Chapter 2

213 8 0
                                    

Keesokan paginya, Arasya beserta kedua orang tuanya bersiap untuk kembali ke mansion karna Arasya sudah memaksa untuk pulang.

"Udah siap pulang sayang?" tanya Bunda lembut pada sang putri.

"Udah Bunda, ayok gas pulang" seru Arasya yang merasa sangat senang pagi itu.

"Yasudah, ayo, Ayah udah nunggu di mobil" ajak Bunda pada Arasya, dan mereka pun berjalan menuju parkiran mobil.

Di perjalanan mobil diisi dengan kegembiraan Arasya yang tidak sabar pulang. Dirinya berbicara banyak hal dengan Bundanya, dan kadang membuat lelucon yang membuat kedua orang tuanya itu tertawa dengan tingkah laku putri mereka yang sekarang.

Sesampainya di mansion, Ayah langsung memarkirkan mobilnya di garasi, sedangkan aku dan Bunda sudah berada di depan pintu.

Ketika aku melihat mansion itu, membatin jika mansion itu lebih kecil daripada mansion markas dan mansion orang tuanya.

"Sayang, ngapain ngelamun? Ayo masuk" ajak Bunda dan di jawab anggukan oleh Arasya.

Di dalam terdengar suara tawa senang banyak orang, terlihat disana ada teman-teman dari Alfian dan Alfin yang sedang berkumpul, begitu juga ada Alea di tengah-tengah mereka.

"Assalamualaikum" salam Bunda dan Arasya ketika masuk.

"Waalaikumsalam" jawab semua orang yang ada di sana.

"Eh Bunda udah pulang...oh, gw kira udah mati lu haha" kata salah satu Abang Arasya yang bernama Alfian sambil tertawa remeh melihat adiknya itu kembali.

"Hus, dia itu adik mu" kata Bunda pada Alfian, Alfian yang melihat Bundanya mendukung pun merasa kesal.

"Bun-" belum selesai ngucapkan kata-katanya, Arasya langsung memotong ucapan Abangnya itu ah ralat, Abang Arasya asli, karna dirinya bukan lah Arasya yang asli.

"Kenapa ga Lo aja yang mati? Kenapa malah nyuruh gw yang mati?" ucap Arasya dengan wajah datarnya yang membuat semua orang yang disana bingung melihat sifatnya yang berubah.

"Udahlah. Bundaaa Asya mau ke kamar dung hehe" pinta Arasya pada sang Bunda dengan raut wajah manja.

Seluruh orang yang berada di sana pun bingung melihat tingkah laku Arasya setelah pulang dari rumah sakit.

"Yaudah ayo Bunda antar" ucap Bundanya sambil tersenyum dan menggandeng tangan Arasya menuju ke atas.

Sedangkan yang Masi berada di bawah dibuat bingung oleh tingkah laku Arasya saat ini.

"Itu beneran si Ara?" tanya salah satu dari mereka yaitu Raffa.

"G peduli gw, palingan juga cuman drama, udah ah ayok lanjut nge gamenya" ajak Alfin pada yang lainnya.

Dan mereka pun melanjutkan kegiatan mereka.

Sedangkan di posisi Arasya.

"Ini kamar kamu sayang" ucap Bunda di depan pintu kamar miliknya.

"Oky Bunda, makasih udah nganter Asya yah Bunda, maaf ngerepotin Bunda gara-gara Arasya amnesia" ucap Arasya menyesal.

"Enggak kok, gapapa" jawab Bunda sambil mengelus Surai rambut anaknya itu.

"Yaudah, Asya masuk dulu yah Bunda" kata Asya dan langsung dijawab anggukan oleh Bundanya. Sebelum masuk, dirinya mengecup pipi kanan sang Bunda. Lalu dirinya masuk kedalam kamarnya itu.

Di dalam.

"Huh, untung warna kamarnya ga norak, dah ah gw mo ganti baju aja" ucap Arasya dan pergi ke arah lemari untuk mengambil pakaian.

Transmigrasi Queen Rasya (Very Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang