06

3.1K 366 10
                                    

📌Sat., May 6, 2023









.









Srak.

Srak.


Pemuda itu berjalan terseret-seret. Napasnya menderu, tubuhnya terasa sakit. "Hahhh.. hahh.."

Bruk!

"Hei! Bangunlah!" Teriak seorang gadis yang menemuinya tergeletak. Gadis itu menggoyangkan tubuhnya. "Kau masih hidup?"

"T-tolong aku.." Lirih pemuda itu.

Sang gadis mengikis jarak mereka. Suara pemuda itu terlalu kecil. "Apa yang harus ku lakukan?" Tanyanya.

"Mendekatlah.." Semakin mendekat, hingga hanya terdengar jeritan Sang Gadis.

"Arkhhhh!"

Hisapan demi hisapan, membuat pemuda itu segar kembali. "Maaf. Tapi aku harus hidup."

Ia membuang mayat itu ke semak-semak. Tidak peduli konsekuensinya.








.








"Kim Junkyu! Kau melupakan tempat bekalmu!"

Junkyu menepuk pelan kepalanya. "Ah! Bisa-bisanya. Terimakasih, Gaeul."

"Uhm.. setelah ini, kau ada waktu?"

Pemuda itu tersenyum. "Aku harus menemui calon pacarku nanti. Kenapa?"

Wajah Gaeul berubah menjadi sendu. "Calon pacar? Kau dekat dengan seseorang, lagi?" Junkyu mengangguk.

"Ya, aku dekat dengan pemuda manis. Dia sangat manis hingga aku takut terserang diabetes nanti." Gaeul tertawa canggung. "Ahahah! Begitu, ya? Kapan kau akan mengenalkannya padaku?"

Pemuda itu sedikit berpikir. "Ketika dia menerima cintaku, aku akan mempertemukan kalian. Ah! Aku harus segera pergi."

"Tunggu! Kau benar-benar menyukainya? Maksudku, kau tidak akan memainkan hatinya seperti yang lain?"

Langkah Junkyu berhenti. Ia membalikkan tubuhnya. "Aku serius dengannya."










.









Malam semakin larut. Junkyu masih menunggu kedatangan pujaan hati. Mashiho telah mengiyakan ajakannya. Jadi tidak mungkin jika si manis tidak datang.

Yang ditunggu pun tiba. "Kenapa lama sekali? Apa ada masalah serius?"

"Tidak.. aku ketiduran. Maafkan aku, ya?" Junkyu tidak tahan dengan kegemasan Mashiho. Ia mencubit pipi gembil itu. "Tidak ada yang perlu dimaafkan. Ayo pesak eskrimnya."

Pemuda koala itu menatap betapa indah manusia yang ada di hadapannya. "Dari sekian banyak orang di bumi ini, kenapa aku akhirnya jatuh cinta padamu?" Gumamnya.

"Hm?"

"Ah, tidak. Itu eskrimnya datang." Mereka memakannya dengan khidmat. Bukan mereka, hanya Mashiho.

"Dasar bayi. Makan saja masih belepotan." Junkyu mengusap sudut bibir si manis. Membuat Mashiho bersemu tipis.

Ia menatap jempolnya. "Oh? Apa di eskrimmu ada saus strawberry?"

"Hum! Lihatlah. Di luar memang cokelat. Tapi saat kau membelah eskrimnya, ada lava strawberry." Mashiho menghentikan aksi makannya kemudian menunjukkan isi eskrimnya.

"Wah!! Kenapa milikku tidak ada?"

"Tidak tahu." Kencan mereka terasa lebih berwarna karena Mashiho mulai menerima perlakuan manis dari Junkyu.

Perlahan Junkyu mengeluarkan kotak kecil dari sakunya. Ia beranjak dari duduknya. "Mashi.. maukah kau—"

BRAK!

Pengakuan Junkyu terhenti. Ia mengumpati siapapun yang menghalangi aksinya. "Ada apa disana?" Si manis penasaran.

"DASAR ORANG GILA!"

"KAU YANG GILA!"

"KAU!"

"Hei! Jika kalian ingin membuat keributan, jangan disini! Mengganggu pelangganku saja." Pemilik kedai memarahi mereka yang masih asik berkelahi.

"Ck. Kau yang gila!" Ujar mereka serentak pada Si pemilik kedai.

"Apa mereka pasien yang lepas dari rumah sakit jiwa?"

Mashiho tertawa kecil. "Mungkin saja? Ah, tadi kau ingin mengatakan apa?"

Gelengan kecil Junkyu berikan. "Tidak jadi. Jika kau sudah selesai, ayo pulang. Aku akan mengantarmu."









.








"Ck. Kau yang gila!" Ujar mereka serentak pada Si pemilik kedai.

Haruto rasanya ingin pergi secepat kilat. Namun, ia masih tahu tempat. Banyak manusia yang menyaksikannya.

"Sudahlah. Jangan ikuti aku!" Ia berjalan cepat meninggalkan makhluk itu.

"Tidak bisa begitu. Kau harus mengganti eskrimku!"

Vampire itu mengeluarkan dompetnya. "Cukup?" Ia memberikan uang secara paksa.

"Aku mau eskrim, bukan uang."

Tolong siapapun untuk menahan Haruto agar tidak merubah wujudnya. Ia melirik kiri dan kanan. Aman, tidak ada siapapun disini.

Wush!

Tubuh mereka berdua berpindah ke gang gelap yang sempit. Sempurna, manusia tidak akan berani melewatinya.

"Jika kau masih bertingkah, aku tidak akan segan-segan menghisap intisarimu." Geramnya.

Sang lawan tersenyum miring. Dalam sekejap ia mengukung tubuh Haruto pada tembok. "Ternyata kau vampire yang bodoh. Kau tidak bisa membedakan mana manusia dan mana yang bukan, huh?"

Kerutan muncul di dahinya. "Kau.. werewolf?" Jarak mereka semakin dekat. Hingga pemuda itu menderukan napasnya pada telinga Haruto.

"Ya, namaku Park Jeongwoo. Dan kau adalah mate ku, Haruto."







.










Tubikontinyu

Gue baru tau sekarang ada fitur like komen

Crooked >> YoshihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang