01. Bukan awal

9.7K 443 10
                                    

Noted) sorry kalo agak slow up, soalnya mau lanjut cerita di acc sebelah dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noted) sorry kalo agak slow up, soalnya mau lanjut cerita di acc sebelah dulu. Happy Reading!!

☕︎☕︎☕︎

Sinar matahari menembus tirai kamar Jeno dan juga Mark. Cahaya matahari tersebut mengenai wajah Jeno hingga membuat tidur Jeno terusik pada pagi hari ini, dengan rasa malasnya Jeno harus bangun dari tidurnya itu.

Jeno duduk terdiam sembari mengumpulkan nyawa yang separuh hilang akibat tidur nyenyak nya. Setelah Jeno sadar sepenuhnya, akhirnya Jeno menoleh ke arah samping melihat Mark yang masih tertidur dengan sangat pulas. Jeno tersenyum tipis sembari menatap wajah tampan milik suaminya itu, kenapa Jeno baru sadar sekarang? Bahwa suaminya itu begitu tampan.

"Baby, lihatlah papa mu. Ini sudah siang, bukannya dia bangun untuk bekerja, tapi malah bermalas malasan. Sekarang kita bangunkan dia ya?" monolog Jeno sembari mengelus perutnya.

Chup!

Jeno mengecup bibir Mark sekilas membuat Mark terusik dari tidur nyenyak nya itu, Mark tersenyum saat pertama kali ia membuka mata.. Wajah Jeno lah yang ia lihat, benar benar anugerah terindah yang Mark selalu syukuri selama hidupnya ini.

"Bangunlah, Mark. Kau harus bekerja bukan? Aku akan menyiapkan makanan dulu untukmu, kau pergi mandi ya?"

Jeno pun beranjak dari kasur meninggalkan Mark yang masih duduk di atas kasur dengan mata yang masih sedikit terpejam, dia benar benar mengantuk sekali. Karena jujur saja, semalam Jeno merengek minta di temani oleh Mark padahal Mark sedang lelah habis pulang bekerja. Jika Jeno tidak dituruti keinginannya, dia akan menangis sekencang mungkin.

Lagipula, Mark mana bisa menolak keinginan suami manisnya itu? Mark kan sangat bucin sekali.

Setelah selesai mandi, Mark pun segera menyusul Jeno yang sudah menunggu di bawah. Jeno sudah menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan.

Mark : duh enaknya punya suami pinter masak.

Sebelum Mark duduk di bangkunya, ia sempat memeluk lalu mengecup puncak kepala Jeno membuat Jeno senyum senyum sendiri menanggapinya. Ini biasa Mark lakukan jika Jeno berhasil memasakkan sarapan pada pagi hari, benar benar akan Mark jadikan rutinitas.

"Terima kasih makanan pagi ini, sayang. Aku sangat sangat menyukainya," ucap Mark di tengah tengah makannya mereka.

"Tidak perlu berterimakasih, Mark. Ini sudah tugasku bukan? Makan yang banyak ya.. Baby ingin melihat papa nya sehat selalu dan makan yang banyak," ungkap Jeno sembari mengelus perutnya.

"Itu pasti bukan baby yang memintanya? Itu pasti papinya," sanggah Mark membuat Jeno terkekeh pelan lalu menganggukkan sebagai jawaban iya, Jeno sendiri yang menginginkan Mark selalu sehat.

Lagipula siapa yang menginginkan suaminya sendiri sakit? Tidak akan ada! Jeno ingin dia, Mark, dan juga bayinya selalu sehat.

Setelah selesai makan, Mark pun bersiap untuk segera berangkat ke kantor. Tentu saja dengan dibantu Jeno juga, Jeno membantu menyiapkan barang yang harus Mark bawa dan juga pakaian Mark, seperti membenarkan dasi dan juga kaus kakinya.

9 Month 10 Days | MarkNo 2/2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang