12. Qtime with uncle Haechan

1.7K 129 4
                                    

☕︎☕︎☕︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☕︎☕︎☕︎

Jujur saja, hari ini Jeno merasa sedikit bosan. Ia bingung harus melakukan apa selain bermain ponsel dan menonton televisi. Jeno merasa.. Teman-temannya itu yang dulu hilang semua, terutama Jaemin.. Ahh dia merindukan Jaemin. Kemana ya dia sekarang? Tidak ada kabar sama sekali.

Teman Jeno kini hanya tersisa Haechan saja, sisanya? Entahlah.. Jeno pun tidak tahu kemana perginya mereka semua.

"Hmm, Haechan mau tidak ya jika dia aku suruh kemari?" monolog Jeno.

Tanpa basa basi lagi, Jeno pun segera menekan layar ponsel nya yang menunjukkan gambar telpon. Ia langsung menelpon Haechan. Semoga saja Haechan hari ini tidak sibuk, karena dia merasa sangat bosan hari ini, sungguh.

Tut..

"Halo, Hae?"

"Oh ya, halo Jeno? Ada apa?"

"Emm, apakah kau sibuk?"

"Tidak terlalu, kenapa memangnya, Jeno? Kau membutuhkan sesuatu?"

"Sebenarnya.. Aku merasa sedikit bosan di rumah sekarang. Kau tahu sendiri Mark bekerja dan pulang sore, kadang juga ia lembur. Jadi, aku merasa bosan di rumah. Kau mau menemaniku quality time di rumahku? Aku tidak diperbolehkan banyak keluar oleh Mark, apalagi tanpa sepengetahuan nya."

"Ohh, boleh. Sehabis kelas aku akan segera pergi ke rumahmu untuk menemanimu. Sebentar lagi kelas aku akan mulai. Tidak akan lama, kau tunggu saja ya."

"Okay, semangat untuk kelasmu hari ini, Hae!"

"Terima kasih, Jeno. Kalau begitu aku tutup dulu telpon nya ya."

"Baik, Hae."

Tut~

Jeno menghela nafasnya kasar, ia pun mengelus perutnya sendiri. Sedari tadi bayinya itu menendang nendang dengan tenaga kecil yang membuatnya merasa kegelian, sedikit.

"Kenapa baby? Kau merindukan papamu hm?" Jeno bertanya seakan akan janinnya itu tahu pembicaraannya.

"Aku rasa masak sambil menunggu Haechan, tidak masalah."

Jeno pun berdiri, akhirnya dia lebih memilih memasak makanan untuk camilannya dengan Haechan main nantinya. Sembari ia memikirkan, akan melakukan quality time apa bersama dengan Haechan agar tidak terlalu bosan.

Cukup lama Jeno bergulat dengan alat-alat masak di dapur. Pada akhirnya dia membuat beberapa makanan yang rasanya itu, menurut dia memuaskan. Untung saja sekarang Jeno sudah mulai pandai memasak.

Ding dong!

"Itu pasti Haechan," monolog Jeno dan ia pun segera membukakan pintu rumahnya.

"Halo, Jeno! Dan juga baby.." Haechan tersenyum lalu mengelus perut buncit Jeno dengan lembut.

9 Month 10 Days | MarkNo 2/2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang