08

2.8K 274 12
                                    

📌Thu., June 1, 2023
Bagi yang lupa sama ceritanya, baca ulang aja dari awal.






.






Terlahir sebagai pemimpin Vampire tidak semudah yang dibayangkan. Kau harus bisa adil pada seluruh kaum mu, bahkan dengan mengorbankan dirimu sendiri. Itulah yang dirasakan oleh Yuta, ayah Yoshi.

Sekitar seribu tahun lalu, terjadi perang antara Vampire dan manusia. Perselisihan itu terjadi karena salah satu sepupu Yuta memberontak. Ia ingin merebut takhta Sang Raja Vampire.

Segala cara ia lakukan, namun gagal. Hingga pada akhirnya ia menggunakan manusia. Ternyata berhasil, pemberontakan semakin menjadi-jadi. Manusia yang terprovokasi, berusaha membasmi para Vampire karena dipandang sebagai predator.

Mereka semakin marah ketika mengetahui Yuta menikah dengan manusia. Salah satu syarat untuk menjadi pasangan Vampire adalah mati. Hal itu dianggap mengurangi jumlah manusia.

Sakura, yang saat itu tengah mengandung Yoshi harus bersembunyi ke tempat yang jauh. Hingga melahirkan sang penerus tanpa seorangpun yang menolong. Selama itu, Yoshi dibesarkan tanpa mengetahui jika ia seorang pangeran Vampire.

Yoshi kecil yang tengah bermain bersama beberapa hewan, terkejut ketika sang ibu membawanya bersembunyi. "Putraku, dengarkan ibu. Kau seorang pangeran Vampire. Kau terlahir sebagai penerus ayahmu. Jika terjadi sesuatu pada ibu, kau cukup berlari mengikuti sinar bulan. Berlarilah sekuat tenagamu, hingga kau menemukan istana kita. Ingatlah, ayah tidak pernah membuang kita. Ia hanya berusaha melindungi miliknya." Ujar Sakura.

Disisi lain, mereka hanya akan berdamai jika Yuta membunuh Sakura dan menikahi keturunan Vampire murni. Mau tak mau ia menuruti rakyatnya untuk menikah, hingga lahirlah Asahi.

Yuta berpikir masalah telah selesai. Tidak akan ada lagi perang. Ternyata maksud utama sepupunya itu belum terpenuhi, merebut takhta.

Sang sepupu kali ini memberontak secara terang-terangan. Ia mengayunkan pedang pada Yuta. Perkelahian terjadi dan pada akhirnya pedang itu berhasil membunuh Sang Raja Vampire.

Namun naas, kemenangannya hanya berjalan singkat. Dari belakang Yoshi kecil berhasil memenggal kepala sang paman, hingga isi tubuhnya ikut terburai. Matanya merah menyala. Itu adalah kali pertama wujud Vampirenya muncul.

Kematian sang paman disaksikan seluruh kedua kaum, terutama anaknya. Mereka ketakutan melihat seorang anak kecil bisa membunuh dengan sadis.

Sejak saat itu, Yoshi menjadi Vampire yang paling ditakuti kaumnya maupun kaum manusia. Para manusia yang mengetahui tentang Vampire, berusaha menutupi dengan menjadikannya sebagai dongeng semata. Hal itu dilakukan, agar keturunan mereka tidak lagi berurusan dengan Vampire.

Namun, dendam tetaplah dendam. Suatu saat nanti, anak dari sang paman akan membalas. Baginya, ini hanya masalah waktu.







.






"Uhm.. begitu. Lalu bagaimana kau bisa menjadi raja? Ayo, ceritakan juga!" Jihoon terlihat begitu antusias.

Yoshi terkekeh kecil. Ia mencubit kecil hidung si manis. "Dulu, aku menunjuk Asahi untuk meneruskan takhta ayah. Sejak kecil aku memang tidak tertarik untuk menjadi raja. Jadi aku tidak keberatan. Lagipula, Asahi berdarah murni, menurutku memang dia yang seharusnya. Tapi," Yoshi terdiam cukup lama.

Jihoon mendengus kesal. "Tapi? Tapi apa? Kenapa setengah-setengah!?"

"Hahhahah! Tapi, Asahi menolak. Dia tidak mau merepotkan diri untuk mengurus banyak orang. Lalu aku bertanya pada Haruto, ia juga menolak. Haruto berkata bahwa ia bukan anak dari ayahku. Memang benar, namun siapapun bisa menjadi raja jika ia memiliki darah Vampire. Karena jengah, aku menawarkan kepada rakyatku. Tetap saja tidak ada yang mau." Cerita Yoshi yang terlihat frustasi.

"Lalu bagaimana dengan anak dari pamanmu? Bukankah keinginan ayahnya adalah duduk di takhta ayahmu?"

Yoshi menjentikkan jarinya. "Sejak kematian paman, aku tidak pernah melihatnya lagi. Rupa wajahnya mungkin sudah berubah dan tidak akan aku kenali. Padahal jika ia ada, aku akan sukarela memberikan takhtaku."

"Lalu kau menjadi gelandangan, begitu? Jika iya, maka aku tidak mau menikahimu. Aku tidak mau hidup di jalanan." Ujar Jihoon. Hei, dia bukan gila harta. Ini namanya realistis.

"Pfft! Tentu tidak. Walau takhtaku turun, aku tetap bergelar pangeran. Hartaku tidak akan hilang. Aku sempat berkhayal jika aku bukan seorang Vampire. aku pasti bisa bebas menikahimu."

Jihoon menampilkan senyum tipisnya. Ia mengusap lembut punggung Yoshi.

"Yoshi.. kau benar-benar serius denganku?"

Tanpa berpikir dua kali pun, Yoshi sangat serius padanya. "Tentu saja! Kau pikir aku bercanda?"

"Lalu.. kita ini apa?"

"Manusia dan Vampire?" Ekspresi wajah Jihoon berubah masam. "Oh bukan? Lalu, manusia dan Dracula?"

Yoshi menahan tangan Jihoon yang melayang berusaha memukulnya. "Apa aku salah?"

"Ck. Jangan bertanya padaku! Tanya saja pada Hamtaro Hamtaro itu!" Si manis membalikkan tubuhnya. Tak lupa dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Haruto maksudmu?" Bodoh. Jihoon tidak mau meresponnya.

"Kau menyebalkan! Jangan ikuti aku!"

Jihoon pergi dengan menghentakkan kasar kakinya. Rambutnya bergerak-gerak menambah kesan lucu pada dirinya. "Tahan Yoshi. Dia belum menjadi milikmu, jangan terkam dia." Ujar Yoshi untuk dirinya.






.





"Kau tahu maksudnya?"

Haruto terkejut mendapati Yoshi yang tiba-tiba muncul di samping ranjangnya. Pemuda itu baru saja ingin tidur. "Maksud apa?"

"Jihoon mengatakan padaku 'Kita ini apa?', jelas aku mengatakan bahwa kami manusia dan Vampire."

Yang lebih muda melemparkan sebuah bantal padanya. "Argh! Kau ini! Setelah itu dia marah padamu?"

Mata Yoshi membulat. "Bagaimana kau tahu?" Haruto berancang-ancang ingin menendang Yoshi dari kamarnya.

"Kau belum menjadikannya sebagai pacarmu?"

Yoshi menggaruk kepalanya. "Apa itu pacar?" Bersyukurlah Haruto masih bisa bersabar. "Kau.. sungguh tidak tahu pacar itu apa? Bahkan Asahi yang cuek itu mengatahuinya."

Makhluk itu menggeleng kecil. "Huft.. baiklah. Pacar itu ketika dua orang menjalin hubungan yang lebih serius, lebih dari sekadar teman. Seperti kau menyatakan perasaanmu, lalu dia menerimanya dan dia juga mencintaimu. Digaris bawahi, harus kau nyatakan dengan kalimat 'maukah kau menjadi pacarku?' atau 'ayo menjalin kasih yang lebih serius.' Terserah padamu saja. Intinya, wanita maupun pria submisif lain membutuhkan yang namanya pengakuan. Jika tidak kau lakukan, maka ia merasa dipermainkan. Parahnya, ia akan meninggalkanmu dan mencari orang yang lebih serius padanya." Pemuda itu merasa sedang berpidato.

"Tidak! Tidak bisa! Aku tidak mau melihat Jihoon menikah dengan orang lain."

"Itu adalah masalahmu. Ini! Gunakan saja ponselku. Kau bisa mencari apapun disini. Sekarang aku ingin tidur. Jadi silakan keluar, Rajaku yang terhormat." Tak lupa Haruto menekan tiga kata terakhir.

Yoshi memilih keluar daripada terkena amukan dari sepupunya. "Pacar ya.." Ia menatap ponsel Haruto yang berada ditangannya.

"Hei, kau! Bagaimana caranya agar Jihoon menjadi pacarku?" Gelap. Ponsel itu tidak bereaksi.

Yoshi menepuk-nepuk ponselnya dan melompat terkejut mendapati layarnya menyala. "Benda apa ini?" Haruto lupa, ia hanya memberikan ponsel tanpa mengatakan cara menggunakannya.





.







Tubikontinyu.

Gimana harinya? Berjalan dengan baik?
Selama 2 minggu ini, atau mungkin hampir 3 minggu? Ayah gue dirawat inap. Lemes banget rasanya..

Crooked >> YoshihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang