D U A B E L A S

5 1 0
                                    

•🌼•🌼•🌼•

"Ihh, lo lama banget Naura!"

"Sabar Wil, orang sabar disayang Tuhan,"

Wilo memutar matanya jengah.

"Kita mau kemana?"

"Restoran!"

"HAH?!"

"Ya ampun, nanti gue budek Wilo. Santai aja napa,"

"Mau balik gue, ga mau ke resto. Males banget,"

"Ck, gue juga males sebenarnya. Asal lo tau masakan nyokap gue jauh lebih enak dari resto manapun," ungkap Naura.

Mendengarnya membuat hati kecil Wilo sedikit sakit. Tiba-tiba dia mengingat bundanya.

Naura menyadari itu.

"Ada apa? gue salah ngomong ya? Maaf gue ga bermaksud Wil,"

"Engga. Gue cuma keinget Bunda aja,"

Naura segera memutar otaknya.

"Gimana kalau ke rumah gue aja? Mau ga?"

Wilo menatap kedua mata Naura.

"Ga papa?"

Naura tersenyum dan mengangguk. Lalu keduanya berangkat menuju rumah Naura yang tak jauh dari sekolah.

"Ma! Mama ada tamu nih," teriak Naura.

Wilo tertegun sejenak, tidak menyangka jika gadis di depannya sedikit berbeda dengan dugaannya.

"Jangan teriak Naura,"

"Halo Tante," sapa Wilo.

"Halo, cantik banget. Ini temen baru Naura ya? Soalnya Tante belum pernah liat,"

Wilo hanya bisa tersenyum simpul.

"Ini teman baru Naura, namanya Wilo,"

"Namanya cantik persis seperti orangnya," puji Mama Naura.

"Ma, Wilo mau numpang makan. Uang jajannya abis, makanya Naura ajak ke rumah,"

Kedua mata Wilo melotot mendengar penuturan Naura.

Yang benar aja?!

"Jangan bicara sembarangan, Mama tau kamu ya," ujar Mama Naura. "Ayo nak Wilo, Tante udah masak. Mudah-mudahan kamu suka ya,"

"Iya Tante,"

Setelah itu mereka makan bersama. Wilo membetulkan apa yang Naura katakan tentang masakan Mamanya adalah yang terbaik. Dia merasa senang.

"Makasih ya Naura, gue seneng bisa makan masakan Mama lo. Enak,"

"Sama-sama, anw lo jangan langsung balik. Kita ke kamar gue dulu,"

"Hah? tapi ini udah mau sore,"

"Nanti aja baliknya, temenin gue dulu yaa," pinta Naura.

Nih anak abis ketimpuk apa sih. Gue harusnya ga suka sama dia tapi kalau gini lama-lama gue susah buat ga suka, orang dia baik gini sama gue.

Belum sempat Wilo berkomentar, gadis itu sudah menariknya terlebih dahulu tanpa menunggu persetujuannya.

"Lo tau ga sih Wil, gue tuh sering ngajak temen gue ke rumah tapi ga pernah ngizinin mereka masuk kamar gue. Mau tau alasannya?"

Wilo mengangguk.

"Ga ada alasannya sih, gue cuma ga mau doang haha,"

Aneh!

10 Last Wishes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang