S E B E L A S

6 1 0
                                    

•🌼•🌼•🌼•

"Alvin tapi ini udah malam, gimana kalau satpamnya marah terus laporin kita ke kepala sekolah besok,"

"Itu akan terjadi kalau kita ketahuan,"

"Wilo takut,"

"Ada aku."

Jalan yang mereka lalui menuju atap sekolah. Selama ini Wilo belum pernah ke atap sekolah, itu karena tidak ada apapun di sana dan juga pintunya selalu terkunci.

Tapi kali ini tidak.

"Pintunya terkunci, kita ga bisa masuk Al. Pulang aja ya,"

Ketika Wilo berbalik, Alvin segera menahan lengannya.

"Ada apa?"

Satu tangan Alvin memegang sebuah kunci. Tanpa mengatakan apapun, cowo itu segera membuka pintu dan menarik Wilo agar mengikutinya.

"Kuncinya? Kenapa bisa..."

"Aku yang kunci," ungkap Alvin.

"Jadi selama ini—"

"Hm."

"Kenapa dikunci, kan kasihan siswa lain yang pengen ke sini,"

Alvin berjalan ke tepi, menatap sekolah dari atas adalah hal yang paling disukainya.

"Aku suka keheningan, tidak suka keramaian. Tempat ini milikku,"

Wilo teringat perkataan Raya, Mama Alvin. Lalu tiba-tiba dia teringat hal lainnya.

"Oh jadi selama ini kalau Alvin tiba-tiba ngilang, Alvin ke sini?" kesal Wilo.

"Iya,"

"Cih, pantesan dicari-cari ga ketemu taunya ngumpet di sini,"

"Aku ga pernah ngajak siapapun ke sini, alasannya karena aku ga suka diganggu,"

"Termasuk Wilo?"

"Termasuk Wilo," ulang Alvin.

Bibir Wilo manyun, "terus kenapa sekarang Alvin ajak Wilo,"

Bukan menjawab, Alvin malah menyerahkan kunci yang dipegangnya kepada Wilo.

Gadis dihadapannya menunjukkan ekspresi bingung.

"Tolong jaga kunci ini untuk aku."

"Ga mau, ngapain jaga kunci. Wilo ga mau!" tolaknya.

Alvin tertawa kecil, "yakin ga mau?"

"Iya!"

"Ya udah tapi kalau aku ngilang lagi jangan nyari ke sini, soalnya kamu ga pegang kuncinya,"

"Kan Alvin bisa bukain pintu untuk Wilo,"

"Kalau aku lagi tidur gimana,"

"Yaa Wilo gedor-gedor pintunya sampai Alvin bukain,"

"Aku ga denger soalnya lagi pakai earphone,"

Wilo menekuk wajahnya, "ck ya udah sini!"

Dia nyebelin banget hari ini. Kesel gue.

Suasana menjadi hening beberapa menit.

"Aneh,"

"Apanya yang aneh?"

"Wilona yang aneh," kata Alvin.

"Hah?"

Alvin tertawa.

"Kamu sadar ga sih, hari ini kamu sering ngomong hah,"

"Itu karena Alvin,"

Wilo bersandar pada tembok.

10 Last Wishes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang