Lama termenung seorang diri di tempat semula, Crystal berdiri menyeka keringat yang bercampur air mata di wajahnya.
Hari sudah mulai malam area gudang yang angker semakin menambah kesan mistis di dalam nya.
Crystal memeluk tas nya erat menutupi baju nya yang sobek di depan. Karena cahaya yang temeram seperti ini membuat langkah kakinya tidak hati-hati.
Kaki nya kembali tersandung.
"Mengapa kau sangat ceroboh?"
Crystal mengerjapkan matanya, astaga dia baru sadar jika seseorang sedang menahan pinggang nya sekarang.
"A-aku." Crystal tak tau harus mengucapkan apa perasaan nya sangat tak menentu.
Ernest.
Lelaki itu mengambil sweater yang ada di dalam tas menyerahkan nya pada Crystal.
"Pake."
Tanpa berniat membantah, Crystal mengambil, dan mengenakannya. "Terima kasih. "
Setelahnya hening, tidak ada yang berniat membuka suara di antara mereka.
"Apakah tidak ada yang ingin kau bicarakan? "
Ernest menatap wajah gelap Crystal, sangat jauh berbeda dengan wajah yang dia lihat sebelumnya.
"Apa yang membuat mu harus menyamar? " Ernest semakin mendekati mata yang kini tidak terhalang apapun itu.
Crystal mengalihkan penglihatan nya.
"Ku rasa itu bukan urusan mu. "
Ernest menyeringai. Wajah tampan nya kini menunjukkan sedikit ekspresi rumit yang tidak mudah di tebak.
^^^•^^^
Plak!
Suara tamparan menggema di rumah besar itu, rumah yang kini sudah di dekorasi menjadi tempat ulang tahun adiknya.
"Kau sangat menjijikkan! Tidak pulang ke rumah rupanya kau sudah menjadi jalang yang liar. " Crystal meringkuk di bawah kaki Davin.
Badannya sudah penuh lembam akibat kekerasan yang di lakukan oleh ayah angkat nya itu.
"A-aku bukan jalang. "
Plak!
"Lalu apa tadi? Kau pulang larut bersama seorang lelaki! Kau pasti sudah melayani nya kan?! Cih! Menjijikkan saya juga harus memberikan hukuman yang setimpal karena kau tidak membantu persiapan ulang tahun putriku." Davin melayang kan kakinya ke arah Crystal, menendang tubuh kurus itu hingga Crystal terjengkang ke belakang.
"M-maaf."
"Saya tidak sudi menerima nya. Sekarang ikut saya. " Lelaki paruh baya itu menarik tangan Crystal agar mengikuti langkah nya.
"Aku minta maaf tolong jangan di hukum. Aku janji ngga akan membuat kesalahan lagi. " Crystal berusaha menahan langkahnya. Dia sangat takut sekarang, ingatan dulu saat di beri hukuman oleh Ayah nya kini bermunculan membuat rasa trauma itu kembali.
"Diam!"
Bruk!
Tanpa perasaan Davin menghempaskan tubuh Crystal di gudang paling belakang yang sangat jauh dari kediaman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL [Completed]
FantasyBerawal di hari ulang tahun nya yang ke 20 dia, Crystal gadis yang sudah di takdirkan akan mewarisi kekuatan Sang dewi itu mulai menjalani kehidupan yang tak lagi sama. Hari-hari nya yang monoton, pembullyan, kekerasan dalam keluarga yang dulu di r...