01:˙˚ʚ𝐀ɞ˚˙²

294 53 0
                                    

"Ini semua gara-gara Kau, Manjirou! Seharusnya Kau yang mati!"

"Kau egois, Manjirou. Selalu merasa diri Mu yang paling tersiksa, lihat Aku! Bukankah Aku yang paling merana disini?"

"Mikey Kau berubah. Kau bukan teman Kami lagi. Kau berubah menjadi sosok yang kejam. Kami tidak mengenal Mu."

"Aku rasa masuk neraka pun.. Kau tetap tidak diterima, Manjirou."

"Kenapa Kau tega membunuh keluarga Ku? Tolong.. Jangan membunuh anak Ku.."

"Pekerjaan Mu benar-benar kejam. Membunuh orang yang tidak bersalah. Apakah nyawa sudah tidak lagi berharga dipikiran Mu, Mikey?"

Suara-suara itu terus menghantui nya, suara teriakkan, tangisan.. Dan lain-lain yang membuat Manjirou muak untuk terus menutup mata. Ia ingin bangun, tapi matanya tidak bisa terbuka.

Suara-suara itu semakin menuntutnya untuk bertanggung jawab, wajah orang-orang terkasih mulai bermunculan. Wajah yang dulunya menatap Manjirou dengan bangga, kini menatapnya dengan kecewa.

Tidak. Jangan perlihatkan tatapan itu. Manjirou ingin pergi dari mimpi ini. Ia ingin bangun. Tapi, kenapa matanya sulit terbuka?

"Kenapa dia terus bergerak saat tidur?" gumam [Name]. Gadis itu baru sampai dikamar Manjirou sekitar tiga menit yang lalu. Melihat Manjirou yang bergerak gelisah disaat matanya terpejam, membuat [Name] heran.

"Mimpi buruk?" [Name] jadi ingat, dulu sekali.. Ia melihat temannya dipeluk sang Ibu saat ia sedang mimpi buruk. Mengucapkan kata-kata hangat, yang membuat temannya itu kembali tertidur nyenyak. [Name] ingin menolongnya dari keterpurukan mimpinya itu, namun.. Entah kenapa kalau [Name] menyentuh manusia lain pasti selalu tembus.

Kenapa dengan Manjirou tidak ya? Manjirou juga bisa memegangnya. Itu aneh. Sangat aneh.

[Name] berjalan kearah Manjirou tertidur dikasur, ia mendudukkan bokongnya dikasur. Dan langsung mengusap pelan rambut Manjirou. [Name] mengelap keringat dingin yang keluar dari Manjirou. Mengucapkan kata-kata manis, agar Manjirou sedikit tenang.

Nampaknya usapan pelan [Name] membuahkan hasil, Manjirou menjadi tenang. Ia tidak bergerak gelisah lagi. Nafasnya mulai beraturan. Tepat setelah melihat keadaan membaik, [Name] memutuskan untuk berdiri. Namun, tangan Manjirou malah menariknya. Dan berakhirlah dia di samping Manjirou.

"Hei! Kau-" Belum sempat [Name] berujar, suara Manjirou membuatnya terdiam. Wangi dari tubuh [Name] benar-benar membantunya tidur tenang, suara-suara itu telah hilang.

"Tolong. Seperti ini saja. Aku masih mengantuk. Terimakasih.."

***

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu terdengar, namun sang pemilik enggan memberi sebuah perhatian. Membuat manusia lain yang berada disampingnya pun turun tangan.

"Manjirou! Ada tamu, lepaskan pelukkan Mu! Kau bisa dianggep aneh, karna memeluk ruang kosong." ujar [Name]. Namun, Manjirou enggan untuk menyahuti ujaran itu. Ia tetap diam. Membuat [Name] mendengus kesal.

Sementara itu.. Diluar kamar. Rindou Kakucho dan Kokonai saling bertatapan. Karna Manjirou tidak memberi tanda-tanda akan membukakan pintu kamarnya.

"Ekhem. Mungkin kita harus mendobraknya?" usul Rindou, yang langsung dibalas pelototan oleh Kokonai.

"Jangan gila. Kau mau nyawa Mu melayang?" Rindou pun menghembuskan nafasnya kasar. Ia tidak memiliki kunci cadangan. Kakucho tampak seperti menimbangkan sebuah sesuatu.

Ghosts are following You! [𝐒.𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎𝐔 × 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang