First impression Manjirou terhadap [Name] itu adalah dia gadis yang menakutkan. Tentu saja, memangnya siapa yang tidak ketakutan saat bertemu/melihat hantu?
Tapi, Manjirou menyadari satu hal dalam pertemuan pertama nya dengan [Name]. Gadis itu cantik. Sangat cantik dan indah. Membuat Manjirou diam-diam menganggumi [Name].
Manjirou pernah berpikir bahwa rasa 'kagum' itu hanya akan bertahan satu hari atau dua hari paling lama. Tapi, sialnya rasa kagum itu malah bertahan hingga sekarang. Dan bahkan mulai berkembang.
Dan kini rasa 'kagum' ini berubah menjadi rasa 'suka'. Rasa yang membuat Manjirou ingin sekali mengikat [Name] dalam sebuah status yang pasti. Agar seluruh orang yang ada di dunia ini tau, bahwa [Name] hanya miliknya seorang.
Tapi, lagi-lagi Manjirou harus sadar satu hal. [Name] itu hantu. Sekali pun [Name] koma, dan dia akan terbangun nanti.. Manjirou tidak yakin bahwa [Name] akan menerima dirinya yang sudah terlalu rusak.
Ya, Kakucho bilang kalau [Name] misalnya dia koma dan ia terbangun nanti.. Maka ingatannya dengan Manjirou dimasa ini akan hilang. Kakucho mendapatkan informasi itu dari kakek tua yang pernah ingin mengusir [Name] tapi gagal. Dan tentu saja Manjirou harus berusaha lagi untuk mendapatkan hati [Name].
Bukankah semua itu sangat rumit dan melelahkan?
"Sendiri saja?" Ah itu suaranya. Manjirou mungkin bisa dikatakan gila, karna dengan mendengar suaranya saja ia tau bahwa ia ingin memiliki gadis itu. Menjadikannya keluarga.
"Ya, nanti aku akan pergi." [Name] mengangguk, kemarin Manjirou menceritakan semua rencana nya. Tentang Manjirou yang berusaha semaksimal mungkin agar tubuh [Name] ditemukan. [Name] terharu, dia berniat akan membalaskan kebaikkan Manjirou.
[Name] mendudukkan bokongnya disofa, tepat disamping Manjirou.
"Hm, apa menurut mu aku masih hidup?" [Name] membuka pertanyaan, ia ingin memecahkan suasana yang heningnya membuat perasaanya tak nyaman. Manjirou melirik [Name] sebentar, sebelum akhirnya ia menghembuskan nafasnya kasar.
"Entahlah, tapi kuharap kau koma. Agar saat aku menemukan raga mu, dan kau memasuki raga mu. Voila, kau akan membuka mata mu. Dan kita akan menjadi teman." [Name] tersenyum tipis. Ia berharap seperti itu juga. Tapi, entah kenapa Manjirou jadi seperti sedih.
"Manjirou.. Kau ada masalah?" Manjirou menggeleng ia rasa [Name] tidak perlu tau urusan perasaan nya.
Karna sejak awal.. Manjirou selalu dituntut untuk tidak pernah lagi menggunakan perasaan nya.
"Come'on! Tell Me, Manjirou. Kita teman! Aku harus tau apa yang membuat-" Belum sempat [Name] menyelesaikan ucapannya, Manjirou langsung berdiri. Meninggalkan [Name] diruang tamu markas Bonten sendirian.
Jujur saja... Manjirou agak kesal saat [Name] menyebut status hubungan Manjirou dan ia hanyalah sebatas teman.
Apakah selama ini [Name] tidak sadar dengan tingkah laku nya?
Apakah [Name] menganggap ciuman itu tidak berarti? Padahal [Name] adalah first kiss nya!Manjirou memang lelaki nakal, tapi dia tidak pernah mencicipi wanita. Dia lebih suka mencicipi narkoba atau rokok, daripada bibir dan badan dari seorang wanita.
Apakah cinta nya bertepuk sebelah tangan?
Huftt, ia menyesal dulu pernah meledekkin Rindou yang pernah bertepuk sebelah tangan dengan seorang tante-tante. Seperti nya sumpah sarapah Rindou menjadi boomerang bagi nya.
"Kenapa dia pergi?! Padahalkan Aku ingin bertanya kepada nya! Ku pikir ganja nya habis, makanya dia marah-marah." gumam [Name]. Hantu itu pun berjalan menebus dinding. Padahalkan ia ingin bertanya kepada Manjirou, dan itu sangat penting.
Kenapa saat dekat dengan Manjirou jantung nya terus berdetak dengan kencang? Padahalkan dia sudah setengah menjadi hantu 'kan!
Itu yang ia ingin tanyakan dengan Manjirou, tapi sepertinya mood lelaki itu tampak tak bagus hari ini.
***
"Kau yakin ini rumah sakit yang menyimpan nama Shinsu [Name], Ikari?" tanya Sanzu. Ikari mengangguk dengan semangat. Tapi, ayolah ini adalah rumah sakit yang pernah Sanzu kunjungi kemarin!
Sepertinya Sanzu diakal-akalin oleh Ikari, gadis itu sepertinya menarik ulur agar Sanzu lama menemukan raga [Name].
Sebenarnya dari awal Ikari datang ke markas Bonten, Sanzu sudah cerita tentang Manjirou yang bisa melihat arwah. Dan arwah itu bernama Shinsu [Name]. Sanzu tidak tau kalau Ikari dan [Name] memiliki ikatan darah. Karna tidak ada satupun anggota Bonten yang memberitahu nya.
"Sanzu, aku akan ke toilet sebentar ya! Kau disini saja." Belum Sanzu menjawab Ikari sudah lekas pergi, meninggalkan Sanzu dengan benak yang mulai curiga dengan tingkah laku Ikari.
Gadis itu pun berjalan dengan santai kearah toilet perempuan, saat sudah memasukinya. Ia melirik kanan-kiri. Memastikan bahwa toilet perempuan itu hanya ada dirinya.
Setelah itu ia mengambil handphone nya yang berada ditas selempang bermotif bunga-bunga, dan memencet sebuah kontak dan mulai menelfon.
"Hei, ada apa?" ujar seseorang yang berada disebrang sana.
"Aku sudah membuat salah satu anggota Bonten kesusahan mencari Shinsu [Name], jadi sekarang.. Lakukan tugas mu. Bunuh [Name], Kenma. Gadis itu tidak pantas hidup."
"Ya, tenang saja. Anggota keluarga mu juga sudah mulai mengalihkan perhatian Ma'am. Sesuai perjanjian, Ikari."
***
"Kau peramal kah? Kenapa sok tau sekali tentang kisah asmara ku!" kesal Rindou. Kakucho yang memang ditugaskan bersama dengan Rindou hanya menghembuskan nafasnya kasar.
Saat mereka sedang berjalan melewati sebuah pasar, ia menemukan wanita peramal itu. Wanita yang sedang mengocok kartu tarot, dan memang karna Rindou yang kepo ia pun mengintip.
Dan berakhir diramal kisah asmaranya akan berakhir mengenaskan oleh peramal itu. Tentu saja Rindou tidak terima!
"Rin, sudah jangan perdulikan wanita itu. Kita harus pergi menemukan Sanzu, lelaki pinky itu meminta kita agar ketempatnya sekarang." Kakucho mencoba menengahi pergulatan adut mulut yang dilakukan oleh Rindou dan wanita tua itu.
Karna tidak ada tanda-tanda pergulatan itu akan selesai, dengan sangat senang hati ia menarik kerah Rindou agar mengikuti langkah kakinya. Dan berhenti beradu argumen dengan wanita itu.
"Hei anak muda.. Apakah ada teman kalian yang menjalin sebuah ikatan dengan mereka yang setengah arwah?" Saat Rindou dan Kakucho baru berjalan beberapa langkah, wanita peramal itu menghentikannya dengan perkataannya itu.
Kakucho berhenti melangkah, ia menoleh. Menatap wanita tua itu dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
"Aku hanya ingin berpesan nak, bilang pada teman mu agar segera menemukan tubuh temannya itu. Karna ia hanya punya waktu tiga hari, atau ia akan terpaksa mati." Kakucho berdehem. Lantas bertanya satu hal yang membuat peramal itu terkekeh.
"Kalau kami sudah menemukan tubuhnya, apa dia akan kembali ke jiwanya? Dan lupa ingatan?"
"Ya, lagi pula apa yang kau harapkan dari teman beda alam? Saat ia terbangun nanti.. Pasti dia akan melupakan teman mu."
***
ɳσƚҽ:
Hai ges, aku lgi ngejar apdet biar ini cerita cepet selesai. Do'a in aja semoga aku dpt ide terus, wkwkwwkww.
Btw, aku lupa ngucapin minal a'izin wal faidzin ya gengs. Selamat hari raya islam bagi yang merayakannya. Huhuhuh aku telat ngucapin :(( Tpi gpp lah ya, wkwkwk
LUP LUP LUP GAISS
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghosts are following You! [𝐒.𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎𝐔 × 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]
Fanfiction"Bisa ga si ga usah ngikutin?" "Ga bisa, tanggung jawab dulu! Gara-gara kamu tempat tinggal ku bau pesing." *** Benar kata Rindou, seharusnya ia tidak mengikuti saran dari Sanzu. Gara-gara mengikuti saran Sanzu, dia jadi diikutin mahluk halus! Ja...