12. Diri menerima

74 39 18
                                    

Ada sebuah alasan untuk berbagai tindakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sebuah alasan untuk berbagai tindakan.

_________________________________________

Beberapa kali Septha curi-curi pandang ke arah ponsel yang ia sembunyikan di loker meja miliknya agar tak ketahuan guru untuk menunggu sesuatu terkirim dari aplikasi emailnya.

Septha memiliki perasaan tak enak semenjak Auren tak terlihat di bangkunya ketika bel istirahat telah berbunyi, oleh karena itu Septha memberikan sebuah laporan kepada seseorang yang akan membantunya, Detektif group. Hanya inilah jalan satu-satunya yang bisa Septha ambil untuk membantu Auren. Tak ada jalan lagi untuk Septha bisa membantu Auren.

Lagipula Septha percaya bahwa Detektif group yang telah dijanjikan akan membantu para murid itu memang benar adanya, jadi untuk apa Septha tak mencobanya?

Ponsel Septha bergetar, ada notifikasi email yang masuk. Buru-buru Septha membukanya, meskipun buru-buru namun Septha tak memunculkan gelagat aneh. Jawaban dari laporan yang telah ia kirim membuat Septha sedikit tersenyum lega, akan ada dukungan dan bantuan ketika Septha melakukan sesuatu untuk Auren sekarang.

Septha mengangkat tangannya sambil membawa ponselnya yang ia taruh di saku. Hendak memberi alasan kepada guru bahwa ia ingin menuju toilet, padahal ada hal lain yang tak pernah Septha lakukan, yang akan Septha lakukan sekarang.

"Saya izin ke toilet." Guru mempersilahkan Septha, Septha segera berjalan keluar kelas, melewati beberapa ruangan kelas dan beberapa ruangan lainnya untuk menuju suatu tempat yang telah ia prediksikan.

Sudah sejak lama dirinya hanya bodo amat kepada suatu permasalahan seseorang yang bukan sesiapanya, bahkan untuk keluarganya, mungkin Septha melakukannya kala itu. Menjadi sosok yang tak peduli sekitar karena merasa akan membuat keamanannya terancam membuat Septha tak pernah ingin lagi ikut campur masalah orang lain, selalu mementingkan dirinya untuk tak ikut campur jika tak ingin keamanan terancam.

Berpikiran seperti itu karena sebuah permasalahan masa lalu yang membuat segala traumanya sekarang ini, merusak kebahagiaan Septha sedari kecil, bahkan sebagian kecil masih membuat dirinya yang sekarang menderita.

Terkadang Septha merasa kasihan dan ingin membantu, namun ia hanya takut keamanannya akan terancam. Tapi tidak untuk sekarang, banyak pertimbangan yang telah Septha lakukan. Semua pertimbangan itu juga telah Septha pikirkan macam-macam, ini semua tidak murni karena keinginan spontannya, namun karena Septha telah memikirkan semuanya. Septha memiliki pendukung dan pelindung yang akan melindunginya dari ancaman keamanan yang akan dia peroleh jika ikut campur ke dalam urusan ini. Septha juga telah mendapatkan banyak bukti, mulai dari rekaman Pak Daka disaat dirinya bersembunyi di bawah kolong meja guru dan perekam kecil yang dipasang di bawah meja Auren itu. Alibi kuat dari berbagai saksi juga telah Septha dapatkan. Mulai dari satpam waktu itu yang akan bersaksi melihat Pak Daka ada di kelas saat rekaman suara Pak Daka itu direkam, satpam dan murid sekelas yang menjadi saksi alibi ketika ada yang bertanya kepadanya darimana Septha mendapatkan bukti, dan tentunya saksi paling kuat yang akan melindungi Septha dari ancaman apa saja. Detektif group yang tau cerita awal sampai akhir akan membuat Septha aman.

Geomest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang