Akhirnya, hari yang sudah di nantikan sejak kemarin kini tiba, setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang dengan sedikit rintangan memasuki area perkembangan yang letaknya cukup jauh dari jalan raya, kini Crystal bersama dengan rombongan mahasiswa lain sudah sampai di tempat tujuan.
Gadis itu mengenakan setelan berwarna hitam dengan rambut yang sengaja di satukan oleh ikat rambut, memperlihatkan setiap sisi kulit wajah nya yang begitu mempesona.
Beres menyelesaikan pendirian tenda dan mengemas barang-barang nya, mereka duduk beristirahat di bawah pohon dengan beralaskan rumput hijau yang bersih sejauh mata memandang.
"Beruntung nya aku ikut kalau tidak, aku tidak akan menikmati momen damai ini." Lia menyenderkan tubuh nya pada batang pohon yang berukuran sedang.
"Huh, hanya saja mengapa Ily tidak bisa ikut?"
"Dia baru saja pindah kampus, masih banyak urusan dengan berkas perpindahan nya," jawab Crystal memberitahukan perihal mengapa lelaki yang di taksir teman nya itu tidak mengikuti kegiatan ini.
"Rasanya aku ingin tidur di sini." Davia memejamkan matanya sejenak.
Udara di sini sangat sejuk sangat berbeda dengan di kota tempat tinggal nya yang terasa panas.
"Apa kalian butuh air?" Mereka menengok kearah pemuda dengan baju polos berwarna putih di sana.
"Kau sedang berjualan?" Memang, Davia dengan prasangka buruknya tidak bisa di pisahkan.
"Aku menawarkan minuman bukan menjual nya, jika tidak mau ya sudah." Alfan, lelaki itu hendak pergi membawa kembali barang nya.
Melihat itu Davia dengan cepat mengambil minuman nya sebelum hilang. "Aku hanya bercanda."
"Sudah, duduk Alfan apa kau tidak lelah dari tadi terus berkeliaran? Yang lain saja sedang bersantai." Crystal melihat semua orang yang memang sedang istirahat, banyak yang hanya berdua entah itu dengan teman, pacar, atau bersama rombongan nya bercanda menghabisi hari ini dengan bahagia.
Alfan mendudukkan dirinya di samping Davia. "Aku sedang mencari teman."
"Teman mu yang tampan itu kemana?"
"Dia tidak mungkin mengikuti kegiatan seperti ini." Alfan meminum air yang di bawanya.
"Mengapa?" Crystal menoleh, tanpa sadar menantikan pertanyaan Davia yang di tunjukkan kepadaku Alfan.
"Dia sangat tidak suka keramayan."
Davia hanya mengangguk paham.
Sementara di sisi lain gadis yang mengenakan bandana berwarna biru itu tengah merencanakan sesuatu yang licik bersama seseorang.
"Apa cara ini akan berhasil?"
"Tentu saja, kau tidak perlu khawatir, Ressie aku sudah mengatur nya.
Sementara gadis itu hanya menganggukkan kepala tanda setuju.
•••
Suara canda tawa berasal dari mereka yang kini tengah asik dengan kegiatan api unggun dan bakar jagung kegiatan hangat yang di lakukan di alam terbuka bersama teman-teman ternyata sangat berpengaruh pada hati Crystal.
Gadis itu bahagia bisa berasa di antara mereka, hidup damai tanpa cemoohan dan tekanan yang dulu pernah iya dapatkan.
"Apakah besok kita sudah harus pulang?" tanya, Lia rasanya tidak rela hanya merasakan ketenangan ini sebentar.
"Jika kau tidak ingin tertinggal ya pulang." Davia mengemasi jagung bakar nya, berniat memakan itu di dalam tenda.
"Udara sudah mulai dingin, sebaiknya kita kembali ke dalam tenda," ujar Lia memberitahukan pada Crystal agar mereka segera kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL [Completed]
FantasiBerawal di hari ulang tahun nya yang ke 20 dia, Crystal gadis yang sudah di takdirkan akan mewarisi kekuatan Sang dewi itu mulai menjalani kehidupan yang tak lagi sama. Hari-hari nya yang monoton, pembullyan, kekerasan dalam keluarga yang dulu di r...