•🌼•🌼•🌼•
Dear my Love, Wilona Catra.
Hai, apa kabar?
Aku ga pernah nyangka dalam hidup ini, aku bakal nulis surat.
Kamu lagi ngapain?
Lagi bareng Naura? atau bareng Ayah?
Tersenyumlah dan menatap ke langit agar aku bisa melihatnya dengan jelas.
Senyum yang indah. Jangan pernah menghilangkannya dari wajah itu.
Bagaimana aku memulainya? aku gugup.
Pertama-tama, tolong maafkan aku. Apa yang terjadi, ini sudah takdir. Aku ga marah sama Tuhan karena udah ngasih takdir ini ke aku.
Karena dibalik takdir yang tidak aku inginkan ini, Tuhan udah ngasih aku takdir yang jauh lebih baik sebelumnya yaitu bertemu dengan kamu.
Wilo, aku sakit. Umur aku... kalau kamu udah baca surat ini artinya aku udah ga ada di dunia yang sama dengan kamu.
Sakit tapi jauh lebih sakit saat aku ngeliat kamu ga baik-baik saja.
Maaf karena udah nyakitin kamu.
Maaf karena udah ngasih perpisahan ke kamu, padahal kamu pernah bilang kalau kamu ga suka perpisahan.
Maaf karena udah bohongin kamu.
Maaf karena aku kamu terluka.
Maaf, maaf dan maaf.
Dan yang kedua, terima kasih Wilo.
Berkat kamu, aku bisa ngerasain kebahagiaan di dunia ini.
Aku tau, Mama pasti udah cerita soal aku.
Itu benar. Kalau bukan karena kamu, aku mungkin ga akan pernah bisa terbuka dengan orang lain.
Aku mungkin akan menjadi orang yang paling tidak tau berterima kasih kepada orang yang sudah menjaga dan menjadikan aku sebagai anaknya.
Tapi itu semua tidak terjadi. Aku senang.
Bisakah aku meminta sesuatu?
Tolong jaga Papa–Mama dan juga panti.
Mereka juga sangat berharga bagi aku.
Maaf lagi karena merepotkanmu.
Wilo...
Aku tidak pernah sedetikpun berhenti mencintaimu.
Hanya karena aku mengatakan untuk mengakhiri hubungan kita bukan berarti perasaanku juga berakhir.
Aku mencintaimu sampai kita dipertemukan Tuhan lagi.
Sampai saatnya tiba, hiduplah dengan bahagia. Simpanlah aku di dalam memorimu yang terdalam.
From your Heart, Alvin Zejaya.
•🌼•🌼•🌼•
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Last Wishes (Completed)
Short StoryItu yang kamu mau? Ya udah. Tapi aku mau ngelunjak, boleh? "Aku mau 10 hari dari kamu and after that we really ended." . . . Rasa takut untuk mencintai mungkin akan terus membekas namun tidak menutup kemungkinan jika suatu saat aku bisa menemukan se...