9

936 133 22
                                    

"Ini kayanya Pak Jiwa beneran ga jadi dateng deh,".

"Mungkin ada urusan kali ya..,".

"Kenapa gue jadi berharap beliau dateng,".

"Apaan sih, Gue kan cuman lagi nunggu bukunya,".

Bian terlihat sudah seperti orang gila saja, karena sedari tadi keasikan mendumel sendiri. Lagi keasikan mengomel, tiba-tiba disebelahnya ada orang duduk dan menaruh banyak buku yang ternyata adalah siapa lagi kalo bukan orang yang ditunggu sedari tadi oleh bian.

"Maaf ya Bian, saya barusan ada urusan dulu sama dosen lain. Kamu dari tadi udah lama disini?," Tanya Jiwa

"Iya pak, tapi gapapa kan saya juga dari tadi sambil ngerjain ini," Ucap Bian

"Syukurlah. Oiya ini bukunya sudah saya bawakan," Jiwa menaruh buku yang Ia bawa tepat dihadapan Bian

"Pak ini banyak banget," Ini beneran dosennya dari rumah membawa buku sebanyak ini hanya untuknya(?).

"Iya buat referensi kamu, mau saya bantu ga?" Tanya Jiwa kepada Bian memberi tawaran kepada mahasiswanya itu.

"Eum emang bapak ga ada urusan lain habis ini?" Tanya balik Bian kepada Jiwandra.

"Nggak ada," Kata Jiwa singkat dan dianggukin setuju oleh Bian.

"Oh iya sebentar, saya sudah carikan materi yang setelah ini bisa kamu masukan dulu ke dalam skripsimu itu," Kata Jiwandra yang sedang mencari buku yang ia bawa karena Jiwa sedikit lupa juga akan banyaknya buku yang ia bawa

"Nah ini bukunya ketemu, sebentar ya Bian,"

"Baik pak," Bian memperhatikan dosbingnya itu yang sedang serius mencari halaman dari buku tersebut.

Jiwa menyodorkan buku itu kearah Bian, "Nah ini kamu tulis yang ini, dari halaman yang awal sampai tengah sini aja. Yang lainnya nanti dulu, kamu ketik yang ini dulu ya. Nanti saya beri tau referensi untuk materi yang lain,". Bian sedikit terperangah akan dosbingnya satu ini yang sungguh membantunya dan juga mencarikan referensi untuknya(?). Bian bener-bener menatap penuh pancar ke arah dosbingnya itu.

Lalu Bian mengerjakan apa yang disuruh Jiwandra tadi. Ketika bian mau mulai mengetik di laptopnya, Tiba-tiba saja keyboard laptopnya tidak bisa buat mengetik. Gatau juga kenapa, aneh banget kan padahal dari kemarin masih sehat aja. Jiwa yang memperhatikan Bian seperti sedang kebingungan lalu mendekat ke arahnya.

"Kenapa Bian? Ada masalah?" Tanyanya.

"Ini pak laptop saya gatau kenapa ga bisa buat ngetik keyboardnya, ketikannya ga muncul di layar padahal tadi masih bisa," Ucap Bian sedikit panik.

Jiwa makin mendekat ke arah bian dan persis di sampingnya deket banget. Sampai nafas hangat dosbingnya ini terkena rambut Bian. Membuat Bian sejenak menahan napasnya, karena jarak dia dan dosbing nya ini sangat dekat sekali. Dikit aja Bian nengok kesamping, dahinya pasti sudah pasti kena bibir dosbingnya ini.

"Hmm sebentar ya Bian saya coba otak atik dulu," Ucap Jiwa yang masih berada diposisi yang sama.

'Ini dosbingnya bisa minggir dulu ga sih?' Kata Bian dalam hati, Jiwandra beneran tidak beranjak sama sekali. Membuat Bian hanya pasrah saja. Dan pandangan Bian lagi-lagi salah fokus dan tertuju dengan gelang yang dipakai Jiwandra. Beneran sama persis dengannya yang dikasih oleh Yovie waktu itu. Apa mungkin pak Jiwa ini sebenarnya suka koleksi gelang kaya gini ya makanya dia beli. tapi kata Yovie ini dia buat sendiri.. Tapi kok bisa sama persis kaya punyanya dosbingnya ini ya. Ini malah seperti Bian dan jiwandra memakai gelang couple.

"Bian kok melamun? Ini sudah bisa laptopnya," Ujar Jiwandra yang melihat mahasiwanya ini melamun entah memikirkan apa.

"Ee-eh? sudah bisa pak?"

Dosbing (Jyungbin/Woongsungz) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang