Chapter 12: Si Rubah Beraksi

3.1K 146 7
                                    

"Ne hyung, kenapa akhir-akhir ini Kyung Soo tidak datang kesini?" tanya Jeno tiba-tiba sembari melahap potongan apel ditangannya. Kai menghentikan kegiatannya mengupas apel lalu mendongkrak menatap Jeno. Dia terdiam, benar juga, akhir-akhir ini Kyung Soo tidak pernah datang menengok Jeno lagi. Bahkan dia sendiri mulai jarang melihatnya disekolah. Jeno menatap kakaknya yang terdiam kaku dengan aneh, dia menaikkan alisnya lalu mengguncang bahu  Jongin. "Hyung? Gwencana?" Jongin mengerjapkan matanya kaget. Dia tersenyum kearah Jeno, "Mungkin saja Kyung Soo sedang repot Jeno. Aku akan menyuruhnya berkunjung kemari jika dia tidak sibuk. Sepertinya kau sangat merindukannya..." Jongin berujar dengan sedikir nada sindiran disuaranya. Pipi Jeno memerah malu, remaja itu memalingkan wajahnya cepat, "Si..siapa juga yang merindukan si Kyung Soo itu! Hyung aneh-aneh saja!" gerutunya. Jongin terkekeh lalu melanjutkan mengupas apel. Sepertinya besok dia harus bertemu dengan Kyung Soo dan mengajaknnya kesuatu tempat, BERDUA SAJA.

Jongin melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kelas Kyung Soo. Dia benar-benar ingin menemui Kyung Soo sekarang juga. Senyuman tipis mengembang dibibirnya saat dia melihat Kyung Soo terduduk didepan kelasnya dengan  sembari melahap roti ditangannya. "Annyeong Changiya~~~" panggilnya ceria. Kyung Soo mendongkrak lalu tersenyum lebar ketika melihat jongin berjalan menghampirinya. Namja bermata bulat itu segera bangkit dari duduknya dan menghambur kepelukan Jongin, "Annyeong..." Jongin menepuk punggung Kyung Soo sayang, "Kau sedang makan siang ya?" tanyanya. Kyung Soo melepaskan pelukannya dan mengangguk, "Ne. Jongin sudah makan?" Jongin menggeleng, "Belum, mau menemaniku kekantin?" Kyung Soo mengerjapkan matanya lalu menengok kedalam kelasnya. Jongin menaikkan alisnya, "Yak! Kau mau menemaniku tidak?" ujarnya menuntut kepastian. Kyung Soo menghela nafas lalu mengangguk, "Ayo..."

SEHUN POV

"Eh?" Aku menaikkan sebelah alisku ketika melihat bangku depan kelas telah kosong. 5 menit lalu Kyung Soo masih ada disana. Aku hanya meniggalkannya sebentar dan dia telah menghilang. Sebenarnya kemana namja itu. "Hun!" Sebuah tangan menyentuh bahuku. Aku menoleh dan menatap namja tinggi itu dengan agak kesal, "Apa?" tanyaku ketus. Namja tinggi itu, Chanyeol, tersenyum jahil, "Hehehe... gapapa sih. Aku Cuma mau tanya, ngapain kau bengong-bengong didepan kelas kaya orang bego gini." Aku mendengus,  sedang tidak mood menanggapi teman sekelasku yang rada yadong dan absurd ini, " Aku nyari Kyung Soo, kau lihat dia enggak?" tanyaku. "Kyung Soo?" Chanyeol berguman dengan nada bingung sembari menaikkan sebelah alisnya. Aku hanya mengangguk. Chanyeol tersenyum lebar, "Oh... tadi sih aku liat dia lagi jalan sama Jongin." DEG! Aku segera memegangi jantungku yang terasa perih. Ternyata... Kyung Soo pergi dengan Jongin ya... "Hun, gwencana?" tanya Chanyeol saat melihatku tiba-tiba memegangi dadaku. Aku menggeleng, "Gwencana, aku pergi dulu ne." ujarku lalu melenggang pergi meninggalkan Chanyeol sendirian didepan kelas.

Aku berjalan menuju perpustakaan sendirian, padahal seharusnya Kyung Soo menemaniku ke perpustakaan untuk membantu mencari beberapa buku yang kuperlukan untuk tugasku. Aku menghela nafas, memang tidak seharusnya aku terlalu berharap. "Oh Sehun-ssi..." Sebuah panggilan mengangetkanku. Aku menoleh pelan kearah sumber suara. Mataku memicing bingung, itukan... "Luhan hyung?" aku berguman bingung. Luhan tersenyum tipis, dia menyuruhku mendekat dengan gerakan tangannya. Sebenarya apa mau namja satu ini? "Ikuti aku..." gumannya lalu berjalan mendahuluiku. Aku berjalan mengikutinya dari belakang. Sepertinya dia mau membawaku ke rooftop, tapi untuk apa?

Luhan membuka pintu rooftop lalu menarikku mengikutinya. Luhan hyung berjalan mendekatiku dengan seringaian aneh yang entah mengapa membuatku merasa takut. Tanpa sadar aku berjalan mundur untuk menjauhinya, "Lu...luhan hyung, apa yang kau lakukan..." aku berguman panik. Luhan tidak mendengarkan perkataanku dan terus berjalan mendekat. Bruuk... Sial! Punggungku menabrak tembok, aku tidak bisa lari lagi sekarang. Luhan tersenyum tipis, tangannya yang dingin menyentuh daguku lembut, "Ne...Sehun-ssi... aku punya permintaan padamu." Ujarnya seraya menggigit bibirnya.  "A..apa..." tanyaku gugup. Luhan menyentuh bibirku, dan menarik daguku mendekatinya,  "Sebenarnya aku..."

LOVE HURT (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang