Dua Belas

50.5K 3.1K 22
                                    


Jangan lupa Follow Ig Author yah
@widyaarrahma20_

Happy Reading














Siang ini Zalin, Sharga dan Ayra berada didalam mobil menuju ke tempat yang sudah Sharga dan Zalin rencanakan.

Hampir 4 jam perjalanan mereka tempuh hingga sampai di Markas angkatan Udara dimana orang yang hendak mereka temui berdinas disana

Sharga turun dari mobil untuk lapor tamu pada petugas yang berjaga disana.

Selesai itu dia kembali masuk ke mobil lalu menjalankannya masuk ke dalam Asrama Militer Angkatan Udara itu

Zalin mengedarkan pandangannya ke sekitar, melihat nuansa yang berbeda di Asmil ini.

"Oh itu yah kak yang Pia Ardya Gharini ?" Tanya Zalin menunjuk pada ibu ibu yang mengenakan pakaian Dinas Harian sama seperti dirinya namun mereka mengenakan warna biru langit bukan hijau

"Iyah dek"

"Kira kira kegiatan sama peraturannya sama gak yah kaya Persit kak ?"

"Ya hampir hampir mirip dek, kan sebenarnya sama sama Persit. Karna Persit kan Persatuan Istri Tentara. Nah kalau angkatan Darat itu sebenarnya namanya Kartika Chandra Kirana, namun sudah meluas dikalangan masyarakat itu Persit makanya panggilan Persit itu identiknya dengan Angkatan darat"

"Oh gitu" jawab Zalin dengan menganggukkan kepalanya

Jangan tanya dimana Ayra, gadis mungil itu masih terlelap. Karna semalam dia tak bisa tidur sebab Sharga menjanjikannya untuk liburan.

Sharga membelokkan mobilnya ke sebuah Kompi disana, yang terlihat kanan dan kiri berjejer rumah dinas yang sama ukuran dan tampilannya.

Sharga berhenti di sebuah rumah dinas yang menghadap ke arah selatan, memarkirkannya dengan benar lalu keluar dari mobil disusul Zalin.

Zalin membuka pintu penumpang dan terlihat Ayra tengah mengeliat disana namun matanya masih terpejam

"Kaka aja yang gendong, dia berat dek"

"Aku aja kak, gapapa kok" ucap Zalin melepas sabuk pengamannya lalu mengambil Ayra dari dalam mobil

Keduanya masuk kedalam rumah dinas yang bertuliskan nama Sertu Rizal Rahardian Samudra beserta fotonya dipintu rumah

Belum sempat mengetok pintu, Seorang dari dalam rumah sudah membukakan pintu, dan itu adalah Sertu Rizal sendiri

"Wah tamu jauh yang sudah ditunggu ini, mari masuk masuk" sapa nya membuka lebar pintu rumahnya

Zalin dan Sharga pun masuk kedalam rumah dinas yang berukuran lebih kecil dari miliknya

Tak lama Silmi keluar membawa senampan minuman dan cemilan

Zalin dengan ramah mencium tangan Silmi karna Silmi lebih tua, juga bercipika cipiki

"Tidur dari jalan ini Ayranya Lin ?" Tanya Silmi mengambil alih Ayra dari pangkuan Zalin

"Iya mbak, semalem katanya gak bisa tidur gak sabar mau liburan sama Abba nya"

"Gak dikasih tau mau kesini berarti ?"

"Enggak mba, ngomongnya mau ke Air terjun yang dia penginin, deket sih dari sini"

Silmi mengangguk dan tersenyum sebagai jawahannya lalu menciumi wajah putrinya yang ada dipangkuannya

"Gimana ? Jadi berangkat ke Papua barat ?" Tanya Sharga pada Rizal yang baru duduk

"InsyaAllah jadi Ndan, 2 bulan lagi berangkat"

"Berapa bulan disana ?"

"14 Ndan, ya lebih lama sih dari yang lain"

"Berarti lebih di kuatin lagi mentalnya disana Zal apalagi ini lagi panas panasnya, kemarin 4 gugur pas nyari pilot"

"Iya Ndan, saya juga nanti tugasnya ditempat itu"

"Oh di Nduga nya berarti ?"

"Iya Ndan, yah memang rawan sih tapi tugas gak bisa ditolak"

"Sudah resikonya, kalau sudah terjun di dunia militer hanya 1 yang bisa kita jadikan alasan untuk menunda tugas walau hanya 5 menit, yaitu Sholat"

Zalin mendengar percakapan itu hanya menyimak saja karna dia belum terlalu faham

"Resiko istri TNI juga Lin, Ditinggal berbulan bulan, susah komunikasi, yang dipegang hanya kepercayaan Lin"

"Iya mba, waktu pengajuan dibilangin gitu"

"Tapi Sharga kan gak tugas toh Lin ?"

"Alhamdulillah engga mba"

"Tapi ya tetep ada ndak enaknya yah Lin"

"Iya mba, gak semuanya enak"

******

Hampir 45 menit mereka mengobrol dan Ayra baru terbangun di pangkuan Bundanya

"Hai Cantik, Akhirnya bangun" sapa Silmi sembali mencium pipi Ayra

Ekspresi Ayra langsung berubah bingung, mengapa dia ada disini ?

"Umma" lirihnya

"Ini Bunda sayang, kangen Bunda gak ?"

Mendengar itu Ayra langsung menangis, bukan hanya menangis biasa, dia bahkan menjambak rambut Silmi yang tergerai

Zalin melihatnya langsung mengambil Ayra dari pangkuan Silmi lalu menggendongnya keluar, menenangkannya dengan kalimat "ini Umma yah, jangan takut yah, ini Umma Nak" yang terus di ulang berulangkali

Zalin menenangkan Ayra diluar rumah dinas Rizal yang ada banyak bunga dan juga peliharaan kelinci

"Tuh kelinci, mau pegang gak ?" Tanya Zalin setelah Ayra berhenti menangis

"Mau Pulang Mah" jawab Ayra Parau

"Kan baru sampe dirumah Bunda"

"Gak mau, mau pulang Mah"

"Peluk Bunda yah, sekali aja Umma yang minta, mau gak ?"

Ayra menggeleng lalu mengeratkan pelukannya pada Zalin





















DUDA KACANG HIJAU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang