huru hara

7.9K 792 122
                                    

Arion terbangun karena suara tangisan yang meledak, kepalanya pening karena terkejut dan juga efek alkohol yang ia minum.

Arion menoleh kesamping dengan memegangi kepalanya.

Singgih tampak sedang merengek karena badannya yang terasa sakit di setiap tempat.

" Shttt.. kenapaaa" Arion mencoba menenangkan.

" Kenapa pala bapakmu,, sakit ngentodd, Lo kagak kira kira sama anak orang.. dikiranya gue tahan banting apa, memang asu" Arion meringis pelan mendengar ocehan Singgih.

" Iya maaf, kemarin kan khilaf.. salah mu sendiri, masa dah punya pacar malah keluyuran sama cewek lain" Singgih menghentikan tangisannya seketika, ia menyedot kembali ingus yang hampir keluar.

" Kok Lo tau njing?" Tanya Singgih.

Arion menghela nafas, ia bangkit dan berjalan kearah lemari.

Jangan tanya ngapain, ke lemari ya ambil baju njing.. yakali ambil mobil.

Tak lupa juga meraih tisu yang ada di nakas.

Ia menghampiri Singgih setelah memakai pakaiannya.

" Diusap dulu ingusnya, baru ngomel" Arion menyeka ingus Singgih yang beleber sampe pipi.

Kalo aku sih malu ya.

Jijik sih kalo kata aku mahh.

" Mau makan ngga?" Tawar Arion.

Singgih mengangguk, yakali habis perang ngga dikasih makan.

" Yaudah ayo keluar" Arion hampir bangkit dari duduknya.

" Gue ngga bisa keluar, stress ngga baik buat bayinya" ucap Singgih.

Arion mengerutkan keningnya.

" Bayi apa?" 

" Gue" 

Arion diam mencerna perkataan Singgih, ia lalu tertawa.

" Gue akhir akhir ini sedih" ucap Singgih dengan wajah sok melas.

" Miskin sih makanya sedih, kalo kaya kan engga" 

Ya bener sih tap, yon by one?

Singgih merengut kesal.

Ia lalu menatap Arion dalam, melas, memohon.. walaupun matanya belekan.

" Lo tau gue ngga bisa bilang 'ngga' kalo lo liat gue kaya gitu" ucap Arion.

" Ya makanya gue liat lo kaya gini" Singgih menyengir.

" Yaudah mau makan apa?" Tawar Arion.

" Serah, yang ada aja" 

" Okee" Arion mengusak rambut Singgih sebelum melangkah pergi.

Beberapa saat kemudian Arion pulang dengan membawa beberapa kantung plastik, ia menghampiri Singgih yang terlihat sedang berbicara dengan seseorang di telepon.

Arion mengangkat plastik yang ia bawa.

" Bentar emak telpon"

Arion mengangguk dan mulai menyiapkan sarapan Singgih.

" Buat apa?" Tanya Singgih.

" Ya Lo pan tau, ponakan lo baru masuk SMA… duit masuknya gede, apalagi SMA nya paporit" 

" Singgih aja milih SMK biasa biar biayanya gampang, ehh sekarang malah suruh ngebiayain anak orang" keluh Singgih.

" Ya gimana lagi ngih, yang minta nenek Lo sendiri.. emak mana berani nolak" 

Jadi Babu Cogan Kaya Raya🚧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang