16.

175 23 5
                                        

•Happy Reading•


•••


Wajah Saga penuh dengan keringat dan darah. Pakaiannya sudah robek, luka dan lebam memenuhi sekujur tubuhnya. Tangan kiri Saga terluka cukup dalam, darah segar masih terus mengalir dari lukanya. Kondisi Jayden tampak tidak terlalu berbeda. Wajah Jayden sudah penuh dengan sayatan dan lebam, perutnya juga tertusuk lumayan dalam.

Wajah Saga tampak pucat, nafasnya tersengal-sengal.

"Aman?" Tanya Jayden khawatir

Saga mengangguk, mengacungkan jempolnya.

Kedua Pria itu menatap ke arah Nick yang sudah terbaring di tanah. Sekujur tubuh Nick di penuhi luka, jauh lebih parah dari Saga dan Jayden. Tangan kiri Nick nyaris putus akibat serangan Jayden. Itu adalah puncak pertempuran, Nick sudah tidak memiliki tenaga untuk bangun lagi.

"Kau sudah kalah Nick" ucap Jayden

Nick diam cukup lama. Satu menit setelah keheningan, Nick tampak tertawa remeh

"Kalah? Gw ga pernah kalah" ucap Nick

Nick lalu mengerang kesakitan. Tawa yang Ia ciptakan membuat luka di perutnya terasa sangat sakit.

Saga membulatkan matanya, siap untuk menghabisi Nick sehabis-habisnya

"Elo ben-"

"KAK JAYDEN! KAK SAGA!"

Pergerakan Saga terhenti. Jayden dan Saga sontak menoleh, Riki dan yang lain tampak sedang berlari ke arah mereka. Kenzy dan Nicholas juga tampak berlari ke arah mereka. Pasukan Kenzy hanya tersisa sebagian, sebagiannya lagi sudah gugur dalam tugas.

"Lo gapapa kan Kak?!" Tanya Sean

"Dia udah kayak gitu masih Lo bilang gapapa? Buta Lo" sinis Nicholas

"Diem Nichol, Gw ga lagi ngomong sama elo!" Ucap Sean tak kalah sinis

"Perdarah Lo berdua, tanganin dulu" ucap Jansa sambil memberikan beberapa helai kain

Jayden dan Saga mengambil kain pemberian Jansa dan mulai membalut luka mereka.

"Bantuin Ki" ucap Jayden

Riki mengangguk, membantu Jayden untuk membalut lukanya.

"Kalian..."

Semuanya menoleh. Nick tampak menggerakkan jari tangannya. Suaranya terdengar serak, Ia hampir kehabisan tenaga sama sekali.

"Kalian pikir kalian sudah berhasil? Kami belum kalah" ucap Nick terbata-bata

Nick mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Ia tampak memencet sebuah tombol dan melemparkannya ke arah Jayden.

Semua sontak menghindar, mengira jika itu adalah granat. Namun beberapa detik berlalu, benda tersebut tidak kunjung meledak. Ethan akhirnya memberanikan diri dan maju untuk melihat. Matanya melebar. Benda itu adalah pengendali bom waktu. Mereka melupakan fakta bahwa ada ribuan Bom yang sudah terpasang di seluruh area mall.

"INI BOM!" Seru Ethan

"KALAU AKU HARUS MATII, KALIAN JUGA HARUS MATIIII" seru Nick dengan sisa sisa tenaganya.

Waktu hitung mundur terus berjalan. 5 menit lagi sebelum mall meledak dan hancur berkeping-keping.

"Kita harus cepetan turun!" Ucap Kenzy

Mereka bersiap untuk pergi, namun tawa Nick menghentikan pergerakan mereka

"HAHAHAHA DASAR BODOH. Semua pintu sudah terkunci sekarang!! Kita akan mati bersama!!" Seru Nick

BFF (Best Fake Friend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang