𝟎𝟓:˙˚ʚ𝐑ɞ˚

189 29 1
                                    

"Jadi kau mau bicara tentang kerjasama, Sanzu?" tanya Ikari. Sanzu mengangguk dan tersenyum sangat manis, walaupun dibawah meja makan itu tangannya sudah terkepal. Siap untuk menonjok Ikari.

"Ahahahah, aku sangat terkesan Sanzu. Kau bahkan membuat caffe ini sepi, agar kita leluasa untuk mengobrol." Dengan pedenya Ikari berkata seperti itu. Sedangkan Sanzu.. Batinnya tertawa keras.

Menertawakan Ikari yang akan masuk ke jebakan batman nya.

Sanzu memang sengaja membuat caffe ini sepi bahkan hanya ada satu pelayan, agar Ikari mudah untuk dieksekusi. Tenang saja! Sanzu sudah izin kok ke pemilik caffe nya. Walapun sang pemilik sempat menolak, tapii dengan disogok uang yang lumayan banyak pun sang pemilik langsung menyetujui.

Mereka berdua pun berbincang-bincang cukup lama, mengulur waktu.

"Ikari.. Aku ke toilet sebentar ya." Belum sempat Ikari berucap, Sanzu sudah langsung berdiri dari duduknya. Dan melangkah pergi meninggalkan Ikari.

Tepat setelah Sanzu sudah pergi dari hadapannya Ikari, ia langsung menemui Rindou dan Ran yang sedari tadi menunggunya didekat toilet.

"Bagaimana?" tanya Rindou.

"Amann. Kau bisa lanjutkan tugas mu Rin." Rindou mengangguk senang, tugasnya itu gampang dan cukup mudah. Yaitu membuat Ikari pingsan, setalah Ikari pingsan Ran akan membantunya untuk membawa tubuh Ikari ke mobil.

Sedangkan Kakucho dan Kokonai lelaki itu sudah menunggu ditempat eksekusi.

"Rin, ini sapu tangannya! Kau kebiasaan sekali." Ran mendengus malas, dan langsung mengasih sapu tangan yang sudah dicampur obat tidur itu. Sedangkan Rindou menyengir.

Bisa-bisanya Rindou meninggalkan sapu tangan itu didekat meja.

"Huhh, gimana kau bisa lupa sapu tangan itu? Kau pasti tidak akan bisa membuat perempuan sialan itu tertidur." Sanzu mengomentari kecerobohan Rindou.

"Ya gapapa. Tinggal ku pukul aja, pasti langsung tertidur cantik." Tepat setelah Rindou berkata itu, Ran dan Sanzu hanya mendengus malas.

***

"Malam ini dingin sekali, sialan.. Kenapa hidupku seperti ini ya?" lirih Kenma. Lelaki muda itu mendudukkan bokongnya ditempat halte pemberhentian bus.

Menghela nafas gusar, mengacak-acak rambutnya frustasi. Tepat seperti lelaki yang sedang patah hati.

Rintik-rintik air dari awan turun, membuat beberapa orang yang sedang lalu lalang pun bergegas lebih cepat untuk segera pulang.

Kenma terkekeh miris, memangnya dipunya rumah untuk pulang?

Kedua orangtuanya sudah membuangnya, dan dia juga sudah dibuang oleh gadis yang ia sukai. Hidupnya itu benar-benar diluar ekpetasi.

"Shit. Kenapa ya tadi aku ga bawa mobil aja?" Kenma yang tadinya sedang melamun pun langsung tersadar lagi, ia menoleh kearah sisi kanannya.

Dan mendapati seorang lelaki yang hampir basah kuyup, Kenma hanya diam. Ia kembali lagi menatap lurus kearah jalanan.

"Aku benar-benar merasa bersalah kepadamu, [Name]." Lirih Kenma lagi, gadis itu sebelum koma sudah sangat baik kepada nya.

Tapi, kenapa dia bisa mengkhianati gadis itu ya?

"Kau kenal [Name]?" tanya Manjirou ragu-ragu. Yapp, lelaki yang hampir basah kuyup itu adalah Manjirou.

Ghosts are following You! [𝐒.𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎𝐔 × 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang