5 Marah

3K 376 22
                                    

5 Marah

"Siapa yang suruh kamu menciumku?!"

Kiara memukuli Liam dengan bantal sofa miliknya, setelah pria itu mengantarkannnya pulang kembali ke apartemen.

Kiara masih kesal soal ciuman pertamamya yang diambil! Padahal Kiara mau menyimpan itu untuk pria yang benar-benar ia cintai. Bukan pacar bayarannya!

"Hei! Siapa yang menciummu? Kamu yang menciumku!"

"Tapi kamu membuatku tidak ada pilihan! Bibirmu terus monyong tadi! Kamu tidak ingat? Kamu menjebakku di hadapan nenek!"

"Aku minta pipimu, bukan bibir! Aku bukan pria brengsek seperti yang kamu pikirkan. Otakmu saja yang mesum!" Liam mengelak. Lagipula Liam jujur! Dia saja terkejut saat Kiara mencium bibirnya.

"Ehhhh kok nyalahin aku?"

"Ya kamu bisa taruh pipimu kan? Kenapa tiba-tiba menciumku dengan bibir? Itu salah siapa? Mesum teriak mesum!"

"Ihh dasar tidak mau salah! Aku sangat membencimu!" Kiara lanjut memukuli Liam dengan brutal. Ia merasa sangat dirugikan dengan ciuman itu. Jelas-jelas Liam menjebaknya untuk berciuman! Tapi masih tidak mengaku! Pria sialan!

"Aku akan memukulmu sampai puas! Aku tidak terima! Ini namanya pencurian first kiss!"

Teriaknya dengan pukulan maut yang begitu kencang dan lebih brutal dari sebelumnya. Kiara bahkan mengejar Liam saat pria itu mulai menghindar dan berlari memutari ruangan.

"Aku bisa mati Kiara!"

"Sudah bagus aku hanya memukulmu dengan bantal, bukan sapu!" Kiara masih bersikeras mengejarnya.

Namun bukannya membuat pria itu kapok, kelakuan bar-bar Kiara tersebut justru membuat dirinya terjatuh secara bersamaan dengan Liam di lantai. Kiara membeku saat tubuhnya ambruk di atas Liam, dan tanpa sengaja bibir mereka kini bersentuhan kembali. Damn! Benar-benar hari yang sial!

"Jujur saja Kia! Sebenarnya kamu memang ingin aku cium, kan?" Liam berbisik seraya menahan tubuh Kiara yang hendak bangkit dari sana.

Mereka saling memandang satu sama lain. Kenapa sih, Liam harus setampan itu? Ketampanannya benar-benar tidak bisa di jabarkan. Jika saja hubungan mereka nyata, Kiara pasti sudah memamerkannya pada dunia.

Tapi berhubung mereka hanya kontrak dan pura-pura, Kiara tidak boleh baper. Atau dia yang akan dirugikan dalam segala hal!

"Lepas!"

"Bilang saja kalau mau!"

"Liam lepas!" Kiara mencoba bangkit, namun tetap ditahan olehnya.

Sambil tersenyum manis, Liam terlihat mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dari sakunya. Ia lalu memasangkan sebuah cincin di jari manis wanita yang sedang di tahannya.

"Itu cincin ibuku! Selama kita menikah, aku mau kamu memakainya. Ini sebagai pengikat bahwa kamu adalah partnerku. Jika kamu menghianatiku, berarti kamu juga hianati ibuku. Dan aku tidak akan memaafkan itu!"

"Jangan menasehatiku untuk tidak berhianat, jika kamu sendiri tidak bisa menepati janjimu untuk tidak berbuat kurang ajar!"

"Kamu loh, yang membuat kita berada di posisi seperti ini!" Liam tersenyum jahil seraya terus menahan tubuh Kiara. Bukannya mau berbuat mesum, Liam suka saja melihat wajah panik Kiara yang lumayan cantik.

"Lepas Liam! Kenapa kamu menyebalkan sekali!"

"Galak banget sih, Kia!" Godanya dengan nada genit.

"Namaku bukan bukan Kia!"

Marriage DealsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang