2 Berpura-pura Kencan
"Gila! Bagaimana rasanya memiliki mall, apartemen, perumahan, tempat golf? Apa enak menjadi kaya dan memiliki segalanya?" Kiara bertanya dengan antusias seraya memakan ice cream miliknya.
Setelah setuju untuk latihan berkencan, mereka mengunjungi salah satu mall milik Artherio Group untuk menonton dan makan sushi. Kiara baru pertama kali diperlakukan dengan begitu spesial saat mengunjungi sebuah mall. Bahkan hampir semua orang yang mengenal Liam, menundukkan badan. Benar-benar seperti kehidupan dalam drama!
"Disaat orang bersusah mengumpulkan uang untuk membeli rumah, kamu memiliki ratusan unit! Hebat!"
"Jangan norak, dan membuat anak buah nenek curiga! Peluk lenganku!" Bisik Liam seraya menarik dan mencengkram pinggangnya.
"Sakit!"
"Peluk!" Liam memaksa dua tangan Kiara untuk memeluk tubuhnya.
"Haruskan kita berpelukan seperti teletubbies saat berjalan?"
"Harus, Sayang!" Liam tersenyum smirk, seraya mengusap puncak kepalanya dengan tujuan mengancam dan memperingati.
Kiara akhirnya memeluk lengan Liam mesra, dan membuang sisa ice creamnya ketika bertemu tempat sampah. Ia hanya bawahan yang di bayar, jadi harus menurut. Ya selagi masih tahap wajar, akan Kiara lakukan.
"Nenekmu jago sekali berakting. Bilangnya setuju, tapi memata-matai. Dia tidak akan membunuhku kan?"
"Kamu pikir nenek seburuk itu?"
"Ya siapa tahu karena tidak setuju, aku di habisi!" Kiara mempraktekannya, dengan mencekik lehernya sendiri.
"Kami tidak seburuk itu!" Jawabnya cuek.
"Keluargamu kan pebisnis properti sukses, siapa tahu aku di jadikan tumbal proyek!"
"Sudah ku bilang keluargaku tidak seperti itu!" Liam menggerutu kesal.
"Jadi yang kemarin itu kakak dan mantan kamu yang berhianat?" Kiara kini bertanya hal lain.
"Hmmm."
"Kakakmu tampan juga! Pantas mantan kamu kepincut. Wajahnya sangar, beda sama kamu yang sangat amat manis!" Kiara kembali berbicara hal random. Namun entah kenapa perkataannya kali ini, membuat mood Liam mendadak buruk.
"Kakakmu punya alis yang tajam, dan mata yang indah!"
"Kenapa kamu berisik sekali? Bawel! Cerewet!" Liam menarik bibir Kiara dengan jari-jarinya. Dirinya mendadak kesal saat Kiara memuji kakaknya lebih sangar dibanding dia. Memang Kiara kerja untuk siapa? Beraninya berkata buruk tentang bossnya sendiri.
Kiara tak mau diam dengan perlakuan kasar Liam yang menyebalkan. Ia lantas memegang jemari itu dan mengigitnya kuat-kuat!
"Kamu apa-apaan sih?" Liam meringis seraya menarik jarinya yang memerah karena gigitannya.
"Kambing jelek! Kamu yang bilang jika kita harus membangun chemistry! Kenapa sekarang menyuruhku diam? Kamu pikir, bangun kecocokan itu hanya tentang ciuman, pelukan mesra, kita juga harus sering mengobrol. Dasar kekanakan!"
Lagi-lagi Liam disebut kekanakan. Terakhir kali Freya menyebutnya demikian, dan menjadikannya alasan untuk berhianat. Lalu sekarang wanita yang dia bayar berani mengatainya hal yang sama?
"Kenapa kalau aku kekanakan? Kamu juga mau berhianat dariku? Membongkar semuanya ke nenek dan berpihak kepada kakakku?"
"Kenapa jadi kemana-mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Deals
RomantizmSetelah kembali dari luar negri untuk perjalanan bisnis, Liam Arterio harus menelan pil pahit bahwa sang kekasih menikah dengan kakak kandungnya. Dia dihianati oleh dua orang yang sangat dia percaya. Liam inisiatif membalas mereka saat sang nenek me...