Sembilan belas

40.5K 2.8K 17
                                    


Jangan lupa Follow Ig Author yah
@widyaarrahma20_

Happy Reading





















Ayra menangis dipojokkan ketakuttan, bukan takut dimarahi Abbanya dia lebih takut kehilangan Ummahnya

Tak lama Sharga datang dengan wajah khawatir lalu mendatangi dokter baru keluar dari ruang periksa.

Dokter memerintah untuk memindahkan Zalin ke rumah sakit guna penanganan lebih alnjut karna wanita itu mengalami pendarahan yang cukup hebat

Sharga langsung menyetujui dan ambulan yonif datang membawa Zalin.

Entah lupa atau sengaja, Sharga meninggalkan Ayra begitu saja menangis dipojokkan hingga ada TNI yang melihatnya dan menyusul ambulan itu

Didalam ambulan, Sharga tak hentinya bersholawat membacakan doa terbaik untuk keselamatan istrinya karna melihat wajah istrinya yang semakin pucat

"Bertahan yah sayang, bantu Ummah yah nak" bisik Sharga diperut Zalin

Air mata lelaki berpangkat Lettu itu tak bisa terbendung melihat darah dikaki istrinya yang semakin banyak keluar

"Pak lebih cepat pak" perintah Sharga

Tak lama ambulan itu sampai di rumah sakit besar disana, Zalin langsung masuk ke IGD

Dokter yg memeriksa Zalin, menyarankan Zalin untuk di oprasi cesar sekarang, hal itu membuat Sharga teramat terpukul

Karna kandungan Zalin baru masuk 33 Minggu, namun mau tak mau demi keselamatan keduanya, terpaksa Sharga menanda tangani surat perjanjian itu.

Selesai dengan Administrasinya, Zalin keluar dari IGD menuju ruang Oprasi, Sharga langsung ikut mendorong brankar itu, menggenggam erat tangan dingin istrinya dan berhenti di pintu depan oprasi

Sharga terduduk lemas di kursi tunggu, dia tak ada fikiran menghubungi siapapun bahkan mencari putrinya

Yang dia fikirkan sekarang adalah keadaan Zalin

Namun tak lama Rohmah ibu dari Sharga datang dengan Ayra digandengannya yang masih sesenggukkan

"Mas Sharga" panggil Ibu Rohmah pada Sharga yang masih duduk menunduk membaca istighfar

Sharga langsung mendongak, menatap sebentar ibunya lalu memeluk erat dan mennenggelamkan wajahnya diperut ibunya

"Zalin bu, Zalin" ucapnya dengan tangisan

"Doa mas, Istighfar, ibu yakin Zalin wanita kuat, InsyaAllah keduanya selamat" nasehat ibu setelah mendengar semua kronologinya dari Serda Ayu yang melihat kejadian juga menemani Sharga hingga kerumah sakit dan juga menjemput Ibu Rohmah

Sampai dirumah sakit ibu Rohmah langsung menenangkan Ayra yang ketakuttan dan langsung mengajaknya keruang oprasi

Setelah kedatangan ibu Rohmah, Setyo ayah dari Sharga juga datang setelah mendapat izin dari Kantornya

"Gimana bu ?" Tanya Setyo

"Masih didalem, belum keluar yah" jawabnya sembari terus mengusap pnggung putranya

"Ayra sini sama Kakek" ucap Setyo pada cucunya yang mengintip di celah pintu oprasi

Mendengar itu Ayra langsung berlari menuju kakeknya dan memeluk erat kakeknya

"Gala gala Aya kek ummah jadi jatuh gala gala aya" tangisnya dalam pelukan kakeknya

"Sstttt udah yah, Ayra sekarang doa buat keselamatan Ummah dan Adeknya Ayra"

Hingga satu jam berlalu Sharga masih setia memeluk Ibunya, begitupun Ayra

Hingga lampu hijau menyala Sharga langsung berdiri menyambut keluarnya dokter

Namun bukan dokter yang keluar melainkan brankar bayi yang ditutupi kain

Barulah dokternya keluar

"Alhamdulillah oprasi berjalan lancar, Alhamdulillah pak selamat anak bapak lakilaki lahir dalam keadaan normal,  tapi bu Zalin kekurangan banyak darah hingga mengakibatkan beliau belum sadarkan diri sampai sekarang"

Ucapan Hamdalah terdengar dari 3 orang dewasa yang tengah menunggu disitu

"Apa saya bisa ketemu istri saya dok ?"

"Sebaiknya bapak berganti pakaian dulu, lalu temui anak bapak di ruang bayi untuk diadzani baru menemui istri bapak di ruang rawat setelah dipindahkan"

Sharga menganggukki lalu mengambil baju ganti yang dibawakan ibunya dan berganti pakaian di musholah yang kebetulan dekat dengan ruangan itu

******

Ruang Rawat Tulip 1 terasa sangat dingin, ditambah dengan dinginnya tubuh wanita yang baru saja dipindahkan dari ruang oprasi menuju ruang rawat

Matanya masih terpejam, bibirnya masih tertutup, tangannya masih dingin tak bisa menggenggam

"Sayang, anak kita sudah lahir, bangun yah sayangn, kita jaga dia bareng bareng" bisik Sharga ditelinga Zalin yang entah akan didengar atau tidak oleh wanita itu

Sharga mencium kening Zalin lama lalu membenarkan selimut ditubuh Zalin

"Sharga makan dulu, kamu belum makan siang tadi habis kegiatan kan ?" Ucap bu Rohmah masuk membawa sebungkus nasi

"Nanti bu, ndak nafsu"

"Ndak nafsu pun harus ada makanan yang masuk Sharga, kamu njagain Zalin yang sakit jangan sampai kamunya ikutan sakit" ucap Pak Setyo yang baru masuk menggendong Ayra yang tertidur

"Makan dulu Ga, makan disini aja gapapa, Zalin ndak bakal lari kok" ucap ibu Rohmah yang langsung diangguki Sharga

Sebenarnya perut lelaki itupun teramat lapar namun dia tak nafsu untuk makan.

Bagaimana tidak lapar dia hanya makan roti selai saat subuh dan hingga sekarang hampir jam 3 sore dia belum makan lagi ditambah kegiatan tadi yang teramat menguras tenaganya

Dengan lahap lelaki itu menghabiskan nasi padang kesukaannya yang sangat ibunya tau itu.

Sementara Ayra direbahkan kakeknya di ranjang khusus penjaga pasien yang tak jauh dari ranjang pasien itu







































______________________

Setinggi apapun pangkat lelaki, sekuat apapun tenaganya, air matanya akan tetap mengalir ketika orang yang dia sayang terluka.

~Widyaarrahma~







Menurut kalian ini salah Ayra apa bukan ?

DUDA KACANG HIJAU (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang