Chapter 3

203 9 0
                                    

Pagi pun tiba, Arasya melihat waktu pada jam di meja samping kasurnya. Terlihat jam tersebut menunjukkan pukul 05:00.

Dirinya bangun dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Lalu setelah itu dirinya bersiap untuk sekolah.

Tap
Tap
Tap

Suara langkah kaki Arasya menuruni tangga dan berjalan ke arah dapur.

Di dapur terlihat Bunda yang sedang memasak makanan untuk sarapan. Dirinya berinisiatif untuk membantu Bunda memasak sarapan.

"Bunda" panggil Arasya.

"ASTAGHFIRULLAH. Asya, kamu bikin bunda kaget aja" ucap Bunda sambil mengelus dadanya karena kaget.

"Maaf hehe. Asya boleh bantu ga?" tanya Arasya pada Bunda.

"Boleh-boleh" jawab Bunda dan membuat Arasya antusias untuk membantu Bundanya masak.

"Oky. Bunda masak apa?" tanya Arasya lagi.

"Bunda masak sayur sop" jawab Bunda dan dijawab anggukan oleh Arasya.

"Asya bisa bantu apa Bun?" tanya Arasya lagi.

"Kamu tolong bantu siapin alat makan aja" jawab Bunda.

"Oky, siap" ucap Arasya dan mengambil beberapa alat makan dan piring, lalu pergi berjalan ke ruang makan untuk di tata.

Skip

Setelah sarapan, semuanya berpamitan untuk pergi ke sekolah. Namun sebelum mereka semua pergi berangkat, Ayah memanggil Arasya karna ingin menyampaikan sesuatu.

"Asya, Ayah ada hadiah buat Asya di garasi" ucap Ayah pada Arasya.

"Hadiah? Jangan-jangan!" Arasya langsung berlari menuju garasi untuk melihat hadiah itu, apakah itu sesuatu yang dia inginkan?.

Yup, di garasi terparkir sebuah sepeda motor besar / sepeda ninja berwarna hitam dengan sedikit corak berwarna merah di beberapa bagian motor itu.

Arasya memekik senang ketika melihat sebuah moge yang saat itu ia minta pada sang Ayah, lalu berteriak berterimakasih pada sang Ayah.

"AYAH, MAKASIH UDAH BELIIN ASYA MOGE!" teriak Arasya dari luar.

Ayahnya dan juga Bundanya pun keluar dari rumah untuk melihat ekspresi senang anak gadisnya itu.

"Iya sama-sama" jawab Ayah sambil tersenyum melihat anak gadisnya itu tersenyum lebar melihat motor yang baru saja ia belikan.

"Hihihi, entar malem wajib ikut balapan nih" setelah berucap seperti itu, Arasya langsung di tatap tajam oleh kedua orang tuanya.

"Ga boleh" larang Ayah dan Bunda bersamaan.

"G janji hehe. Udah yah, Asya berangkat ke sekolah dulu" pamit Arasya sambil menyalami kedua orang tuanya.

"Asya duluan yah, babayy" Arasya langsung menaiki motornya dan menggas motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

"ARASYA QUEENZA DEALOVA JANGAN NGEBUT-NGEBUT!" teriak sang Bunda ketika melihat sang anak gadis mengendarai Mogenya dengan kecepatan tinggi sambil menggelengkan kepala.

Transmigrasi Queen Rasya (Very Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang