Ernest memarkirkan mobilnya di perkiraan, lelaki dengan badan tingginya itu keluar dari mobilnya. Sorot mata elang nya memindai sekitar dia tidak menemukan seseorang yang mengajak nya bertemu di sini.
Satu hal yang paling Ernest benci, dia tidak suka menunggu! Apalagi sesuatu yang tidak penting seperti ini. Namun Ernest tetaplah Ernest, lelaki itu sangat pandai menguasai ekspresi. Wajahnya tidak pernah menunjukan emosi yang kentara.
"Ernest, maafkan aku membuat mu menunggu. Aku tadi memiliki urusan lain yang sangat penting tidak bisa di tinggalkan." Gadis cantik berambut panjang dengan bandana berwarna merah nya itu tertunduk, dia seperti nya menyesal membuat Ernest menunggu.
"Tugas bagian ku sudah ku selesaikan, hanya bagian kau lagi yang belum." Gadis itu membuka tasnya, mencari benda yaang akan di berikan pada Ernest. "Ini flashdick nya kerjakan dengan benar yah."
Ernest hanya mengangguk, tangannya mengambil benda itu lalu memasukan nya ke dalam tas hitam miliknya. "Terimakasih atas kerja samanya Alexa." Gadis bernama Alexa itu kini menggigit pipi dalamnya dia sungguh tak menyangka akan mendengarkan suara milik Ernest.
Lelaki itu memiliki suara yang sangat menawan, Deep voice nya gila.
Alexa rasa dia akan meleleh jika terus berada di sana.
"Tidak masalah Ernest, jika ada tugas kelompok lagi aku akan dengan senang hati menjadi patner mu." Jika di lihat Alexa sebenarnya sangat cantik, baik wajah maupun badannya sempurna dia juga terlahir dari keluarga kaya raya apapun bisa di dapatkan, kecuali Ernest.
Gadis itu sudah mulai jatuh hati pada pesona Ernest dari awal mereka kenal sampai sekarang. Caranya mendekati Ernest terlihat biasa saja dia tidak ingin di anggap gadis agresif jika terlalu menunjukkan rasa sukanya.
Tentunya Alexa sadar jika yang mencintai lelaki itu bukan hanya dirinya, banyak sekali tapi dia percaya dari sekian banyak yang mendekati Ernest hanya dia yang paling dekat dengan nya, Ernest tidak pernah mau pada gadis yang terlalu agresif, itu yang di lihat Alexa, tentunya gadis itu akan terus sedikit demi sedikit masuk ke dalam kehidupan Ernest.
Lelaki itu kembali menganggukan kepalanya, "Aku mempunyai urusan lain, sepertinya aku akan pulang duluan."
Alexa mengangguk, memang sangat susah rasanya ingin lebih lama berdua dengan lelaki itu, Alexa merasa sangat sulit menggapai Ernest.
"Yasudah, hati-hati di jalan Ernest. " Dengan senyum manisnya Alexa melambaikan tangannya. Sementara Ernest hanya meresponnya dengan anggaran kepada.
^^^♧^^^
Memilih duduk di pinggir jalan, Crystal rasanya tak lagi berharap apapun.Sekarang perutnya sangat lapar dari pagi dia belum memakan apapun dan mungkin saat ini waktu sudah hampir jam tiga sore, badannya terasa sangat lemah. Sungguh!
Kembali, suara mobil terdengar di kupingnya. Crystal hanya mendongak melihat tanpa niat meminta bantuan lagi. Biarlah dia terlihat seperti pengemis, sukur-sukur jika orang itu memberikan sedikit makanan padanya. Jika tidak palingan mereka hanya akan menganggap Crystal sebagai orang gila.
Jika di fikir-fikir mana mungkin mereka akan menghentikan mobilnya di tengah hutan apalagi saat melihat Crystal yang seperti orang gila?
Siapa pun akan mengira Crystal sebagai orang gila dengan keadaan seperti itu, atau mereka akan berfikir Crystal adalah orang jahat mungkin lebih tepatnya begal.
Jadi percuma saja Crystal berteriak-teriak meminta bantuan yang ada mereka akan ketakutan karenanya.
Tak pernah di sangka mobil yang tadi hanya terdengar suaranya kini sudah berhenti di depan matanya. Crystal yang duduk dengan kepala tertunduk otomatis mengangkat kepalanya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL [Completed]
FantasiBerawal di hari ulang tahun nya yang ke 20 dia, Crystal gadis yang sudah di takdirkan akan mewarisi kekuatan Sang dewi itu mulai menjalani kehidupan yang tak lagi sama. Hari-hari nya yang monoton, pembullyan, kekerasan dalam keluarga yang dulu di r...