"Jadi bagaimana Mikey? Apakah lelaki bajingan itu sudah kau bunuh?" Tanya Takeomi diujung sebrang sana. Manjirou memang menyuruh Takeomi untuk menangkap lelaki itu, karna setelah dilacak oleh beberapa anggota Bonten yang lain ternyata lelaki itu melarikan diri ke Osaka.
Dan kebetulan sekali Takeomi sedang melakukan sebuah misi di Osaka, jadi Manjirou menyuruh Takeomi untuk menangkap lelaki itu dan baru melaksanakan misinya lagi.
"Ya, kau tenang saja. Dan sekali lagi ku ucapkan terimakasih, maaf karna aku mengganggu misi mu, Takeomi." Takeomi terkekeh. Bukan kah teman memang harus saling membantu? Takeomi menganggap Manjirou bukan hanya sekedar rekan kerja, melainkan sebuah teman.
Teman yang memiliki masa depan yang sama. Yaitu suram.
"Ya sudah, ku matikan ya? Kau lanjut saja mengerjakan misi mu. Setelah itu balik lagi ke Tokyo. Kami menunggu mu. " Acara telfon itu pun dimatikan, tentu saja Manjirou yang mematikan telfonnya. Ia menaruh handphone nya diatas nakas disamping tempat tidur, ia merebahkan tubuhnya.
Kenma memberi tahu semua yang ia ketahui, dan Manjirou jadi kepikiran dengan [Name].
Apakah gadis itu baik-baik saja? Karna sedari tadi ia belum bertemu dengan [Name], gadis itu menghilang bak ditelan bumi.
Manirou yang merasa bosan pun langsung bangkit dari posisi tidurnya, ia turun dari kasur dan berjalan keluar. Ia ingin ke ruang tamu, ingin melihat piano yang sempat dibeli oleh Ran.
Tidak angin tidak ada hujan kelaki itu tiba-tiba saja membeli sebuah piano, tapi dia dengar dari Rindou si katanya Ran ingin belajar bermain piano. Karna gadis yang disukai Ran itu suka mendengar piano.
Saat sudah sampai bawah, ia melihat ke arah piano itu. Ia pun berjalan mendekat, markas Bonten memang sedang sepi. Karna semuanya telah melakukan tugasnya masing-masing.
Manjirou pun duduk dibangku yang sudah disediakan, jari-jarinya memencet satu not angka piano. Manjirou terkekeh pelan, ia tidak pandai bermain not angka piano. Ia itu pandai nya menarik pelatuk sebuah pistol.
Saat pikiran Manjirou sedang kosong, secara tiba-tiba saja [Name] muncul. Gadis itu terengah-engah seolah sehabis dikejar malaikat maut. Manjirou awalnya tidak menyadari kehadiran gadis itu, sampai akhirnya [Name] yang menepuk bahu Manjirou.
Sehingga membuat Manjirou kaget, tentu saja! [Name] terkekeh, lantas ia dekatkan tubuh nya kearah Manjirou.
Ia berbisik lirih, "Kau salah tau, harus nya kau memilih not yang ini. Bukan yang itu, Manjirou.."
Manjirou hanya bisa menahan nafasnya, saat [Name] berada didekatnya. Jantungnya sudah berdegup sangat kencang!
"Ya, aku tahu." ujar Manjirou, sebenernya dia sengaja. Karna ya dia ingin memancing agar [Name] keluar, dan menemuinya.
[Name] pun duduk diatas piano, sedangkan Manjirou hanya geleng-geleng kepala. Dan tatapannya jatuh kearah setengah badan [Name] yang mulai menghilang.
"K-kau..." belum sempat Manjirou menyelesaikan kalimat nya, [Name] sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Waktu ku sudah tidak lama lagi, Manjirou." Manjirou menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya dia harus members tahu semua nya kepada [Name].
Tapi, hati kecilnya meminta agar [Name] tetap tinggal disisi nya. Ia takut, saat [Name] pergi.. Dunia nya akan kembali suram.
"[Name], mau keluar? Menikmati angin malam tampaknya bisa membuat hati tenang." [Name] tersenyum manis, ia mengangguk.
"Tentu saja, Manjirou.."
***
"Bagaimana? menyenangkan 'kan?" tanya Manjirou, [Name] mengangguk kecil, ia tersenyum senang. Ia sangat senang, karna bisa merasakan hal-hal yang sederhana namun membahagiakan di waktu sekaratnya.
"Ya, terimakasih Manjirou..." lirih [Name].
"[Name].." panggil Manjirou.
[Name] menyahut, rambut hitam legam bergelombang nya terbang helai demi helai. Di terpa angin malam yang sejuk, dan juga malam ini di hiasi banyak bintang-bintang terang bertebaran. Seolah menjadi cahaya untuk kedua nya bermesra.
"[Name], apakah kau sudah bosan di alam ku??" tanya Manjirou. [Name] terdiam.
Di satu sisi, ia senang berada di alam yang sama dengan Manjirou. Namun, di sisi lain ia ingin ke alam yang sebenarnya.
"[Name], mungkin sudah seharusnya kau pulang. Terimakasih atas waktunya, ya.. tubuh mu itu sebenarnya berada di.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghosts are following You! [𝐒.𝐌𝐀𝐍𝐉𝐈𝐑𝐎𝐔 × 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑]
Fanfiction"Bisa ga si ga usah ngikutin?" "Ga bisa, tanggung jawab dulu! Gara-gara kamu tempat tinggal ku bau pesing." *** Benar kata Rindou, seharusnya ia tidak mengikuti saran dari Sanzu. Gara-gara mengikuti saran Sanzu, dia jadi diikutin mahluk halus! Ja...