BAB 7 : kemalangan Crystal

6 2 0
                                    

Lelaki dengan  wajah setenang air, mata sekelam malam dan bibir yang bergaris lurus,  itu mengangguk malas saat satu temannya tak berhenti berceloteh entah lah dia sebenarnya tak terlalu mendengar kan nya. Karena yang ada dalam pikiran nya sekarang  hanyalah,  siapa gadis itu sebenarnya?

Gadis yang memiliki aura tak biasa, dia bisa merasakan. Aura itu seperti  memberikan ketenangan kepada nya, seperti  memberikan perlindungan atas hidupnya dia merasa ada sesuatu yang aneh, sebuah  perasaan  hangat yang tidak pernah  dia rasakan.

Ernest memandang  pemandangan yang tersaji di depan balkon apartemen nya, fokusnya masih di kepalanya, dari tangan, sentuhan itu seperti menyengat kan aliran listrik yang menghantarkan kehangatan. Ernest masih merasakan nya sampai saat ini.

Matanya memancarkan kerumitan, fikiran nya sangat berisik saat ini, Ernest  mencoba tetap tenang. Karena gadis itu sudah hadir maka, tidak ada pilihan bagi Ernest. Perasaan yang hangat, serta jiwa yang utuh saat ikatan itu mengerat, Ernest harus lebih berhati-hati lagi mulai sekarang.

Apapun bisa terjadi,  dan dia tidak mau ada yang mendahului nya.

"Gimana?" Merasa berbicara sendiri, lelaki itu menepuk pundak orang yang menjadi bahan obrolan nya.

"Gimana, mau kan?" tanya nya.

"Apa?" Dengan wajah tenang, Ernest hanya menaikkan sebelah alis nya tanda bertanya.

"Kau tidak mendengarkan ucapanku?" Melihat gelengan kepala dari Ernest lelaki itu mengelus dadanya sabar.

"Seperti nya tuhan sedang menguji ku karena mendapatkan teman seperti mu Ernest."

"Memangnya kau temanku?" Lelaki itu beranjak dari balkon nya, membiarkan  lelaki yang berbicara dengannya tadi semakin merasa kesal.

"Sialan! Kau mau kemana?"

Ernest  mengenakan jaket nya, mengambil kunci mobil dan menoleh ke belakang saat temannya bertanya. "Aku mempunyai urusan."

^^^♧^^^

Memandang banyaknya manusia yang sedang berlalu lalang dari balik jendela,  Crystal termenung di dalam ruangan itu seorang diri. Davia hari ini tidak masuk kuliyah katanya ada urusan penting dengan keluarga nya.

Untuk menghindari banyak orang Crystal memilih menyendiri di dalam perpustakaan, dirinya hanya merasa tidak aman saat tidak ada Davia.

Mengingat kejadian kemarin, Crystal kembali termenung bagaimana bisa perkataan Ernest  kemarin benar terbukti, awalnya Crystal kira lelaki itu hanya berniat meninggalkan nya sendiri di hutan gadis itu sempat panik saat di tinggalkan oleh Ernest,  namun ternyata  setelah kepergian lelaki itu, kunang-kunang yang banyak di sana membentuk jalan memanjang menerangi sekeliling hutan, Crystal tidak bisa mencerna semuanya, mengapa bisa hewan itu menuruti perkataan Ernest?

Sebenarnya siapa lelaki itu?

Ada banyak sekali pertanyaan di dalam kepalanya saat ini. Crystal yakin bahwa  Ernest bukan hanya seorang manusia biasa, maksudnya lelaki itu mungkin punya kelebihan yang hanya di miliknya. 

Berbicara dengan hewan? Mengendalikan hewan?

Crystal  menggeleng kan kepalanya tak habis fikir dengan otaknya. Benarkah Ernest bisa melakukan itu?

Bruk!

Suara hantaman keras pada meja yang berada di depannya membuat Crystal terlonjak kaget.

Gadis itu melihat seorang lelaki dengan tubuh tinggi, di belakangnya terdapat tiga lelaki lain dan dua orang perempuan yang memandang rendah Crystal.

"Mengapa seorang gadis gila masih berada di sini? Bukankah seharusnya  dia di rumah sakit jiwa?" Lelaki tadi yang memukul meja dengan tangannya berucap menyindir.

CRYSTAL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang