part 4

206 39 0
                                    

Sudah terhitung hampir seminggu dita di rawat di rumah sakit pasca kejadian lalu yang mengakibatkan ayahnya memasuki jeruji besi.

Hari-hari dita lalui dengan merenung tanpa semangat yang timbul dari wajahnya, membuat ayu sang ibu menghela nafas lelah.

"Apa kau akan diam seperti ini terus dita?"tanya ayu sang ibu dengan sorot mata yang tajam.

Bak angin lalu, setiap ucapan yang keluar dari ibunya tak pernah dita respon.

"Harus berapa lama lagi aku menunggumu yang seperti orang gila begini.. huh?"

Mendengar kata"gila" yang terucap, tatapan kosong dita karang melirik ke arah ibunya dengan hampa.

"Ingat dita, kau dua minggu lagi akan berangkat ke korea, mengejar cita-cita yang ingin kau raih selama ini bukan? Jika iya, bangkitlah dan buang jauh-jauh semua masalah yang memenuhi kepalamu. Jangan merasa sendiri,Masih ada aku..ibumu!!"

Setetes air mata bening keluar dari mata indah dita karang. Bibirnya kelu untuk berucap, bayangannya selalu berputar di kepala. Dia ingin teriak dan berontak tetapi ia tidak mampu. Dita sayang ibunya dengan amat sangat. dia ingin sekali mencurahkan setiap kelu kesahnya, dia ingin mengadu bahwasannya perbuatan ayahnya yang kemarin bukanlah yang pertama tetapi itu yang paling fatal.

Dita mendengar helaan nafas lelah dari sang ibu, ia sadar dirinya begitu sangat merepotkan. Tangan lentik sang ibu mengacak rambutnya dengan frustasi.

"Okey jika kau terus diam akan aku batalkan dan merobek surat yang akan mengantarkan kau ke sekola yang ada di korea."

Mendengar ucapan ibunya yang tiba-tiba membuat dita mendongakan kepalanya disertai gelengan kecil.

"So?.. keputusan ada padamu."

"Ya" jawaban lirih serta ambigu dari dita membuat ayu tak mengerti akan maksudnya itu.

Ayu mengeratkan rahanya dan mencoba terus bersabar"yaa apa maksudnya astaga, lo mau lanjut apa kaga?? Gue udah sabar loh ya selama ini" ayu menghela nafas kasar.

Ayu mengatur nafasnya guna menenangkan emosinya yang seketika naik.

Dirasa sudah tenang, diraihnya lah wajah sang anak dengan perlahan dan kali ini ayu akan memunculkan sosok ibu yang penyayang dengan tatapan lembut serta suara yang halus.

Ketika menatap mata indah putrinya yang kosong ada rasa sakit yang timbul di hatinya. Buah hatinya yang dulu ceria serta manja kini sudah hilang, yang ada hanyalah anaknya yamg pendiam dan penuh dengan luka fisik maupun batinnya.

"Ibu tanya sekali lagi, apa keputusan kamu? Lanjut atau tidak?"tanya ayu dengan suara yang lembut dengan tatapan yang tajam namun menenangkan.

Dita mengangguk dengan mata yang mulai berkaca-kaca"iya.. ta-tapi"jawab dita dengan tergagap.

Ayu mengelus pipi tirus anaknya dengan lembut disertai senyuman hangatnya"tapi kenapa?"tanya ayu penasaran.

"Tapi dita takut untuk berangkat sendiri, dita takut ketemu orang selain ibu, dita juga takut nantinya bakal bertemu orang seperti ayah di sana, dita gak mau ibu, dita juga gak mau jauh dari ibu"Tangis dita pecah sekarang, terlalu banyak ketakutan yang ia rasakan dan ia alami membuat mentalnya tidak baik-baik saja.

Bukan hanya dita yang menangis, sekarang ayu pun sudah berderai air mata. Dia sakit melihat anaknya yang sangat kacau karna ulah orang yang dia anggap cinta pertamanya. Pria brengsek juga keparat yang telah membuat hancur kedua dunia putrinya. Jika saja di negara ini tidak ada hukum, sudah ayu pastikan pria sialan itu akan menjadi santapan anjing liar.

Ayu mengelus surai hitam dita"ibu akan ikut ke korea! demi kamu, demi masa depan kamu, dan disana kita akan membuka lembaran baru dengan melupakan luka lama yang ada di sini nak. berjanjilah kepada ibu, kau harus ceritakan semua yang akan kau alami nanti di sana ya? Kita harus sama-sama sembuh dari luka ini dan kembalilah menjadi dita karang yang ibu kenal. Dita karang yang ceria, manja, juga pintar."

Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang