07

3.1K 307 18
                                    

📌Tue., May 9, 2023






.





Mengikuti Jihoon kemanapun sudah menjadi rutinitas Yoshi. Untung saja Jihoon sudah tidak merasa risih.

"Karena hari ini kau pulang cepat, aku ingin membawamu jalan-jalan. Kau mau pergi kemana?" Yoshi menatap lurus binar cantik milik Jihoon.

"Kemana saja. Aku bosan."

"Ke tempat ku, mau?"

Langkah mereka terhenti. Jihoon sedikit ragu, namun dia juga penasaran. "Apa setelah itu aku akan mati?"

"Pfft! Hahaha! Tentu saja tidak. Jika iya, maka aku tidak akan mengajakmu." Jihoon tertegun. Entah kenapa tawa Yoshi terlihat berkali-kali lipat lebih tampan.

"Hei? Mau atau tidak?" Makhluk itu menggoyangkan tangannya di depan wajah Jihoon.

Si pemuda manis mengangguk kecil. "Uhm.. tapi kau harus menjamin. Jika terjadi apa-apa padaku, maka aku akan membunuhmu." Ia memicingkan matanya.

"Baiklah, baiklah. Akan ku jaga kau. Sekarang genggam tanganku. Jangan di lepas!"

Yoshi segera menariknya ke tempat sepi. Memeluk erat tubuh Jihoon. Hingga mereka menghilang dalam sekejap.

Wush~





.





Megah.

Hanya itu yang bisa Jihoon katakan ketika melihat istana milik Yoshi. Ia sungguh terpana akan keindahan yang ada di depannya.

"Kau yakin ini milikmu?"

"Kau meragukanku? Ayo masuk!" Makhluk itu menariknya pelan.

Sepi sekali. Tidak ada satupun makhluk disini. "Kau tidak punya maid?"

"Mereka hanya datang ketika matahari mulai terbenam."

Jihoon menganggukkan kepalanya lucu. Tubuhnya kembali terpaku ketika melihat singgasana Yoshi.

"Kursi apa itu?" Tanyanya ketika melihat sebuah kursi yang lebih kecil disampingnya.

"Tempatmu, setelah menikah denganku."

Yoshi berjalan lebih dulu dan duduk di singgasananya. Benar-benar tampan dan menawan. "Kau mau berkeliling?"

"Uhm, bolehkah? Sekalian kau menceritakan kenapa aku yang menjadi takdirmu, jika kau mau." Jawab Jihoon.

Dracula itu mengangguk. Ia mendekati Jihoon, menggenggam tangan cantiknya. "Tempat pertama yang harus kau lihat adalah istana bagian timur."

Beberapa patung kelelawar memberi kesan mengerikan. Namun tidak mengurangi poin megahnya.

"Ini daerah Haruto, sepupuku. Sepertinya dia tidak ada disini. Mungkin kalian bisa berkenalan lain waktu." Ia menunjuk pada salah satu pintu besar.

"Jika kau berjalan lebih jauh ke kanan, kau akan menemukan ruang makan." Kini mereka berada di ruang makan. Terdapat banyak lilin hias diatas meja. "Tidak ada makanan."

Yoshi terkekeh. "Tentu saja. Kami vampire, hanya menghisap intisari manusia ataupun hewan." Ia mengusap lembut rambut Jihoon.

"KYAAA!"

Teriakan seseorang mengejutkan mereka. Bukan mereka, hanya Jihoon. Sedangkan Yoshi mendengus kasar.

"Siapa ini? Kenapa wajahnya manis sekali? Halo!" Makhluk itu berlari mendekati mereka. Melambaikan tangannya pada Jihoon sembari tersenyum manis.

"Aku lupa jika aku memiliki adik ipar sepertimu."

"KAU BERANI MELUPAKANKU!?" Makhluk itu bersiap untuk menarik rambut Yoshi, namun terhenti karena cekalan suaminya.

"Jaga batasanmu, sayang. Dia masihlah raja kita." Ujar sang suami.

Perhatian mereka teralihkan pada Jihoon yang sedang menatap lukisan. Lukisan besar yang terletak di seberang meja makan.

"Itu ibuku. Cantik, bukan?" Ujar Yoshi.

"Cantik sekali. Seperti dewi." Tangannya bergerak menyentuh bingkai.

"Hai, namamu siapa? Aku Jaehyuk. Dan ini Asahi, suamiku sekaligus adik dari Yoshi." Kalian melupakan Jaehyuk ternyata.

"Oh? Halo, namaku Jihoon."

"Kyaaa! Aku tidak mau tahu, kau harus menikahinya Yoshi! Aku bosan tidak memiliki teman disini. Haruto tidak dapat diandalkan, ia terlalu nakal." Jaehyuk heboh sendiri. Membuat Jihoon tertawa kecil.

"Aku tidak bisa memaksanya." Suasana tiba-tiba terasa mencengkam. "Untuk menikahi kaum kita, dia harus melewati ritual suci. Pada akhirnya ia harus meregang nyawanya."

"Jika Jihoon tidak setuju, maka kami tidak akan menikah." Sambungnya.

'Mati?' Batin Jihoon. Tebakannya selama ini benar. Apakah dia sanggup? Apakah ia harus melakukan takdirnya atau lebih memilih hidup normal seperti biasa? Apakah ia bisa meninggalkan keluarga dan temannya?

Untuk sekarang, Jihoon masih belum bisa membuat keputusan.

"Aku.. ingin pulang."

"Uh.. maafkan aku." Jaehyuk menunduk sedih melihat kepergian Yoshi dan Jihoon.

Sebuah usapan lembut pada punggungnya, membuatnya sedikit tenang. "Tidak apa. Cepat atau lambat, Jihoon tetap mengetahuinya."








.








"Ditemukan sesosok mayat tergeletak di antara semak-semak. Penyebab kematian masih belum diketahui. Saat ini polisi masih menyelidiki—"

Clik!

"Sial!" Ia tidak berpikir jika perbuatannya akan menjadi sebuah masalah. "Seharusnya aku membuang gadis itu ke hutan."

Pemuda itu beranjak dari duduknya. Menatap gelapnya kota. Sepertinya akan turun hujan.

"Aku akan membalasmu, Yoshi."







.








Tubikontinyu.

Hai hai, gue minta maaf duluan sama kalian yang selalu nunggu cerita ini.
Gue harus ngurus beberapa hal penting.
Jadi bakal hiatus mungkin 3-4 mingguan. Atau lebih HEHEHE. Kalau gak khilaf.
Tenang, ceritanya tetap lanjut sampai tamat. Tapi tunggu gue balik 👋🏻

Crooked >> YoshihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang