03. Serba salah

3.9K 331 5
                                    

☕︎︎☕︎︎☕︎︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☕︎︎☕︎︎☕︎︎

Mark tidur di dekapan Jeno dengan sangat erat. Iya mereka berdua kini sudah tidur di ranjang rumah sakit, bahkan Jeno yang menyuruh Mark naik ke atas ranjang dan tidur bersama. Tadinya Mark menolak karena takut Jeno merasa sempit, tapi Jeno memaksa.. Yasudah lah, Mark bisa apa?

Bukannya Mark yang mendekap Jeno, ini malah Jeno yang mendekap Mark dengan hangat. Bahkan Mark tidur begitu nyaman di dekapan Jeno. Jeno memang tidak keberatan, tapi disini yang tampak seperti dominan malah Jeno.

Jeno menggeliat lalu membuka matanya perlahan, saat ia melihat jam. Ternyata jam baru menunjukkan pukul 3 malam, Jeno terbangun karena lapar. Huh, memang menyebalkan.

"Mark, aku lapar.." ucap Jeno sembari mengusap usap pipi Mark membuat sang empu terusik dari tidurnya.

"Hmm? Kau ingin makan apa?" tanya Mark yang masih setengah sadar itu.

"Aku ingin makan kimchi, tapi aku ingin yang ekstra pedas," ungkap Jeno sembari menatap Mark dengan puppy eyes nya itu.

"Sayangg, jangan seperti itu. Kau tidak ingat kau sedang sakit? Yang lain saja nee?" bukannya Mark bangun, dia malah semakin erat memeluk Jeno nya itu.

"Tapi aku ingin makan itu Mark, ayolah!!"

"Sebentar, ini pukul berapa?" Mark baru sadar. Dia pun segera melihat jam, ternyata jam baru saja menunjukkan pukul 3 pagi. Rasakan Mark! Suami kecilmu tengah mengidam di pagi pagi buta begini.

"Astaga sayang, ini baru pukul berapa? Pasti tidak ada tempat yang buka, apalagi berjualan kimchi pedas di pagi hari. Ganti yang lain saja ya??" tutur Mark sembari mengelus puncak kepala Jeno. Lalu Mark pun mendudukkan dirinya, walau dia masih sangat sangat mengantuk.

"Tidak mau! Aku mau itu sekarang!" Jeno pun ikut duduk, dia melipat kedua tangannya sembari memalingkan wajah dari Mark.

"Sayang.."

"Cari sampai dapat atau tidak perlu tidur bersamaku selama 1 bulan!" ancam Jeno membuat Mark sedikit tersentak karena terkejut mendengar ancamannya. Baru saja ia merasakan enaknya tidur dengan suaminya itu, bagaimana jika ia harus tidur sendiri lagi di kamar tamu? Mark tidak mau!

"Baiklah baiklah, aku akan berusaha mencarinya. Tapi aku tidak akan memberikanmu kimchi yang ekstra pedas ya? Aku tidak mau jika nanti kau tambah sakit. Aku akan mencari yang sedang," Mark pun beranjak dari ranjang tersebut lalu mengambil jaket miliknya di sofa dekat ranjang, lalunya pun bergegas mencarikan makanan tersebut untuk Jeno.

Tampilan Mark pas ketar-ketir, Jeno nyuruh pisah kamar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampilan Mark pas ketar-ketir, Jeno nyuruh pisah kamar lagi.

Mark bingung sebenarnya, dia mau mencari kimchi dimana pagi pagi buta begini? Mana baru pukul 3. Masih mending jika pukul 6 pagi atau pukul 7 pagi. Tapi ini pukul 3 malam.

"Baby, pokoknya kalo kamu lahir nanti jangan nyusahin papa lagi. Udah cukup nyusahin nya pas di kandungan papi kamu aja," monolog Mark sembari menyetir mobilnya.

Sudah sekitar 30 menit Mark mencari cari tempat yang masih buka dan berjualan kimchi yang diinginkan Jeno itu, untungnya saja sudah ada toko yang buka. Walau memang sudah 1 jam lebih Mark mencari kesana kemari toko yang berjualan makanan tersebut.

"Huftt.." Mark menghela nafasnya kasar sembari memandangi kimchi yang sudah dia beli. Mark berniat ingin langsung saja kembali ke ruang rawat Jeno, mengingat sudah 1 jam lebih dia mencari cari makanan ini.. Mark takut jika Jeno sudah kelaparan.

Ceklek!

"Sayang," panggil Mark dengan suara yang sedikit serak.

Tunggu sebentar.. Lihatlah Jeno sekarang, dia malah enak enakan tidur. Entah Jeno ketiduran atau memang sengaja tidur. Mark benar benar harus ekstra sabar menghadapi sikap Jeno yang seperti ini, sepertinya bukan hanya sekarang.. Sampai 9 bulan kedepan dia harus menanam sifat sabarnya untuk Jeno.

"Jeno.. Aku lelah mencari kesana kemari makanan ini, tapi saat aku kembali kau malah tidur.." monolog Jeno sembari menatap kosong Jeno yang memang sudah tertidur di atas ranjangnya.

"Mark.. Maafkan akuu! Aku sangat sangat mencintaimu."

Mark yang melamun menoleh saat mendengar Jeno mengigau seperti itu, tadinya Mark memang kesal.. Tapi saat mendengar Jeno mengigau seperti itu, senyumnya kembali mengembang.

Tidak! Mark tidak bisa marah pada Jeno jika seperti ini. Dia harus mengurangi sifat jeleknya ini. Yaitu mudah marah.

"Maafkan aku sayang, aku akan lanjut tidur. Selamat tidur ya.."

Chup!

Mark mengecup singkat kening Jeno, tanpa membuat Jeno terbangun. Setelah itu Mark pun menaruh makanan yang ia beli tadi di atas nakas samping ranjang rumah sakit yang Jeno tempati, lalu Mark pun merebahkan tubuhnya di atas sofa untuk kembali tidur sebelum pagi benar benar tiba.

...

07.46 KST.

"Hah?" Mark membuka matanya lalu melihat ke arah sekitar, lalu ia sadar.. Ini sudah pukul berapa? Saat Mark melihat jam ia sedikit terkejut. Karena sudah cukup siang, ini sudah terlambat jika ia pergi ke kantor.

"Mark," panggil Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Hey sayang? Kau kenapa? Wajahmu pucat sekali.." Mark langsung reflek menghampiri Jeno lalu menuntun Jeno agar kembali ke ranjangnya.

"Aku—morning sickness lagi.." ungkap Jeno sembari menyandarkan kepalanya di dada Mark.

"Mau aku panggilkan dokter?" tanya Mark sembari mengusap usap jari jemari Jeno yang sedari tadi menggenggam tangan Mark.

Jeno menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, mungkin ini karena efek kemarin.. Padahal morning sickness nya sempat hilang, tapi sekarang aku merasakannya lagi.. Sungguh menyebalkan!" kesal Jeno.

"Yasudah.. Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku harus bekerja sayang.."

"Oh? Aku sudah mengatakan pada ayah, agar kau di liburkan hari ini. Ini permintaanku, kau tidak boleh menolaknya! Dan ayah sudah mengizinkannya. Ayah malah menyuruhmu untuk menemaniku seharian di rumah sakit," jelas Jeno.

Mark sedikit tercengang, tidak biasanya Jeno berani meminta hal seperti ini pada ayah mertuanya. Apa memang ini efek bayi di dalam perutnya ya?

"I-iya sayang, aku akan disini seharian bersamamu." final Mark pada akhirnya.

"Kenapa? Kau tidak senang ya jika menemaniku?" nahkan mulai.

"Bukan seperti itu, aku hanya—"

"Sudahlah! Jika kau tidak suka katakan saja padaku sekarang, Mark. Biar aku yang bicara pada ayah." ketus Jeno sembari menjauhkan Mark dari tubuhnya.

"Sayang, bukan seperti itu.. Aku malah senang jika harus seharian denganmu disini. Jangan berpikir yang tidak tidak, aku senang. Sangat sangat senang," Mark berusaha kembali membujuk Jeno.

"Huh.. Maafkan aku yang semalam, aku sangat mengantuk. Jadi aku memilih untuk tidur daripada menunggumu, habisnya kau sangat lama sekali! Hingga 1 jam lebih aku menunggumu kembali, namun tak kunjung kembali," celoteh Jeno dengan nada kesalnya itu.

Mark hanya bisa pasrah mendengar celotehan dari Jeno, "iya sayang iya.. Maafkan aku ya?"

"Ya, kalau begitu carikan aku makanan! Aku ingin sup udang," ungkap Jeno.

"Baiklah, akan aku carikan. Tapi izinkan aku mandi dulu ya?"

"Ya jangan lama lama," ketusnya.

"Iya, 10 menit."

TBC.
Hola hola, aku kembali lagi nih!

BTW JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENNYA XIXIXI.

9 Month 10 Days | MarkNo 2/2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang