15. Kesepakatan

62 26 10
                                    

Ada alasan bagi setiap tindakan yang beresiko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada alasan bagi setiap tindakan yang beresiko.

_________________________________________

"Menurut data, nilai IQ kamu 140, berasal dari sekolah sebelumnya yaitu SMP Adiguna Pertiwi dan berhasil masuk ke dalam 5 besar murid terpilih sebagai calon murid beasiswa jalur nilai, setelah test mendapatkan beasiswa karena mendapat nilai terbaik dan memenuhi syarat daripada keempat anggota lainnya." Pak Derda membacakan informasi yang tercetak di kertas yang ia pegang. Namun hanya beberapa yang dijelaskan untuk sebatas perkenalan saja, selebihnya adalah masalah sekolah jika Septha masuk ke dalam Detektif group.

"Dari data ini sudah diketahui dan dapat di nalar, mengapa kamu diberikan tawaran untuk menjadi salah satu anggota Detektif group." Septha mendongak, meski telah dijelaskan tentang bagaimana Septha, tapi Septha tak serta-merta menerima dan tersipu dengan kata yang terkesan memuji tersebut.

"Dan, ini pertanyaan yang sebenarnya dan harus kamu jawab dengan mantap. Kamu tau sendiri bahwa Geomest memiliki sebuah ekstrakulikuler dimana isinya hanya orang-orang terpilih di sekolah ini. Dan itu adalah PKS, patroli keamanan siswa, dan PKS itu disebut dengan Detektif group. Mereka akan mengurus semua masalah sekolah, penyerangan dari dalam sekolah ataupun luar sekolah. Jadi apakah kamu siap menerimanya untuk masuk ke dalam Detektif group ini?" Septha menelan salivanya, kembali menunduk lalu menghela napas.

"Saya berpikir bahwa pak Derda tau bagaimana kondisi saya yang sebenarnya, mengetahui bahwa anda juga tau data milik saya. Saya pengidap androphobia dan itu mungkin akan sedikit membahayakan." Pak kepala sekolah menyimak setiap kata yang keluar dari mulut Septha dengan serius, juga pak Derda.

"Jadi-"

"Kami memberikanmu tugas yang tidak akan mengganggu androphobia mu Septha. Mungkin sedikit mengerikan bila kamu harus bergabung dengan kelompok yang menangani keamanan sekolah dan melawan setiap penyerangan untuk sekolah. Tapi kami tidak akan membebani apa yang tidak kalian bisa, jika kalian bisa maka kami akan menyerahkannya kepada kalian, jika tidak. Maka kami sendiri yang akan mengurusnya." Entah mengapa, Septha bisa tenang dengan ucapan yang pak kepsek lontarkan selalu.

Entah kenapa pak kepsek bisa membuat hati Septha yang sebelumnya berdegup kencang menjadi tenang. Bahkan Septha bisa menatap pak kepsek dengan biasa, tidak seperti kemarin yang benar-benar ia dibuat tak nyaman sendiri.

"Saya mungkin bisa menangani gejala saya. Namun saya perlu tau apa yang perlu saya lakukan di kelompok itu, apa yang bisa saya dapatkan, bahaya yang mungkin akan datang nanti, dan perlindungan apa yang akan saya dapatkan dari sekolah ini?" Pak kepsek tersenyum mendengar kalimat Septha yang satu ini. Berhasil juga ia meyakinkan Septha dalam tahap ini.

"Derda, mohon untuk dijelaskan." Pak kepsek menyerahkan penjelasan itu ke arah pak Derda, Septha menoleh ke arah pak Derda yang tersenyum tipis sambil menatap ke arah kertas-kertas di tangannya, meletakkan kertas-kertas yang tadi ia pegang dan sekarang memegang kertas-kertas baru.

Geomest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang