Chapter 1

272 11 0
                                    

Di posisi lain.

Seorang remaja perempuan yang berada di sebuah ruangan bernuansa putih mulai sadar dari pingsannya, dia membuka mata secara perlahan, melihat sekelilingnya yang sepi.

"G-gw Masi hidup? Gw lagi di rumah sakit? K-kemana Mommy, Daddy sama Abang?" gadis perempuan itu bertanya pada dirinya sendiri yang sedang kebingungan.

Ceklek

Tiba-tiba suara pintu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang senang sekaligus haru melihat putrinya tersadar dari pingsannya.

"Ara hiks, sayang kamu udah bangun? Kamu butuh apa sayang hiks? Biar Bunda ambilkan hiks" ucap wanita paruh baya itu sambil memeluk tubuhnya dan membuat Rasya bingung ' siapa mereka? ' batin Rasya.

"E-emmm maaf, anda siapa yah?" tanya Rasya pada wanita paruh baya itu.

Pertanyaan Rasya seketika membuat wanita itu semakin menangis dan sedih kala melihat putrinya itu tidak mengingat siapa dirinya.

"Hiks, kamu ga tau siapa saya? Saya Bunda kamu Ara hiks" ucap wanita paruh baya itu sambil sesegukan.

"Maaf, t-tapi bukannya saya meninggal karna kecelakaan yah?" kata-kata Rasya membuat wanita itu langsung memanggil suaminya dan menyuruh suaminya untuk memanggil dokter.

"Maaf tuan dan nyonya, tetapi nona muda mengalami amnesia sementara, bisa jadi karna benturan ketika nona muda terjatuh dari tangga" ucap dokter yang memeriksa Rasya.

Rasya yang mendengar itu pun merasa bingung, apakah dirinya mengalami transmigrasi seperti pada novel-novel yang sering dibaca olehnya?

Rasya mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri di dalam pikirannya. Ketika sedang merasa bingung dan mencerna apa yang sedang terjadi pada dirinya, tiba-tiba kepalanya pusing sekaligus sakit, dan itu membuat dirinya kembali pingsan.

Di alam bawah sadar

"Hai Rasya Zekalion Dirgantara" sapa orang yang sedang berada di hadapan Rasya.

"Sapa Lo?" tanya Rasya pada orang itu.

"Gw Arasya Queenza Dealova, gw pemilik raga yang sekarang sedang Lo tempati" ucap orang tersebut yang bernama Arasya.

"J-jadi gw beneran transmigrasi? Kok bisa?" tanya Rasya pada orang di depannya.

"Karna itu adalah takdir, sebenarnya gw kesini untuk beri tahu lo beberapa hal tentang gw, agar diri lo ga bingung entar" jelas Arasya pada Rasya.

"Terus raga gw gimana? Keluarga gw juga gimana?" tanya Rasya.

"Tenang, Lo bisa ketemu mereka meski dengan raga orang lain, gw yakin mereka bakal percaya" jawab Arasya.

"Beneran?" tanya Rasya lagi.

"Iya ARASYA ZEKALION DIRGANTARA" jawab Arasya yang sudah mulai kesal.

"Hehe maap, kesel yah sama sifat gw" kata Rasya polos sambil cengengesan.

"Hmmm, udah gw bakal kasi tau tujuan lo transmigrasi" kata Arasya dan membuat raut muka Rasya menjadi serius.

"Jadi tujuan lo transmigrasi ke raga gw adalah, buat semua orang yang ngebenci gw nyesel dan tolong ubah pandangan mereka terhadap gw yang dulu" jelas Arasya.

"Dengan cara gw gapapa kan?" tanya Rasya.

"Iya" jawab Arasya.

Lalu dia menjelaskan banyak hal tentang keluarga, teman bahkan orang yang membenci dirinya atau pun orang yang dia benci.

Tidak terasa 3 jam sudah berlalu, Rasya dan Arasya berada di dalam alam bawah sadar. Setelah menjelaskan semuanya, Arasya pergi dan menunjukkan jalan untuk kembali pada Rasya.

"Eugh" lenguh Rasya yang baru sadar.

"Sayang, kamu udah sadar? Kamu butuh apa? Biar Bunda ambilkan" tanya Bunda khawatir.

"A-air" jawab Rasya dan langsung diambilkan air oleh Bundanya.

(Sekarang Rasya kita panggil Arasya)

"Sayang, kamu beneran ga inget siapa Bunda?" tanya Bunda pada Arasya dan dijawab gelengan olehnya.

"Baiklah, perkenalkan nama Bunda itu Rosaline Dira Dealova, dan disebelah Bunda ini Ayah kamu, namanya Aldino Brian Dealova, dan kamu namanya Arasya Queenza Dealova. Kamu punya dua Abang kembar, namanya itu Alfian Cardellion Dealova sama Alfin Cardallion Dealova" kata Bunda memnyebutkan satu-persatu nama anggota keluarga.

"Kamu paham sayang?" tanya Bunda pada Arasya.

"Paham Bun. Emm Bunda Ayah" panggil Arasya.

"Iya kenapa?" tanya keduanya bersamaan.

"Aku pingsan karena apa?" tanya Arasya pada mereka berdua.

"Kamu pingsan karena jatuh dari tangga saat di sekolah, sedangkan kedua abangmu hanya diam saja, dan yang membantumu ke rumah sakit adalah kedua sahabatmu" jawab Bunda dengan jelas dan Arasya hanya membentuk bibirnya menjadi huruf 'O'.

"Oh iya, Arasya ga mau di panggil Ara yah Bun, Arasya pengen di panggil Asya aja" pinta Arasya.

"Baiklah" jawab mereka berdua bersama sambil tersenyum.

"Oh iya, Asya kapan dibolehin pulang Yah?" tanya Arasya pada Ayahnya.

"Kata dokter kamu bisa pulang besok" jawab Ayah sambil tersenyum dan dibalas anggukan oleh sang anak.

"Yaudah, sekarang kamu tidur dulu okey" suruh Bunda pada Arasya.

"Okey Bunda" jawab Arasya sambil tersenyum dan mengubah posisinya menjadi terlentang.

"Selamat beristirahat sayang" ucap Bunda lalu mengecup dahi putrinya itu, dan langsung pergi keluar untuk membiarkan anak perempuannya itu beristirahat.

TBC

Transmigrasi Queen Rasya (Very Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang