SNOW MOON (episode 4)

29 16 0
                                    

Bak orang kerasukan, Faira menjerit-jerit horor sebelum merubah posisinya menjadi kayang kemudian bergerak cepat menuju Putra.

Alena dan Rudi sangat ketakutan, Saka bergegas menangkal energi negatif yang merasuki Faira.

Alena merasakan punggung kirinya seolah-olah diletakkan sebuah karung beras, Rudi segera menahan tubuh sang putri agar tidak jatuh.

Suasana yang terasa mencekam tidak hanya terjadi pada Faira yang kerasukan energi negatif yang menyasar, tapi semua pembantu di rumah ini juga ikut kerasukan dengan berteriak-teriak histeris dan suaranya kedengaran berat seperti laki-laki yang mengamuk.

Saka terbatuk-batuk sambil memuntahkan gumpalan darah yang cukup banyak, efek samping dari keberhasilannya dalam menangkis serangan teror misterius tersebut.

°

° SNOW MOON °

°

Danu menyalakan sumbu dua batang lilin yang telah berdiri tegak diatas meja bundar.

Meja yang telah dihias dengan telapak meja sutra berwarna silver, ditengah-tengahnya terdapat sebuah vas kotak hijau peppermint berisi 7 tangkai bunga aster putih.

Lily yang kesal tidak diijinkan masuk ke dalam kelas pun sibuk mengomeli Ega.

"Ngapa gue dah yang jadi sasaran?! Emang elu-nya aja yang begok, ngapa lu ngijinin si Danu nyiapin kejutan buat Alena sih? Dasar begok..begok, begok banget sumpah," balas Ega.

Lily menjerit sekuat tenaga, sampai hampir seluruh warga sekolah pada menoleh ke arahnya. Tenang saja tidak akan ada yang akan mengira bahwa Lily sedang kerasukan karena Lily biasanya akan begini jika kesabarannya sudah melampaui batas.

Disaat Lily sibuk memukuli Ega dengan pukulan yang tidak ada apa-apanya itu, Danu sudah selesai meletakkan dua piring kue brownies kukus dengan hiasan krim berbentuk bunga Gladiol putih, dihias begitu cantik.

°

Alena duduk dikursi yang disediakan Danu.

Danu pun duduk dikursi yang satunya lagi, "bunga aster putih melambangkan rasa sabar, kesucian, kesederhanaan, kecantikan, kemurnian dan kesetiaan cinta. Alena apa lo ada perasaan yang sama kayak bunga aster putih, buat gue?"

Alena menghela nafas pelan.

Lily terbengong mendengar ucapan Danu barusan, berpaling memandangi Danu, "omegat, kenapa Danu nembak Alena secara tiba-tiba? Kapan mereka jadi sedeket itu?"

Ega menarik kerah baju seragam Lily dari belakang, Lily mendorong Ega menjauh darinya dengan tampang kesal.

"Apa?!" sungut Lily.

"Gue yakin lo gak bakalan bisa saingan sama si Alena. Pertama, lo bukan tipe-nya Danu. Ya lo berisik.. Suka teriak-teriak gak jelas.. Hebohnya keterlaluan- "

"MINGKEM KALAU GAK TAU APA-APA!" Lily hendak menginjak kaki Ega.

Venus, Catheez, Helen, Dwi dan Eriska datang, Lily pun mengurungkan niatannya.

Ternyata flagship squad datang untuk menonton dari balik jendela kelas bersama banyak siswi dan siswa lainnya.

"Mampus, geng cakep-cakep dateng nih," Ega merapikan tatanan rambutnya dengan sok tampan.

Lily benar-benar kesal, bagaimana bisa Danu ternyata mencintai Alena?

Lily berlari menjauhi kerumunan tersebut.

Alena menghela nafas. "Enggak, Danu. Maafin gue ya?"

Danu menggeleng. "Lo harus nerima cinta gue kalau elo mau selamat."

SNOW MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang