I see forever in Your eyes
Aku melihat keabadian dimata MuI feel okay when I see Your smile, smile
Aku merasa tenang saat melihat Mu tersenyumWishing on dandelions all of the time
Memohon kepada bunga dandelion sepanjang waktuPraying to God that one day You'II be mine
Berdo'a kepada Tuhan agar suatu hari nanti Kau akan menjadi milik Ku"Kau engga bosen dengerin lagu itu mulu dari tadi, Sanzu?" Kesal Rindou. Yap, mereka kini sudah sampai di pedesaan itu. Dan memutuskan untuk rehat sejenak di sebuah penginapan. Rin dan Sanzu memang membawa speaker, katanya sih buat nyetel-nyetel musik kalau lagi enggak ada kerjaan.
Rindou dan Sanzu memang sedari tadi sudah cekcok, karna masalah musik. Menurut Rindou pagi-pagi itu harusnya nyetel lagu yang bikin semangat contohnya dengerin DJ. Sedangkan Sanzu malahkan nyetel lagu galau. Mending ngerti artinya. Belajar Bahasa Inggris lima menit aja Sanzu udah males.
"Berisik Kau Rin! Nyetel DJ mah nanti malam aja. Udah sana jangan ganggu. Lagi mau galau nih." Rindou mendengus malas. Lantas berjalan kearah ruang tengah dan mendudukan bokongnya disofa. Tepat disamping Bossnya alias Manjirou.
Manjirou tidak perduli dengan lagu apa yang disetel. Tapi, lagu yang disetel Sanzu mengingatkannya kepada [Name].
Manjirou sedari tadi hanya menyimak perdebatan tidak berguna antara Rin dan Sanzu. Kakucho dan Kokonai sedang memasak, lebih tepatnya Kakucho. Karna Kokonai paling ngerecokin doang. Lalu dimana Ran? Ah laki-laki itu mendapatkan sebuah telfon, dan sedang berada di teras untuk menjawab telfon itu.
"Kalian jangan berisik. Aku ke kamar sebentar." Rindou mengangguk, Manjirou berdiri dan melangkah pergi meninggalkan ruang tengah. Tapi yaa namanya juga Tom dann Jerry. Sanzu dan Rindou pun mulai adu mulut lagi, dimana Rindou mengatai Sanzu alay. Dan Sanzu yang ngatain Rindou jamet.
Suara pintu kamar terbuka terdengar, Manjirou memasuki kamarnya. Dan tidak lupa menutupnya, ia sengaja tidak mengunci. Karna ia hanya akan sebentar dikamar ini.
Manjirou merebahkan tubuhnya dikasur, matanya mulai terpejam. Namun, ia takut. Takut saat matanya terpejam mimpi itu kembali menghampiri, mimpi buruk yang selalu membuatnya berkeinginan untuk cepat mati.
Karna takut ia tertidur dan berakhir mimpi buruk, ia pun bangun. Mendudukkan dirinya dan bersandar diranjang kasur. Ia melihat ada sebuah kertas dan pensil, ah itu sepertinya bekas Sanzu. Karna kemarin Sanzu meminta kertas dan pensil. Katanya sih buat nulis nama-nama orang yang diyakini sebagai penghalang misi Bonten.
Manjirou mengambil kertas itu, kosong. Sepertinya Sanzu tidak jadi menulisnya? Entahlah. Manjirou tidak perduli. Ingatannya tiba-tiba saja berpusat kepada hantu itu, jujur saja Manjirou agak kangen.
Kertas yang tadinya kosong kini lama-lama mulai muncul sebuah goresan dari pensil. Manjirou entah karna gabut atau apa, ia memilih untuk menggambar. Menggambar wajah [Name] disana, sekedar untuk melenyapkan rasa rindunya. Ia menggambar wajah [Name] disana agar ia tidak lupa dengan wajah [Name], karna gadis itu berhasil membuat Manjirou tertarik.
Tidak ada alasan kuat kenapa Manjirou bisa tertarik dengan [Name]. Mungkin karna gadis itu berani mencium pipinya? Makanya Manjirou menyukai nya. Karna biasanya para gadis akan takut melihatnya, oh tentu saja takut! Memangnya siapa yang berani dengan ketua organisasi criminal?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghosts are following You! [𝐒.𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎𝐔 × 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]
Fanfiction"Bisa ga si ga usah ngikutin?" "Ga bisa, tanggung jawab dulu! Gara-gara kamu tempat tinggal ku bau pesing." *** Benar kata Rindou, seharusnya ia tidak mengikuti saran dari Sanzu. Gara-gara mengikuti saran Sanzu, dia jadi diikutin mahluk halus! Ja...