16. Châtiment

2.7K 193 3
                                    

Jantung Taeyong berdetak dengan kencang, ia sungguh takut. Tapi tak tega jika yang menerima hukuman adalah supirnya. Taeyong menghirup aroma tubuh Jaehyun yang maskulin sebagai penenang. Walau aura yang dikeluarkan Jaehyun sangat menyeramkan.

Suara pintu terbuka masuk ke pendengaran Taeyong. Taeyong mengeluarkan kepalanya dari ceruk leher Jaehyun. Ia ingin melihat ruangan yang ia dan Jaehyun masuki. Apakah kamar mereka berdua?

Tidak, kamar mereka tidak didominasi warna merah melainkan putih. Tapi kamar ini berwarna merah mulai dari pencahayaan sampai beberapa benda.

Taeyong suka warna merah karena dia suka bunga mawar yang bewarna merah. Ruangan ini sedikit Taeyong sukai karena terdapat warna kesukaannya.

Jaehyun menurunkan Taeyong di kasur, memposisikan Taeyong agar duduk di tepi. "Hyung tidak mengurung ku kan?" Cicit Taeyong.

Jaehyun tersenyum, bukan senyuman manis tapi senyuman iblis. Taeyong sedikit takut melihat senyuman itu, padahal ia sangat suka jika Jaehyun tersenyum karena ia bisa melihat dua dimpel Jaehyun. Tapi ini berbeda, aura yang dikeluarkan Jaehyun sangat mencekam ditambah rahangnya mengeras.

"Tidak, hyung punya hukuman menarik. Tentunya bisa membuat mu jera." Bisik Jaehyun di akhir kalimat nya.

"Buka bajumu." Titah Jaehyun dengan tegas, tak ada kelembutan sama sekali. Taeyong tentunya terkejut mendengar nada tegas Jaehyun yang jarang ia dengar kecuali saat Jaehyun marah.

"Cepat Jung Taeyong." Tekan Jaehyun saat Taeyong hanya diam bergeming.

Dengan perasaan tak enaknya, Taeyong membuka kancing kemeja biru mudanya itu. Sedangkan Jaehyun meninggalkan Taeyong diranjang. Ia sedang memilih barang di lemari.

Jaehyun tersenyum miring ketika mengambil suatu barang kecil yang menurutnya cukup untuk membuat Taeyong jera. Ia sembunyikan benda kecil itu di balik tubuh tegapnya. Jaehyun menghampiri Taeyong, ia duduk di belakang tubuh si manis.

"I love you Jung Taeyong."

"Sshhh HYUNG SAKITT!!" Teriak Taeyong. Ia mulai memberontak tapi tubuhnya dipegangi oleh tangan Jaehyun.

"Diamlah sayang, jangan terlalu banyak bergerak. Nanti hasilnya tidak bagus." Ucap Jaehyun dengan lembut. Yang mana cukup menyeramkan di telinga Taeyong.

Srett..

"AWWW HYUNG PERIH!" Air mata Taeyong mulai menetes. Rasa sakit dipunggung nya sangat membuat dirinya menderita.

"Diam." Bentak Jaehyun.

Taeyong terisak, tenaganya terkuras. Punggungnya perih, sangat perih. Jaehyun tersenyum bangga melihat punggung Taeyong yang terukir insial namanya dengan pisau kecil yang ia ambil dari lemari tadi.

"HYUNG SAKIT, HENTIKAN.. YONGIE MINTA MAAF!!"

"Sebentar lagi sayang."

Taeyong menggigit bibirnya untuk menahan teriakan nya. Tenggorokannya sudah kering. Wajahnya memerah karena menangis. Jaehyun sangat kejam jika sedang menghukum nya, bahkan Yunho tak dapat menolong dirinya.

"Selesai."

Ucapan yang Taeyong tunggu-tunggu. Badannya lemas karena terlalu lama menangis, suatu kelemahan Taeyong.

"J untuk Jaehyun dan t untuk Taeyong. Oh ada yang kurang, bukankah kau suka bunga mawar berwarna merah sayang? Seperti nya indah jika aku junga membuat dua bunga di punggungmu."

Gila.

Taeyong menggeleng lemah. "J-jangan.. ini sudah sangat sakit." Ucap Taeyong diselingi isakan.

"Tak ada hukuman yang enak sayang." Jawab Jaehyun lalu mengecup pipi Taeyong dari belakang.

Jaehyun kembali melihat karyanya di punggung Taeyong. Indah, pikirnya. Sebuah ide gila melintas dalam pikirannya. Jaehyun mendekati punggung Taeyong lalu menjilati ukiran huruf yang berada disana. Mencicipi rasa darah Taeyong yang keluar dari ukiran tersebut.

Lagi-lagi Taeyong menjerit saat Jaehyun menjilati lukanya. Perih di punggungnya terasa berkali-kali lipat. Taeyong mencengkeram kuat seprai yang dibawahnya untuk menyalurkan rasa sakit.

Jaehyun menyeka sudut bibirnya yang ada sedikit darah. Ia memuji darah Taeyong yang sangat manis. Mungkin jika ia vampir, darah Taeyong akan habis diminumi olehnya.

"Hyung sudah, sakit. Punggung yongie sakit." Rengek Taeyong.

"Ingin mengulanginya lagi?"

"Tidak akan." Lirih Taeyong.

" Lirih Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hantise De L'amour | Jaeyong [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang