. Ahza sudah selesai mandi dan sudah memakai daster panjang dengan handuk di kepala.

Ahza makan bersama dengan sang ibu. Seusai mereka makan Ahza mencuci piringnya. Setelah itu barulah Ahza mengerjakan sholat zuhur.

"Tuhan, jika dia benar jodoh hamba, maka berilah petunjuk kepada ku, dan lancarkan lah jalan kami untuk menuju jalan yang kau ridho i, Aamiin Ya Rabbal Alamin, " tutur Ahza meminta petunjuk kepada Tuhan setelah ia mengerjakan sholat zuhur.

"Kok ngantuk ya? Tidur aja deh kalau begitu, " batin Ahza sembari membereskan mukenanya.

"Terima saja dulu dia, kalau memang kalian jodoh kalian pasti akan sampai ke pelaminan, " ucap seseorang di alam mimpi Ahza. Namun, Ahza tidak bisa mengetahui itu siapa karena ketutup an cahaya putih silau.

Ahza yang tertidur hampir setengah jam seketika langsung terbangun dari tidurnya karena mimpi itu.

"Apa itu benar? Tapi kok aku masih ragu ya? " batin Ahza sembari meletakkan jari telunjuk di bibir.

"Nanti jam 03.00 malam istikharah aja, biar yakin, " ucap Ahza sembari melanjutkan tidurnya lagi.

                      **********
Pov gus Al.

"Kok makin ke sini, makin ga berhenti mikirin Ahza ya? "

"Apa benar aku suka sama dia? "

"Kalau memang iya, itu artinya aku harus segera mengungkapkan nya bukan? Daripada seperti ini terus, " tutur gus Al sendirian di dalam kamarnya.

"Eh, tapi Ahza mau ga ya? "

"Tau ah, itu urusan belakangan, yang penting ungkapin aja dulu, " batin gus Al.

                          *********

Kini jam sudah menunjukkan pukul 03.00 malam. Seperti yang Ahza bilang di siang tadi ia akan mengerjakan sholat istikharah agar hatinya benar-benar yakin.

Setelah melakukan serangkaian sholat istikharah. Ahza pun langsung berdoa kepada Tuhan.

"Tuhan, berilah hamba petunjuk! Kalau benar dia jodoh hamba maka hilangkan lah rasa ragu ini, tapi jika dia bukan jodoh hamba maka hilangkan perasaan suka ku ini, karena hamba tidak ingin menaruh perasaan kepada orang selain jodoh hamba, dan jika dia benar jodoh ku maka lancarkan lah jalan kami menuju jalan yang kau ridho i, yaitu pernikahan, Aamiin Ya Rabbal Alamin, " ucap Ahza berdoa kepada Tuhannya.

Ahza membereskan mukenanya. Setelahnya menidurkan dirinya di kasur. Ahza berusaha untuk tidur kembali, tapi entah kenapa sekarang matanya sulit untuk tidur kembali.

Ahza merasa resah. Beberapa kali ia membolak-balikan badannya dan berusaha memejamkan matanya. Namun, tetap saja matanya tidak mau tidur kembali.

"Haduh, kenapa sih? " tanya Ahza sembari membangunkan dirinya.

"Baca Qur'an aja kali ya? Supaya bisa tidur, " tutur Ahza sembari beranjak dari kasurnya untuk mengambil air wudhu.

Ahza pun membaca Al-Qur'an sampai ia benar-benar mengantuk. Setelah merasa ngantuk barulah Ahza merebahkan dirinya di kasur.


Hmmm, bau bau cinta segitiga nih wkwk

            Happy reading Guys

Jangan lupa vote dan komennya ya manis-manis ku^^

Jalan Menuju ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang