10

857 134 14
                                    

"Akhirnya bab ini selesai juga, tinggal bimbingan lagi aja," Ucap Bian sambil membereskan buku-bukunya yang terletak di atas meja yang sedang ia tempati, Bian sekarang sedang duduk seorang diri di taman belakang fakultasnya.

"Mana juga nih Kalan, Sky, sama Theo belum kesini juga huh,". Bian menyeruput minuman yang sedari tadi menganggur didepannya sambil mengecek handphone semisal mungkin ada chat dari ketiga temannya.

"Hahaha Ayah ayo tangkap aku kalo bisa"

Bian berhenti menyeruput minumannya.. barusan terdengar suara yang tak asing menurutnya, atau mungkin emng mirip aja kali ya(?).

"Ayah ga mungkin bisa kejar aku,"

Tidak salah lagi ini suara yang bian kenal, lalu Bian mencari asal suara itu yang terdengar dari arah belakangnya, dan dilihatnya seorang anak kecil yang Bian kenal sedang berlarian.

"YOVIE!," Anak kecil yang dipanggil oleh Bian itu langsung menoleh ke arahnya

"LOH KAKAK MANISS!!," Yovie yang merasa dipanggil langsung menghampiri Bian.

"Ngapain kamu kok bisa sampai sini?". Tanya Bian, namun belum sempet dijawab oleh yovie. Si kecil ini malah bersembunyi di belakang tubuhnya membuat Bian sedikit bingung.

"Ih ada Ayah, kakak tolong aku mau sembunyi," Kata Yovie yang sekarang sudah berada di belakang tubuhnya.

"Kakak manis diam yaa, Yovie mau sembunyi hihihihi," Yovie tertawa cekikikan karena berhasil menemukan celah untuk bersembunyi, ya walaupun sepertinya masih keliatan.

Bian melihat ke arah sekitarnya kalo ia tidak melihat orang sama sekali, malahan bian lihat di seberang sana terlihat dosbingnya yang seperti sedang kebingungan mencari sesuatu. Jiwandra yang merasa diperhatikan, langsung menengok ke arah bian yang masih menatapnya. Jiwandra lalu melangkahkan kakinya ke arah Bian.

"Bian sendirian aja disini?," Tanya Jiwa yang sekarang sudah berdiri di depan Bian duduk.

"Iya. Pak Jiwa sendiri emang lagi cari apa? Seperti kebingungan gitu? Mau saya bantu pak? Siapa tau saya bisa bantuin," Ucap Bian.

"Hm Kamu liat anak kecil ga? Cowok segini," Jiwandra membuat gestur tinggi badan anak kecil yang dimaksudnya itu sekitar seperut dirinya. Bian termenung sejenak, Bian merasa ada yang aneh dengan atmosfer saat ini. Yovie yang dibelakangnya mencengkram erat kemeja yang dipakainya. Gerak gerik itu terlihat oleh jiwandra.

Jiwandra lalu menuju ke arah belakang Bian dan menemukan seseorang yang sedari tadi ia cari, Bian mengikuti arah pandang Jiwandra yang menuju ke arah yovie.

"Ngapain kamu sembunyi disitu,". Kata Jiwandra, Yovie yang merasa sudah ketahuan oleh ayahnya kemudian pindah berdiri di samping Bian. Itu semua tak luput dari pandangan Bian sedari tadi, semakin membuat Bian merasa aneh.

"Hehehe halo Ayah!". Ucap Yovie dengan nyengir lucu dengan tanpa rasa berdosanya ke arah Jiwandra, sedangkan itu semua membuat Bian terkejut bukan main dengan mata yang melotot dan mulut yang terbuka menatap ke arah Jiwandra dan Yovie.

"HAH AYAH?!!".

****

"Saya beneran gak nyangka kalo yang dimaksud Yovie selama ini tuh kamu," Ucap Jiwandra dengan tangan yang sibuk sama setir mobilnya. Saat ini Jiwandra akan menuju ke apart Bian untuk mengantarkannya. Sedangkan dibelakang sudah ada Yovie yang sudah tertidur lelap karena kelelahan.

Jadi setelah mengetahui Bian adalah kakak manis yang dimaksud Yovie selama ini, Jiwandra membawa Bian untuk makan bersamanya sebagai tanda terimakasih karena juga untuk menepati janjinya kepada Yovie, walaupun awalnya Bian nolak karena dia merasa sedikit malu karena mengetahui kalo dosbingnya adalah Ayah dari Yovie.

Dosbing (Jyungbin/Woongsungz) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang