5.

220 30 1
                                        

•Happy Reading•


•••


Pagi ini, Jansa sudah berada di sekolah tiga termuda. Sesuai janjinya kepada Ethan, hari ini Ia akan memenuhi surat panggilan milik Riki. Ia baru saja mendengarkan penjelasan dan pengarahan dari pihak sekolah. Riki ikut bersamanya. Pria itu hanya diam dan mengangguk, seolah paham padahal Ia bahkan tidak menyimak apa yang mereka bicarakan.

Di akhir, Jansa bersalaman dengan kepala sekolah. Riki juga meminta maaf kepada Sang Guru dan kepala sekolah. Jansa lalu pamit dan keluar dari ruang kepala sekolah, di ikuti oleh Riki dari belakang. Jansa menarik nafasnya saat Ia berada di luar. Rasanya seperti Dejavu.

"Kan udah Ga bilang Kak. Gw ga salah" ucap Riki

"Iya Ki iyaaa" ucap Jansa

"Mau langsung balik Lu Kak?" Tanya Riki

"Iya. Kenapa memangnya?" Tanya Jansa

Riki merangkul bahu Jansa "Mending kita ke kantin Kak. Mumpung lagi istirahat. Lu kan udah lama ga makan di kantin sini" ajak Riki

Jansa tampak berpikir sejenak, lalu menganggukkan kepalanya "Yaudah ayok. Perpus juga belum buka jam segini" ucap Jansa

Riki langsung mengajak Jansa menuju kantin, dengan posisi tangan yang masih merangkul bahu Jansa.

"Soto Pak Warno masih buka Ki?" Tanya Jansa

"Masih lah! Kita sering makan di situ" ucap Riki

Jansa dan Riki memasuki area kantin. Tidak sedikit pasang mata yang memperhatikan mereka, apalagi para kaum hawa. Bagaimana tidak, Jansa tampak tampan dengan kemeja kotak kotak kesayangannya. Sementara itu, aura bad boy sangat terpancar dari Riki yang mengeluarkan bajunya. Riki mengajak Jansa ke meja yang ada di pojok kanan. Sean dan Januar tampak sudah ada disana.

"Wih wih, Ada Kak Jansa ni" ucap Sean

"Tumben mau kesini Lu Kak" ucap Januar

"Di ajak Riki Gw. Kebetulan Gw pengen makan soto Pak Warno juga sih" ucap Jansa

"Nah cakep! Lu yang bayar ya Kak" ucap Riki tanpa dosa

"Oh, jadi ini alasan Lu ngajak Gw Ki?" Tanya Jansa sedikit jengkel

"Mantep Ki! Ide yang sangat brilian!" Ucap Sean

"Kalau Gw jadi Lu, Gw juga bakalan aja Kak Jansa sih. Terus jadiin tumbal buat bayar" ucap Januar setuju

Ketiga termuda itu lalu saling memberi tos satu sama lain. Jansa hanya tersenyum, mencoba sabar dengan kelakuan tiga adiknya itu.

"MANG WARNOO! SOTO 4 SPESIAL! ADA KAK JANSA!" Seru Sean tanpa malu

"Oke! Siap Bos" jawab Pak Warno

"PUNYA IKI GA PAKE KOL" teriak Riki

"Siap laksanakan Den Riki. Seperti biasa" jawab Pak Warno

Jansa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia jadi teringat saat Ia masih SMA dulu. Ia, Jayden, Saga dan Ethan juga sering makan disini. Jayden dan Saga yang paling berisik. Mereka berdua sering berteriak, persis seperti yang di lakukan Riki dan Sean tadi. Jansa merasakan Dejavu. Ia sedikit rindu dengan masa masa SMA nya.

Jansa melirik ke salah satu pojok kantin. Di pojok sebelah kanan. Meja yang berada di paling ujung. Jansa ingat meja itu, Jansa juga ingat siapa Gadis yang selalu duduk bersamanya disana. Seorang Gadis dengan senyum yang sangat menenangkan hati. Jansa tersenyum simpul.

"Ga usah melow kali Kak. Disini ga bisa request lagu galau buat mendukung sedihmu" celetuk Januar merusak suasana

"Iya Kak. Anak sini sukanya DJ semua" tambah Riki

BFF (Best Fake Friend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang