01:˙˚ʚ𝐀ɞ˚˙¹

357 59 1
                                    

Manjirou memejamkan matanya sejenak, mengabaikan teriakan Ran yang terus menyuruhnya agar segera cepat selesai mandi. Yap, karna Manjirou menyuruh Ran untuk menunggunya.

Simpel alasannya. Karna Manjirou takut diganggu lagi oleh 'hantu' itu. Makanya ia meminta agar ditemani. Manjirou lebih takut hantu daripada manusia. Karna, Manjirou bisa membunuh manusia itu kalau berbuat macam-macam dengannya. Sedangkan hantu? Kan sudah mati. Manjirou juga enggak hapal do'a-do'a pengusir hantu. Yang ada dia dibawa pergi oleh hantu itu ke neraka!

Kalau Kokonai dan Kakucho sih kayanya dia hapal. Karna setiap hari minggu Kokonai dan Kakucho pergi ke Gereja. Dan ia tidak pernah tidak datang untuk berdo'a di Gereja.

Saat sedang bersantai sejenak, ia merasakan ada sebuah pergerakkan. Hatinya sudah was-was. Dia merasa seperti ada yang menatapnya dengan intens.

Dengan segenap keberanian, ia membuka matanya. Dan mata hitam kelam nya itu bertemu dengan sebuah mata yang menatapnya kagum. Manjirou ingin teriak, agar Ran datang dan membuka pintu kamar mandi. Namun, tangan gadis itu sudah terlebih dahulu untuk membekap mulut Manjirou agar tidak bersuara.

Gadis itu melototinya, dan bergumam kecil.

"Tolong jangan berteriak. Aku sedang bersembunyi dari roh jahat." Manjirou yang memang enggak tau harus ngapain, dan takut diapa-apain ia pun memutuskan untuk mengangguk saja.

[Name] melepaskan bekappannya. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Lantas berdiri, dan berjalan keluar dari bath up. Tepat sebelum [Name] menghilang dan menembus dinding, suara gemetar Manjirou memberhentikan langkahnya.

"K-kau hantu?" Sial, untuk pertama kalinya dalam hidup Manjirou ia gugup! [Name] tersenyum miring, lantas tidak menjawab. Ia berbalik badan, dan mendekati Manjirou.

Membuat lelaki itu memundurkan badannya, sehingga menabrak tembok.

"Kau pakai logika Mu saja. Mana ada orang yang bisa menembus sesuatu?kecuali kalau orang itu sudah menjadi roh atau hantu." jelas [Name]. Mengejek Manjirou dari matanya, karna lelaki itu masih saja tidak percaya kalau dirinya itu hantu!

"Aku mengikuti Mu karna Kau pipis sembarangan ditempat tingga Ku! Aku tentu saja marah. Tempat tinggal Ku menjadi bau pesing gara-gara Kau!" Kesal [Name]. Manjirou sadar, ia salah. Jadi, dengan keberanian yang entah muncul dari mana lagi.. Ia pun menunduk.

*Pesing: bau bekas air pipis.

"Maaf." lirihnya. [Name] yang tadinya tersenyum mengejek, kini tersenyum manis. Tangan lentiknya merambat ke rambut Manjirou.

"Mau ku maaf 'kan? Kalau aku memaafkan mu, aku enggak bakal gangguin kamu." Manjirou yang tadinya menunduk, kini mendangak. Menatap gadis itu dengan tatapan masih agak ragu.

"Cara nya?" [Name] pun berdehem.

"Bantu Aku menemukan tubuh Ku, Aku enggak bisa tenang kalau tubuh Ku belum ditemukan." Manjirou yang memang malas untuk berususan dengan hantu pun dengan tegas menolak. Karna menurutnya dunia hantu itu berbahaya. Ia takut saat ia sudah berada 'disana' ia tidak menemukan arah jalan pulang/keluar.

"Ya sudah, selamat menikmati gangguan dari Ku. Tuan Sano!" Tepat setelah [Name] berkata seperti itu, ia menghilang. Dan suara dobrakkan pintu mengagetkannya. Menampilkan sesosok Ran yang ngos-ngossan, seperti habis dikejar hantu.

"Lah? Ku kira Boss bunuh diri. Karna sudah hampir tiga jam ga keluar-keluar kamar mandi."

***

Harusnya Manjirou turuti saja perkataan [Name]. Karna sekarang ia sudah mulai diganggu!

Dari yang saat ia ingin tidur, tiba-tiba ada suara menangis dan teriakkan kesakitan. Saat mandi pun ia merasakan air itu berbau anyir. Saat makan tiba-tiba kepalanya terbayang ia sedang memakan organ manusia.
Dan itu selalu membuat Manjirou melewatkan jam makan.

Ghosts are following You! [𝐒.𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎𝐔 × 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang