"Kau tahu waktumu sudah hampir dekat dengan kematian?!"
"Sebentar lagi! Sebentar lagi permata kristal itu akan segera muncul!!"
"Jangan membuang waktumu!"
"Dirimu adalah seorang monster mengerikan! Kau bukan manusia, kau tidak mempunyai hati mengapa kau hidup!"
"Hahaa aku tau, kau hidup untuk membunuh orang lain bukan?"
"Kau memang seorang monster yang sangat mengerikan Ernest !"
"Aargghhh!"
Lelaki yang sedang tertidur di sofa itu berteriak nyaring, keringat dingin mulai membasahi leher dan dahi lelaki itu, dengan mata yang masih setia terpejam bibirnya menggigil dia terlihat gelisah dalam tidur nya.
Mimpi buruk itu kembali lagi.
Suara-suara sialan itu selalu mengganggu tidur nya seolah memang menghantui nya setiap malam. Tidak ada satu malam pun yang membuat Ernest tidur dengan damai, dia sungguh tersiksa.
Badannya menggigil kedinginan, hawa tubuhnya meningkat drastis sangat panas lelaki itu sedang demam sekarang.
Jam sudah menunjukan pukul dua malam, hawa dingin semakin menyiksa Ernest, seolah masuk menggerogoti daging dan tulangnya.
"Ernest! Kau baik-baik saja?"
Itu suara milik Crystal, gadis itu terpaksa menginap di apartemen Ernest saat Crystal tidur lelaki itu membawanya ke apartemen nya. Ernest tidak mengetahui rumah Crystal dan gadis itu pun sedang tertidur lelap.
Crystal terbangun di tengah malam seperti ini karena merasa pegal tidur terlalu lama, awalnya saat dirinya bangun tadi Crystal sempat terkejut mendapati dirinya bangun di tempat asing, karena penasaran dan rasa haus dia beranjak dari tempat tidur nya ingin memastikan rumah ini milik siapa dan mengisi perutnya yang kosong.
Namun saat tiba di ruangan lain, Crystal melihat Ernest yang berteriak dan terlihat gelisah dalam tidur nya, gadis itu segera menghampiri pemuda itu, menempelkan tangannya pada dahi cowok itu untuk mengukur suhu tubuhnya.
"Yaampun! Mengapa sangat panas?" Crystal segera menarik kembali tangannya dari wajah itu.
Crystal merasa bersalah sekarang, Ernest demam mungkin karena dirinya tidur di luar dengan tidak mengenakan selimut sebagai penghangat. Lelaki itu juga sudah menolong Crystal, padahal dia hanyalah orang asing yang bahkan tidak dikenalinya.
Dengan inisiatif Crystal mencari letak dapur, gadis itu mencari air hangat dengan handuk kecil. Dia akan mengompres Ernest.
Maka dengan telaten Crystal mengusap terlebih dahulu wajah dan area leher pemuda itu yang sudah sangat basah oleh keringat nya. Setelah itu dia menempelkan handuk itu pada dahi Ernest.
Bergerak cepat mengambil selimut dari kamarnya Crystal membungkus tubuh Ernest dengan selimut.
Melihat raut wajah lelaki itu yang masih saja gelisah, Crystal merasa sangat tidak tega. Selalu saja seperti itu! Gadis itu memiliki hati yang terlalu lembut.
Tangannya mengusap peluh yang membanjiri dahi pemuda itu dengan pelan, sebisa mungkin tidak mengganggu tidur Ernest.
Diusapnya pipi itu dengan lembut, sungguh Crystal pun tidak sadar dengan apa yang dia lakukan sekarang ini, itu semua di luar perkiraan nya. Katakan saja dia lancang menyentuh wajah orang tanpa ijin tapi saat melihat wajah damai pemuda itu, Crystal semakin tak tega menjauhkan tangannya.
Pelan-pelan hembusan nafas itu kembali teratur, Crystal bernafas lega melihat nya.
Waktu semakin larut, tanpa di minta mata cantik gadis itu pun mulai sayu dia sudah tidak bisa menahan kantuk nya lagi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL [Completed]
FantasiBerawal di hari ulang tahun nya yang ke 20 dia, Crystal gadis yang sudah di takdirkan akan mewarisi kekuatan Sang dewi itu mulai menjalani kehidupan yang tak lagi sama. Hari-hari nya yang monoton, pembullyan, kekerasan dalam keluarga yang dulu di r...