11

2.2K 232 1
                                    

📌Sat., June 3, 2023





.





Mata Jihoon membulat ketika mendapati Junkyu yang tiba-tiba memuntahkan darah.

Gaeul menangis dalam diam. Tubuhnya masih terhipnotis.

Jika sudah begini, mau tak mau Yoshi menggunakan kekuatannya. Cafe tadi berubah menjadi hutan. Menyisakan mereka berlima, tanpa pengunjung cafe.

Jihoon memangku Junkyu. Berusaha untuk tetap tenang. "Bertahanlah Junkyu.. aku mohon. Hanya kau keluaga satu-satunya yang ku miliki."

Disisi lain, Yoshi menatap curiga pada Mashiho. Ekspresi pemuda itu seperti dibuat-buat.

"Uhuk.." Junkyu memegang tangan Jihoon. "Ma— Ma.. shi.." Lirihnya susah payah.

Mashiho mendekat. Junkyu merogoh koceknya, memberikan sebuah kotak kecil. "Aku.. mencintaimu."

"Jihoon.. hiduplah dengan bahagia." Mata indah itu tertutup. Jihoon menjeritkan tangisnya.

"TIDAK! BANGUNLAH KIM! Aku bahkan belum meminta maaf padamu.. Arghhh!"

Mashiho tertegun. Tidak tahu kenapa, hatinya mulai berdenyut nyeri.

"JUNKYU!" Hipnotis itu memudar. Gaeul berlari mendekati mereka. "Hiks.. maafkan aku. Aku tidak tahu jika yang ku racuni adalah kau."

"A-apa?" Jihoon melepaskan Junkyu, kemudian menampar Gaeul. "Kau meracuninya!?"

"Bukan mau ku. Tapi dia. Dia menghipnotis ku."

"M-mashi?"

Jihoon menatapnya tidak percaya. Teman yang selalu ia banggakan, ternyata berbuat jahat padanya.

"Kenapa, Mashi.. KENAPA?"

"Karena.." Ucapannya tercekat. "Karena aku juga ingin kalian merasakan kehancuran yang ku alami! Terutama kau, Yoshi!"

Alasan yang tidak logis menurut Jihoon. Jika ia memiliki dendam pada Yoshi, kenapa harus Junkyu yang mati?

"Aku.. aku.." Mashiho juga bingung. Ia pikir, jika Jihoon merasa kehilangan bertubi-tubi, maka pemuda itu akan bunuh diri. Dan Yoshi akan merasakan kepedihan sama sepertinya seribu tahun lalu.

"Sekarang kau puas?" Bunyi Yoshi.

Seharusnya ia puas. Namun kenapa hatinya berkata tidak? Mashiho menatap kotak yang diberikan Junkyu. Terdapat sebuah cincin di dalamnya. Sederhana namun terlihat manis.

Air matanya menetes. "Maafkan aku.. Junkyu."

Terlambat.

Racun yang digunakan Mashiho bersifat fatal. Racun itu meleburkan organ dalam milik Junkyu. Sangat mustahil jika ingin menghidupkan Junkyu kembali.







.





Karena kejadian memilukan yang ia alami, Jihoon dibawa ke istana Vampire. Agar lebih mudah diawasi, terutama oleh Jaehyuk. Vampire itu tidak bisa terlalu lama di dunia manusia karena kekuatannya yang lemah.

"Ayo, sesuap lagi. Ya? Ya?"

Jihoon tetap menutup mulutnya. Bukannya lapar, yang ia rasakan hanyalah mual. Tidak, tidak. Dia tidak hamil. Mungkin ini yang dinamakan maag.

Menyerah. Jaehyuk meletakkan kembali makanan milik Jihoon. "Jika kau merasa lapar, makan saja." Ia beranjak pergi. Mungkin Jihoon membutuhkan waktu untuk sendiri.

Sebelum benar-benar pergi, Jaehyuk menyembulkan kepalanya. "Jika kau butuh sesuatu, panggil aku atau Haruto. Ok?"

Blam.

"Huftt.." Si manis menghela napasnya.

Perlahan, Jihoon membuka kembali ponselnya. Mengenang foto-foto bersama keluarga kecilnya.

Tetes demi tetes air mata jatuh mengenai ponselnya. "Jihoon rindu kalian." Ia terus menggumamkan kalimat tersebut.

Tidak bisa. Ia harus segera menyadarkan dirinya. Junkyu pasti marah jika ia terus-terusan bersedih.

"Yoshi!"

Dalam sekejap mata, Yoshi muncul dihadapannya. "Butuh sesuatu, sayang?"

"Antar aku ke makam Junkyu!"








.







Yoshi menunggu dengan setia di belakang Jihoon. Pemuda manis itu sedang berdoa.

Mata Jihoon perlahan terbuka. Menyorotkan binar kesedihan yang sangat dalam.

"Junkyu.. terimakasih telah menjadi saudara terbaikku, tanpa memandang status siapa aku sebenarnya. Sekarang aku tahu kenapa kau selalu mendapatkan semuanya dengan mudah. Tuhan ingin kau menikmati hidupmu yang dirancang singkat olehnya. Aku tidak akan iri padamu lagi."

Jihoon terdiam cukup lama.

"Aku akan menepati janji untuk hidup bahagia. Aku akan berusaha untuk selalu tersenyum dan mensyukuri apa yang ku miliki. Aku berjanji padamu."

Ia kembali memberi jeda.

"Kau pasti sudah bertemu dengan ayah dan mama. Bagaimana keadaan mereka? Apakah baik-baik saja? Tolong katakan padanya bahwa aku sangat merindukan kalian. Aku akan menyusul jika waktunya sudah tiba. Tunggulah aku."

Ia berbalik badan dan tersenyum pada Yoshi. "Ayo jalan-jalan!"







.






"Wahhh!"

Jihoon berlari kesana-kemari. Menikmati angin dan pemandangan yang indah.

"Kau suka?" Yoshi terkekeh pelan.

"Hum! Tempat ini sangat cantik."

Syukurlah jika Jihoon menyukainya. "Ini tempatku dibesarkan bersama ibu." Langkah Jihoon terhenti. Ia tertarik untuk mendengar cerita Yoshi.

"Jika kau berjalan lebih jauh ke sana, maka kau akan menemukan sungai yang pernah ku ceritakan." Yoshi menunjuk arah kanannya.

Jihoon dapat melihat tatapan kosong dari mata kekasihnya. "Yoshi rindu padanya?"

"Sangat rindu." Jawab makhluk itu.

"Sini peluk Jihoon. Anggap saja Yoshi sedang memeluk ibu."

Dracula itu memeluknya dengan erat. Mereka menikmati matahari terbenam yang memperindah suasana.

"Aku mencintaimu, Jihoon."

"Aku lebih mencintaimu, Yoshi."









.










Tubikontinyu.
Kayaknya 2 chapter lagi tamat.

Crooked >> YoshihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang